XX

844 147 375
                                    

Happy reading...

(Choi Sooyoung)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Choi Sooyoung)

"Benar tidak apa-apa ?" tanya Seokmin cemas sesampainya di depan gerbang rumah Yuna.

"Hm" jawab Yuna.

"Yuna"

Yuna yang sudah akan masuk kembali berbalik.

"Aku hanya ingin mengatakan jika aku selalu berada disini" ungkap Seokmin.

Dalam beberapa saat Yuna terdiam. Ia tersenyum samar.

"Terimakasih. Kau teman yang baik" ucapnya.

Senyuman terbit di wajah Seokmin.

"Bagaimana jika perasaanku padamu lebih dari teman ?"

"Maka kau harus menghilangkan perasaan itu" jawab Yuna.

Seokmin tetap berada disana sampai Yuna masuk ke dalam rumah.

"Aku tidak sebaik yang kau kira Yuna" gumam Seokmin berganti senyum miris.

***

Pak Suk-young terkejut bukan main ketika ia tahu siapa yang menjenguknya sekarang.

"Appa" ucap Eunha.

Pak Suk-young hanya diam menatap Eunha. Ia sangat merindukan putrinya tapi ia sama sekali tidak mengharapkan kedatangannya. Ia tidak ingin putrinya melihat dirinya dalam keadaan seperti ini. Namun yang ia lihat sekarang bukan mimpi. Putrinya, Jung Eunbi, kini berada di hadapannya.

"Aku tidak tahu jika ternyata appa selalu memperhatikanku dari jauh selama ini. Aku kira appa tidak peduli padaku", Eunha akhirnya berbicara setelah mereka hanya diam selama beberapa saat.

"Eommamu tidak akan pernah mengizinkanku untuk bertemu denganmu dan aku terlalu malu untuk menemuimu, setelah apa yang aku lakukan pada kalian...maaf" ungkap Pak Suk-young.

Keduanya kembali terdiam.

"Aku sudah mengetahui semuanya"

Pak Suk-young mendongak. Tentu ia sudah tahu, itu mengapa putrinya berada disini sekarang.

"Siapa yang memberitahumu ?" Tanya Pak Suk-young pelan.

"Tidak penting siapa yang memberitahuku" balas Eunha terdengar dingin.

"Kenapa appa melakukannya ? Kenapa appa membunuh ibu Yuna ?!", suara Eunha bergetar.

"Appa tidak punya pilihan lain", hanya itu yang bisa Pak Suk-young katakan. Ia tidak sanggup.

"Untuk melindungiku ? Appa menjadi pembunuh untuk melindungiku ? Tidakkah appa berpikir itu akan membuatku merasa bersalah ?"

"Tidak, itu semua bukan salahmu" sanggah Pak Suk-young cepat.

ANTAGONISTWhere stories live. Discover now