29: Kejutan Lagi

1.1K 130 50
                                    



Warning: ada sedikit candaan 18+

***

**

*


Kepala Bangchan kini mendongak, menjelajah seluruh bangunan setengah jadi dengan dua matanya. Dia perhatikan tiap bangunan yang sedang disempurnakan oleh para petugas konstruksi. Kertas berisi desain bangunan terpampang lebar di tangannya.

Tenggat waktu proyek ini hampir selesai, tapi masih banyak yang harus dikurasi. Kemarin proyek sempat tersendat karena cuaca yang tak mendukung. Hujan deras disertai kilat menyambar terus mengisi suasana lokasi proyek. Tanah becek, bangunan licin, dan juga hujan yang membuat badan basah kuyup tentu saja berbahaya. Para petugas konstruksi diminta untuk berhenti bekerja demi keselamatan mereka sendiri. Nyawa lebih berharga ketimbang apa pun.

"Apa bisa selesai dua bulan lagi?"

Itu suara Jaebum, kolega Bangchan untuk proyek kali ini.

Bangchan mengembuskan napasnya. Dia tak begitu yakin kalau dua bulan selesai. Masih cukup banyak detil kecil yang harus dikerjakan. Justru detail kecil finishing seperti pewarnaan, pemasangan kaca pelindung anti radiasi, dan pembersihan sisa-sisa alat bangunanlah yang sering menjadi masalah dan alasan mengalirnya komplen.

"Kita harus bisa. Jika semua bekerja maksimal, kurasa bisa selesai."

Bangchan yakin pekerjaan ini akan selesai; tidak mudah, tapi pasti bisa selesai. Mungkin nanti akan ada penambahan jam kerja jika para pegawai setuju. Yang jelas tak mungkin menambah jumlah pegawai, karena honor sudah ternominalkan. Tak mungkin juga dia menunda tenggat waktu, kontrak wanprestasi bisa menjadi catatan buruk karirnya.

"Bbaaang!!"

Mata Bangchan terbuka lebar, terbelalak. Dia menoleh ke sumber suara dengan cepat. Saking cepatnya, bunyi tulang leher bisa terdengar. Itu suara Hyunjin. Dia tampak lucu menggunakan helm proyek dan langkah tertatih. Perutnya yang membuncit menghalangi pandangan akan jalanan yang dipijaknya.

"Hyunjin!" Jaebum berteriak dan langsung berlari menghampiri Hyunjin yang membawa tentengan di tangan kanannya. Tangan kirinya memegang pinggang bagian belakang, seolah menopang tubuhnya yang sangat berisi.

Setelah sadar dari rasa takjubnya, kini Bangchan melangkah menghampiri Hyunjin. Dia membiarkan Jaebum mengambil alih tentengan yang Hyunjin bawa. Setelah itu Bangchan menyodorkan tangan kirinya, menawarkan Hyunjin untuk bergelayut.

Dengan Cepat Hyunjin merangkul tangan kiri Bangchan, separuh bergelayut untuk membantunya berjalan.

"Ada apa, Hyunjin?"

Pertanyaan Jaebum berhasil mewakili isi kepala Bangchan. Dia bingung melihat Hyunjin tiba-tiba datang ke lokasi proyek. Dia tak mau Hyunjin merasa tak nyaman. Lokasi proyek ini begitu panas dan berdebu, sungguh tak bagus untuk Hyunjin dan calon malaikat kecil mereka.

Hyunjin hanya tersenyum. Dia menurut, mengikuti ke mana pun Bangchan membawanya.

"Aku membawa makan siang untuk suamiku. Dia terburu-buru pergi tadi, tak sempat menungguku untuk mengemas kotak bekal."

Telinga Bangchan memerah. Alasan kedatangan Hyunjin membuatnya merasa spesial. Jantungnya berdetak hebat, rasa hangat menjalar. Ini bukan karena lokasi proyek panas, tapi ini karena Hyunjin; Hyunjin yang kini menggenggam tangannya erat, Hyunjin yang tersenyum manis sekali, dan Hyunjin yang mau membaur dengan tempat kerja Bangchan. Sungguh Bangchan benar-benar merasa dicintai, dan itu membuatnya sangat amat bahagia.

[✓] Chanjin ―  Alexithymia LoveWhere stories live. Discover now