✨ :: p r o l o g

1K 216 197
                                    

Hai! Apa kabar?
Udah siapin tisunya? Eh, jangan dulu, deh. Hehe. Paling juga pakai kanebo lagi.

Eh, canda. Jangan curiga, ah. Nikmati aja✨
Selamat membaca!

⭐⭐⭐

Sinar mentari yang menerobos dari celah jendela membuat seorang gadis membuka mata dan terbangun dari tidur lelapnya. Keluar dari mimpi secara paksa. Rasanya hampa. Kosong, seakan tak berjiwa.

Ia hanya rebah di ranjang dengan sesekali mengedipkan mata. Napasnya terembus teratur meski perlahan tetes bening mengalir di sudut netra. Malam-malam yang dilaluinya terasa panjang. Ketika pagi menjelang pun yang ditemui sesuatu yang rumpang. Raganya ada, meski sukmanya seakan menghilang.

Di pikirannya hanya memutar memori indah bersama orang paling ia sayang. Sosok yang hanya mampu dikenang karena dia telah berpulang. Air matanya semakin deras berlinang. Sakit yang menderanya tak pernah berkurang, sekalipun ia terus mencoba menerima keadaan secara lapang.

Hari-hari berlalu tidak membuat gadis itu dalam keadaan baik. Sesak itu kian mencekik. Isi kepala semakin berisik. Tidak pernah henti untuk berbisik perihal melukai fisik. Katanya, akan lebih baik rasanya jika sakit di hati teralih pada goresan benda tajam di lengan. Membuka jalan untuk darah segar mengalir tanpa halangan.

Gadis itu berpaling ke kanan lalu semakin menenggelamkan diri dalam selimut tebal. Sakit, terlalu sakit. Untuk sekadar bernapas saja ia merasa kepayahan. Kehilangan seseorang sungguh membuatnya tidak berniat melanjutkan hidup. Inginnya menyerah sebab terlalu lelah dengan keadaannya yang kian meredup.

Diliriknya pergelangan tangan yang terdapat luka memanjang akibat tergores benda tajam. Belum mengering secara sempurna, tetapi ada hasrat ingin melakukannya lagi dan lagi. Gadis itu ingin pedih di dalam sana musnah, meskipun mengalihkannya dengan luka berdarah.

Dia bangkit dari tempatnya hanya untuk mengambil pisau lipat yang disembunyikan. Kilaunya menunjukkan bahwa benda itu dapat menggores dalam-dalam dengan sekali sayatan.

Perlahan, gadis itu sedikit menekannya pada pergelangan tangan kiri, menariknya perlahan hingga meninggalkan jejak berupa titik-titik merah. Diulanginya hal yang sama. Kali ini lebih dalam. Dirasakannya sakit yang tercipta sembari memejamkan mata. Hingga tiba-tiba suara pintu yang membentur dinding akibat dibuka secara kasar membuatnya tersentak.

"Ola!"

Bentakan itu membuat fokusnya teralih pada seorang pemuda yang berdiri di ambang pintu. Napasnya tampak memburu dengan keringat yang bercucuran hingga ke dagu. Kekhawatiran terlihat jelas lewat sorot matanya yang seketika berubah sendu. Pandangan mereka bertemu. Ada rasa sakit, hanya dengan melihat keadaan gadis itu saja sudah membuatnya ikut terluka. Sesaknya bahkan tidak dapat dikira.

Darah menetes. Tidak berhenti, cairan merah kental itu mengalir hingga ke siku lalu menitik pada ubin lantai berwarna putih tulang. Tubuhnya bergetar hebat. Perlahan ia merosot, duduk bersimpuh tiada daya. Tangisnya pecah, berteriak tanpa kendali seraya menarik-narik rambutnya sendiri.

Sosok pemuda itu melesat, menggapai tubuh seorang gadis yang kali ini butuh sekadar sandaran karena lelah akan hidup. Direngkuhnya dalam dekap erat, tidak peduli jika darah itu menodai bajunya. Berkali-kali ia berbisik, menenangkan sang gadis yang menangis tersedu.

"Berhenti melukai diri, Ola. Berhenti," pintanya lembut, "tolong ... berhenti."


⭐⭐⭐

Ar Notes//

Gimana prolognya? Bikin kepo banget, ngerasa sedih banget, atau nggak sabar buat baca bab selanjutnya?

Prolognya sedikit?
Iya, dikit aja. Kalau banyak-banyak takut kalian udah banjir di awal padahal ini baru mulai.

Btw, udah pada kenal Arsya belom?
Kalau belom, kenalan dulu.
Iya, ini Arsya yang gila, suka bikin cerita bahagia (tapi boong). Boleh tahu nama kamu? Aku juga mau kenalan soalnya.

Di sini aku bakalan jualan kanebo lagi, tapi boong. Tapi pastinya aku bakal mengenalkan kalian dengan kisah bahagia Ren dan Ola, ini boong lagi. 🤣

Iya-iya, aku serius dikit.

Aku Arsya, aku yang akan menemani kalian dengan cerita berjudul Mission for Happiness. Selama beberapa bulan ke depan, aku, Ren, Ola, dan satu lagi Delano (panggil Lano, jangan Dela) akan menemani hari-hari kamu! Jadi, semoga kita dapat bertahan sampai akhir cerita nanti.

Tema kali ini adalah #BehindTheMask. Tentang topeng yang dipakai tiap manusia untuk sehari-harinya. Yap, seperti contoh kecilnya kita biasa-biasa saja di depan teman walau sebenarnya jengkel sama dia bukan kepalang.

Aku berharap, hal-hal baik dari cerita ini bisa diambil dan segala hal buruknya disentil jauh-jauh, jangan sampai dipungut.

Sudah siapkah kamu menyelami kisah Ren dan Ola?

Salam hangat dan penuh cinta dari Arsya, untukmu.

hilariousy 🎡

hilariousy 🎡

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Mission for HappinessWhere stories live. Discover now