Chapter 4

2K 421 59
                                    

Pukul 10

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pukul 10.00 PM.

"Sebenernya lo mau ngomongin apaan,Kyu?"tanya Jihoon sembari duduk di salah satu kursi di cafe dan berhadapan dengan Junkyu.

Junkyu meminum segelas ice coffee yang ia pesan tadi sebelum Jihoon datang,Junkyu kemudian mengetuk-ngetuk meja dengan jari telunjuk kananya.

"Lo pernah denger gak nama Yoshi?"

Jihoon terdiam,seperti tidak asing dengan nama itu.Dirinya pernah bermimpi tentang orang bernama Yoshi,di mimpinya orang bernama Yoshi itu meminta pertolongan kepadanya,namun seperti terhalang oleh sesuatu,mangkanya Jihoon tidak bisa menolongnya, lalu mimpi itu hilang saat ia terbangun,dan anehnya Jihoon tidak melihat wajah Yoshi dengan jelas,hanya samar-samar.

Junkyu mengacak rambutnya frustasi,dia sudah sering mencari di internet tentang Yoshi,namun pencarianya tidak membuahkan hasil yang ia inginkan.

Jihoon dan Junkyu kemudian berjalan-jalan di sekitar, menurut Jihoon,Junkyu membutuhkan waktu untuk menenangkan pikiranya.

Jihoon tidak mau temanya ini mengalami stres yang berlebihan,kalau tidak maka Junkyu akan masuk rumah sakit lagi seperti bulan lalu.

Keduanya berputar-putar di gang-gang kecil yang pencahayaannya sangat minim,entah apa yang membuat mereka tidak takut, suasana seperti inilah yang membuat Junkyu merasa senang,agak aneh sih.

Keduanya berhenti didepan sebuah bangunan tua yang sudah 30 tahun tidak ditempati,entahlah baru kali ini mereka melihat bangunan ini,karena lokasinya yang tidak memungkinkan untuk di lalui.

"Kok gue ngerasa ada sesuatu sama bangunan ini---tapi apa ya?" Jihoon menggaruk-garuk kepalanya sambil berfikir.

Junkyu melihat tanda nama yang tertera diatasnya,dirinya pun membacanya secara perlahan,karena tulisanya agak buram karena termakan usia.

"Kos-kosan.....Trejo....45?"






















....

Pukul 07.06 AM.

Keesokan harinya.

Hari ini hari Jumat dan sekolah Nayara libur,maklumlah anak SMP mau kelulusan pasti hari libur semakin banyak,dirinya memutuskan untuk mengajak Junghwan pergi ke mall,bukan untuk berbelanja,tetapi untuk bermain permainan arcade.

Junghwan sangat suka bermain di mall,bahkan jika sudah bermain maka Junghwan tak ingat apa-apa.

"Lama banget, ngapain aja sih?"tanya Junghwan sesaat setelah Nayara membukan pintu.

Junghwan kalau masalah permainan mah tidak akan pernah telat.Nayara mengerucutkan bibirnya.

"Gak usah monyong-monyong gitu,gue tarik bibir lo melur ntar!"

Junghwan lantas menarik tangan Nayara lalu keduanya berjalan menuju halte bis.Meskipun mereka masih SMP kelas 9 namun kedua orang tua mereka tidak melarang mereka pergi kemanapun,asalkan tidak melewati jam malam yaitu sekitar jam 08.30 PM dan tidak melakukan hal-hal yang terlarang.

Bis yang mereka tunggu akhinya tiba, keduanya langsung bergegas manaikinya,apalagi Junghwan yang tidak sabar untuk bermain sampai-sampai dirinya menabrak orang yang hendak turun dari bis.

"Ahh maaf-maaf aku tidak sengaja."

Orang tersebut langsung turun setelah tersenyum pada Junghwan.

"Ayo Pak,jalan Pak!!!" Junghwan berteriak-teriak kepada sopir bis,Nayara menahan malu karena itu, tapi supir bis malah tersenyum karena sudah terbiasa dengan tingkah laku Junghwan.

Mall sungguh seperti surga bagi para shoppers,mereka menghamburkan uang mereka disini,seperti tidak ada beban saja saat membeli barang-barang mewah ini.

Junghwan dan Nayara kemudian masuk dan langsung menuju ke Time zone.Keduanya membeli beberapa koin yang jika di jumlah maka ada 50 koin.

Uang siapa?yang jelas itu uang Junghwan, Junghwan bukan anak orang kaya namun bisa dikatakan, mendekati kaya.Ayahnya adalah pembisnis yang sukses,ibunya memiliki 8 apartemen yang kini sedang naik daun.

Tak heran lah jika Junghwan seperti ini.

Junghwan kemudian langsung berlari menuju salah satu permainan arcade yang sangat ia sukai,itu adalah mesin capit,mesin yang ia suka karena terdapat banyak boneka,dan mesin yang ia benci karena tidak pernah mendapatkan bonekanya.

Nayara kemudian pergi ke kedai di sebelah,dirinya membeli makanan ringan dan minuman untuk mereka berdua.

"Kebiasaan kalau hari Jumat sampai Minggu nih mall rame banget,nih kedai juga kenapa antreannya panjang banget sih."

Nayara mengomel-ngomel sendiri,dirinya kadang tidak suka jika harus mengantre seperti ini.Nayara mendengus kesal pasalnya ia harus berdiri sekitar 15 menit.

Seseorang menepuk pundak Nayara,sontak saja Nayara menoleh kebelakang,dirinya menjumpai seorang pemuda bertopi,memakai jaket kulit berwarna hitam dan rambutnya mungkin berwarna hitam juga.

"Iya kenapa?"tanya Nayara kepada pemuda tersebut.

"Kau menjatuhkan ini."

Pemuda tersebut memberikan Nayara sebuah dompet berwarna biru muda dan bertuliskan "Nayara imut".Bukan Nayara sendiri yang menuliskan itu,namun Junghwan, ada-ada saja kelakuan anak itu.

"Oh terima kasih,"ucap Nayara sembari mengambil kembali dompetnya.

Pemuda tersebut tersenyum ramah kepada Nayara,Nayara merasa pemuda ini memiliki aura positif,tidak seperti kebanyakan orang lainya.

"Btw nama gue Nayara,lo sendiri?"tanya Nayara,tidak biasanya Nayara memperkenalkan dirinya terlebih dahulu,biasanya para pemudalah yang akan modus dengan Nayara.

"Hyunsuk."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[2]ANAK INDI(GO)HOME~Treasure ✓Where stories live. Discover now