Langkah 5 - Ketika Semua Orang Tahu

13 2 0
                                    

Siang ini Genia sedang berada di kantin fakultas duduk-duduk cantik membaca komik di smartphone-nya sembari menunggu kedua sahabatnya Nirmala dan Caramel bubar kelas. Ia sendiri seharusnya tadi ada jadwal kelas, tapi karena satu dan lain hal dosen pengampu Genia meliburkan kelasnya dan menyuruh ketua kelas untuk mencari hari pengganti. Jadi lah Genia sekarang tidak ada kerjaan karna memang setelah ini tidak ada jadwal kuliah lagi. Nirmala yang satu jurusan dengannya memiliki beberapa jadwal kuliah yang berbeda, sehingga mereka tidak selalu satu kelas. Dan Caramel, sebenarnya ia yang berbeda jurusan sendiri dan beda fakultas bahkan, karena Caramel mahasiswi jurusan Psikologi yang berada di Fakultas Kedokteran. Untungnya jarak Fakultas Teknik dengan Fakultas Kedokteran tidak begitu jauh, sehingga ketiga sahabat itu masih bisa menghabiskan waktu bersama.

Kantin sedang begitu lengang karna memang jam makan siang sudah lewat. Sehingga membuat Genia merasa lebih leluasa dibanding kalau kantin saat sedang ramai pengunjung. Genia begitu fokus dengan layar smartphone-nya sembari menyedot sedikit demi sedikit segelas es teh manisnya. Ia sama sekali tidak begitu peduli dengan sekitarnya karna saat ini perhatiannya secara total ia berikan pada gambar-gambar yang nampak di layar ponselnya itu. Episode terbaru komik yang dibacanya saat ini memang sedang seseru itu. Kemudian ditambah dengan earbud yang ia kenakan di kedua telinganya yang mengalunkan musik dari salah satu band favoritnya Yellowcard yang berjudul Breathing, membuat Genia semakin tidak peduli sekitar lagi.

"Aaarrggghhh!!!!" Geram Genia sembari meninju udara karena kesal. Ia tadi sedang membaca komik asal Korea Selatan yang biasa disebut manhwa atau webtoon yang berjudul Solo Leveling. Dan episode yang dibaca Genia terpotong saat adegan sedang seru-serunya, sehingga membuat Genia kesal sekarang. Karna itu berarti Genia harus menunggu seminggu lagi sampai update episode terbaru. Sedangkan Genia sekarang sangat penasaran. Gadis itu mengusap wajahnya kasar, merasa frustasi kenapa author webtoon tersebut harus memotong episode di bagian paling epic

Brak!

Gebrakan meja membuat Genia terperanjar kaget. Di hadapannya sudah ada Antares yang cengengesan karna berhasil menjahili Genia. Sudah hampi dua atau tiga minggu ini Genia mengenal Antares. Selain karna Antares yang lebih dulu dekat dengan Caramel dan Nirmala karna satu frekuensi pergibahan, lelaki itu juga merupakan sahabat dari Junioky yang sudah dua kali menolongnya. Sehingga beberapa waktu belakangan ini mereka berlima cukup sering terlihat menghabiskan waktu bersama karna kecocokan frekuensi yang mereka rasakan. Bahkan baik Antares maupun Junioky, ikut memanggilnya dengan sebutan Genia karena saking seringnya nongkrong bersama kalau memang sedang tidak ada kegiatan.

"Sendirian aja lo, Gen?" Tanya Antares setelah ia mendudukan pantatnya di kursi kosong depan Genia. "Dayang-dayang lo kemana?"

"Nirmala sama Caramel maksud lo?"

Antares menaikan sebelah alisny, "Ya emang mau siapa lagi kalo bukan mereka?" Tanya Antares lagi.

"Lagi kelas mereka mah." Kata Genia yang kemudian memakan potongan kecil es batu ke dalam mulutnya lalu mengunyahnya seperti sedang makan snack. Sejak kecil Genia memang suka dan terbiasa memakan es batu seolah ia sedang makan kerupuk. Terkadang kebiasaan itu membuat orang-orang di sekitarnya heran, seperti Antares sekarang contohnya. Meskipun sudah cukup sering nongkrong bersama tapi laki-laki itu belum terbiasa melihat kebiasaan Genia yang satu ini, karna melihat saja sudah membuat giginya ngilu. "Nah lo sendiri, Res, tumben nggak sama si Juni?"

"Bubar kelas tadi dia langsung ke BEM, ngurus surat izin katanya." Genia menganggukan kepala mendengar respon dari Antares.

"Sibuk banget ya kayaknya."

"Yah, namanya juga aktivis, Gen." Sahut Antares. "Ngomong-ngomong, temen-temen lo masih lama?"

"Nggak tau juga ya, gue chat mereka belum ada respon soalnya." Genia meraih ponselnya yang ada di atas meja dan mengecek notifikasi miliknya. Dan benar saja, belum ada kelihatan chat balasan dari Nirmala maupun Caramel. Ia pun kembali meletakan ponselnya di atas meja. Namun sedetik kemudian Genia menyadari sesuatu. Ia memandang Antares dengan senyuman penuh maknanya.

Tanpa TergesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang