8. Hanya Cerita?

10.4K 1K 152
                                    

Keluarga Kita

***

"Selesai..."

Beberapa pasang mata mengerjap cepat mendengar itu. Sang bocah yang baru saja menyelesaikan ucapannya tersenyum riang. Tangannya membentang bersamaan kata 'selesai' keluar dari bibir mungilnya.

Dua orang dewasa yang ada disana masih berusaha mencerna. Satu lainnya bertepuk tangan heboh mengakhiri cerita panjang yang diceritakan kembarannya. Lantas mengacungkan dua jempol kecilnya. Poni dua anak itu bergerak naik turun saat keduanya bangkit dan meloncat girang diatas ranjang.

"Lho, hanya sampai situ ceritanya?" Tanya sang ibu.

"Iya, sampai situ saja." Si kecil bergerak memeluk leher ibunya. Mendusalkan kepalanya dileher sang ibu. "Nana kan capek. Jadi sampai situ saja."

Renjun menepuk gemas pantat bayinya. Anak yang akan berusia lima tahun dalam dua bulan itu begitu pintar menyita perhatian ayah dan ibunya. Dalam keadaan itu, Renjun hanya mampu terkekeh ringan. Ada saja kelakuan putra-putranya. "Masa sampai Amma pingsan saja. Setelah itu apalagi? Amma kan ingin tahu," ucapnya.

"Habis itu Ayah menggendong Amma dan membawanya ke rumah sakit," balas si kecil Jaemin. Tubuhnya sudah duduk kembali setelah sang ibu menurunkannya. Pandangannya berbinar polos saat beradu dengan ayah ibu.

"Kenapa Nono sama Nana nakal dicerita itu? Kasihan kan Amma jadi pusing," keluh Jaehyun. Mereka duduk bersila berhadapan diatas ranjang. Lampu yang menyala hanyalah lampu tidur. Cahaya remang-remang itu adalah hal yang paling disukai keluarga kecilnya dimalam hari. Ia dan istrinya akan dengan senang hati mendengarkan cerita panjang lebar kedua putranya sebelum tidur.

Seperti tadi contohnya. Kedua bocah itu meminta mereka mendengarkan cerita selama kurang lebih dua jam. Bocah itu dengan semangat menceritakan pertumbuhan mereka di masa remaja. Hanya karangan belaka tentunya, dibumbui dari beberapa pengalaman nyata ayah dan ibunya.

Jaehyun sempat tertawa saat mendapati pernyataan nyeleneh anaknya. "Ayah dan Amma tidur bersama dikamar, sedangkan Nana dan Nono dititipkan dirumah nenek." Sebenarnya bukan kali pertama ia mendengar kata-kata putranya yang suka seenaknya. Bahkan Jeno dan Jaemin ingat apa saja yang membuat Jaehyun pusing saat mereka masih dalam kandungan, mungkin karena terlalu sering mendengarkan cerita ibunya.

"Kenapa juga Amma harus dipisahkan tiga bulan dari Ayah?" Jaehyun kembali heran.

"Hehe..." Jaemin menarik senyum lebar hingga deretan gigi susunya terlihat. "Tidak tahu, Nana kan hanya mengarang, Ayah."

Jeno dengan kesadaran menipis mulai merangkak menuju pangkuan Ayahnya. Berbeda dengan Jaemin yang masih penuh terisi energinya.

"Nono tidak nakal, Nana saja yang nakal." Jeno menimpali sebelum menyamankan posisinya.

"Amma, Amma. Pacaran itu apa?"

"Eh?" Renjun melebarkan matanya saat mendengar pertanyaan itu. Dari binar mata Jaemin, anak itu sedang berada pada tingkat keingintahuan yang tinggi. "Belajar dari mana itu?"

"Eum... tidak tahu. Nana pernah dengar, tapi lupa lagi dari siapa. Jadi pacaran itu apa? Makanan ya?"

Sang ibu menghela nafas. Begitu pun ayahnya yang hanya mampu berdehem pelan. Tangan besarnya menepuk pelan pantat si sulung yang sudah menyambut alam mimpinya. "Bukan. Sudah, ayo tidur. Sudah malam." Renjun menarik pelan tubuh anaknya. Lalu menata letak tempat tidur mereka. Dua bantal kecil di apit oleh bantal yang lebih besar di masing-masing sisi.

"Nana belum ngantuk Amma," rengek si kecil.

"Tapi Amma sudah ngantuk, sayang. Lihat Nono juga sudah tidur."

OUR FAMILY | JaeRen ft Jeno JaeminWhere stories live. Discover now