-little secret

358 57 10
                                    


Derapan langkah kaki terdengar begitu ricuh di dalam kamar. Tidak tahu menahu keributannya membuat seorang lelaki lainnya yang tertidur di atas ranjang menjadi kesal. Suara helaan nafas terdengar keras tepat setelah terdengar bunyi barang pecah yang menabrak lantai.

Jongin membuka matanya dengan rasa kesal. Melihat sehun yang mondar-mandir tidak jelas lalu beralih menatap jam dinding di sebrang kasur.

Ya Tuhan, batin jongin dengan menghela nafas.

Demi apapun yang ada di dunia ini, jarum pendek masih berada di angka 4 pagi dan sehun sudah heboh entah karena apa. Bahkan pukul seginipun para tukang kebun belum berangkat ke kantor.

"Sehun."

"Oh sayang, maaf membangunkanmu."

Sehun menghampiri jongin lalu duduk diatas kasur, membelai wajah ngantuk jongin.

"Ini masih jam empat pagi."

Sehun mengangguk, ia melirik telepon yang berada di genggamannya lalu memeluk jongin.

"Aku ada urusan mendadak ke Jepang, ada sedikit masalah yang harus aku urus disana."

Jongin melonggarkan pelukan keduanya, "Kenapa tidak bangunkan aku juga? Aku bisa bantu beres-beres."

"Aku tidak mau mengganggu tidurmu." Cengir sehun.

Jongin menghela nafas, mengangkup pipi sehun lalu mengecup bibirnya.

"Jam berapa pesawatnya?"

"Satu jam lagi..." cicit sehun.

"Ya Tuhan, --" jongin mencubit pipi sehun, "—pasti belum beres semua kan bawanmu?"

"Hehe..."

Jongin mendorong sehun, membawanya kedalam kamar mandi, menyuruh suaminya lekas mandi sedangkan dirinya mengemas barang-barang yang harus dibawa sehun selama di Jepang. Bonus membereskan kegaduhan sehun dan pecahan beling dari parfum yang jatuh beberapa saat lalu.

Tidak lama, sehun sudah keluar dari kamar mandi. Memakai kemejanya dengan tergesa saat sekretarisnya terus menerornya dengan panggilan telepon.

Sehun merangkul pundak jongin untuk mengikutinya keluar rumah. Jongin mengantarkan sang suami hinga ujung pintu dengan kaki yang gemetar dingin karena udara yang masuk saat sang supir membuka pintu.

"Sayang, aku pergi dulu. Baik-baik dirumah, titipkan salamku untuk hunkyu dan jieun."

Jongin mengangguk, "Kau juga, jangan telat makan sehun."

Sehun mengecup kening jongin, memeluk tubuh sang suami dengan erat lalu mengecup seluruh wajah jongin. "I'll miss you."

"Kau hanya pergi selama dua minggu sehun," kekeh jongin.

"Tetap saja rindu." Senyum sehun.

Lagi-lagi entah keberapa kali, jongin jatuh cinta dengan sehun. Semuanya, dari ujung kepala hingga ujung kaki, tidak heran kenapa jongin bisa menikahi sehun. Lihat saja seberapa tampan dan menawannya lelaki miliknya ini.

Jongin menangkup wajah sehun dan mencium bibir suaminya, berbagi kehangatan di pagi yang sejuk, menghantarkan rasa cinta yang akan keduanya rindukan beberapa minggu kedepan. Ciuman keduanya putus saat sekretaris sehun berdeham keras, sehun memicing pada lelaki yang sekarang menunjuk jam tangan miliknya dengan tubuh merinding.

Mau tidak mau sehun kembali memeluk jongin dengan erat, mengulang kegiatan menciumi wajah jongin lalu mengucapkan kata cinta satu sama lain.

Dengan itu sehun akhirnya memasuki mobil sedannya dan melambaikan tangannya pada jongin yang tersenyum lembut dengan memeluk dirinya sendiri menghalau angin yang semakin kencang.

Family [HUNKAI]Where stories live. Discover now