20. Awal Kisah

6.7K 722 62
                                    

Kala itu, ketika ia kuliah menginjak semester empat. Jaehyun merupakan mahasiswa yang diawal perkuliahan dianggap biasa saja. Hingga di semester dua awal, orang-orang mulai membicarakan tentang dirinya. Tentang visual yang dimilikinya yang terlihat lebih menonjol dibanding teman-temannya. Jaehyun itu mahasiswa kupu-kupu, kuliah pulang-kuliah pulang, begitu seterusnya. Pada awalnya ia sudah mencoba mendaftar satu organisasi yang tidak asing dikalangan mahasiswa sepertinya, namun urung. Jaehyun tidak melihat minat dan bakat itu dalam dirinya. 

Orang bilang, dirinya adalah sang Don Juan. Tapi dirinya sendiri bilang, Don Juan macam apa yang mengenal cinta saja belum pernah? Sematan playboy sering kali disebut dalam namanya, padahal Jaehyun sendiri tidak mengerti mengapa dan apa alasan dibalik itu. Atau mungkin itu adalah sebuah ejekan untuknya? Si cupu tampan yang tidak pernah merasakan punya kekasih? Ah, untuk yang satu itu sepertinya Jaehyun terlalu percaya diri.

Seujurnya diusia yang memasuki fase dewasa itu, ibu atau ayahnya secara rutin mengajaknya bicara disela kesibukan sebagai enterpreneur. Entah itu tentang perkembangan kuliahnya, pertemanan, atau bahkan percintaan. Sejauh mata menelisik, Jaehyun hanya akan mendapat ejekan menyebalkan dari ayahnya tentang hal yang terakhir, masalah percintaan. Ayahnya selalu berkata, "Percuma wajah tampan tapi hasilnya nol, tidak ada yang tertarik ya denganmu?" begitu.

Hari-hari yang dilewatinya memang terasa sedikit monoton, terkecuali hari dimana jatah uang jajan bulanannya dibagikan oleh ayah dan ibunya. Ralat, maksudnya hari dimana ayah dan ibu masing-masing memberinya jatah uang bulanan. Begini-begini juga, Jaehyun masih dewasa tanggung yang belum bisa menghasilkan uang sendiri. Terlepas dari itu, ia juga anak tunggal dan cucu laki-laki satu-satunya, wajar jika apapun yang dilakukannya tak luput dari perhatian keluarga.

Hingga suatu hari, kabar burung tentang adanya mahasiswa baru dengan keelokan rupa sampai pada telinganya. Jaehyun tidak peduli, pada awalnya. Bertemu dipersimpangan jalan antara fakultas bisnis dan kedokteran rupanya menjadi awal dimana kisah mereka bermula.

Jung Jaehyun si bujangan tanpa pengalaman dan Huang Renjun si mahasiswa baru primadona kampus.

"Eh maaf, saya tidak fokus tadi," katanya dengan suara yang jika Jaehyun ibaratkan seperti sutra yang menggulung tubuhnya, halus.

Dibalas anggukkan juga senyum tipis. "Tidak masalah, lain kali hati-hati, ya," katanya. Ibunya pernah bilang disatu waktu ketika ia bertanya bagaimana rasanya jatuh cinta, "Rasanya itu seperti dirimu menemukan sesuatu yang lama dicari, tidak mau lepas, tidak mau berjauhan, tapi rasanya menyenangkan."

Sekarang Jaehyun percya itu, begini rasanya, ya? 

Satu kali pertemuan rasanya terlalu dini untuk menyimpulkan sebuah rasa. Maka ia memilih untu sejenak abai, mungkin itu hanya sekedar rasa kagum. Ada juga rasa tidak percaya diri dalam dirinya ketika mengingat ejekan yang sering dilemparkan sang ayah kepadanya. Memang, dulu dirinya memiliki tubuh tambun, berisi dibagian sana dan sini. Tapi berkat bimbingan dan perawatan dari ibunya, kini ia menjadi Jung Jaehyun yang lebih tampan dan berkharisma. 

Satu minggu, dua minggu, hingga satu bulan lamanya Jaehyun tidak pernah lagi bertemu atau sekedar melihat sosok itu dari jauh. Jaehyun tidak sempat bertanya nama apalagi nomor ponsel. Merasa gelisah, takut dan serba salah. Ingin bertanya pada teman, tetapi malu.

"Berusaha, Je. Jangan hanya mengeluh, Ibu bosan mendengarnya," ujar wanita yang ketika itu Jaehyun berkeluh kesah dengan perasaannya yang serba salah. Lalu dilanjut dengan ucapan mengejek ayahnya yang seperti biasa mampu menjatuhkan rasa percaya dirinya. "Laki-laki itu dilihat dari tindakannya, bukan hanya omong kosong biasa."

Jaehyun tidak ingat bagaimana pastinya ia bisa duduk berdampingan diaula kampus dengan sosok yang lama ia cari keberadaannya. Seminar hari itu dirasa menjadi sebuah keberuntungan untuknya. Mengobrol tanpa mendengarkan secara seksama pembicara yang tengah mengisi acara kala itu. Beruntungnya, Huang Renjun saat itu memberi respon yang baik untuknya. 

OUR FAMILY | JaeRen ft Jeno JaeminWhere stories live. Discover now