FBF : 3

964 149 7
                                    

Sepulang sekolah Ayana kali ini tidak langsung pulang, dia sekarang berada di cafe untuk minum dan menunggu kabar dari Dean.

Sudah hampir 20 menit dia di sana dan yang dia lakukan hanya main game di ponselnya saja. Bahkan kopi yang dia pesan pun tidak dia sentuh seujung bibir pun.

Tak

Itu bunyi nampan yang bergesekan dengan meja. Namun Ayana mengabaikannya, bisa dibilang Ayana tidak menyadarinya. Tubuhnya sepenuhnya sudah fokus ke layar ponsel dengan tangan lincahnya menekan nekan layar secara berulang ulang.

Orang yang meletakkan nampan itu hanya menatap datar ke arahnya, dia duduk di depan Ayana tanpa sepatah kata pun.

"shit! "Ayana mengumpati orang yang berani berani nya menelpon saat sebentar lagi menang. Tertera nama penelpon di layar, Dean.

Dengan malas Ayana mengangkat panggilan nya.
"apaan? Ganggu banget lo"

"lo mesti lagi nge game ya? Kurangin kek main game. Gak guna juga." tebak Dean di seberang.

Sambil mendengus kesal Ayana menjawab.
"bacot bener lo. Ada apa lo nelpon gue? Udah mau pulang? "

"gue cuma mau bilang. Nanti gue ke rumah Andra dulu, jadi nanti pulang nya sekitar jam 8 malem gitu. Gue juga udah kabarin nyokap. "

Ayana mengangguk. "ntar sharelock aja rumah temen lo. Gue jemput."

Disana Dean menatap ponselnya bingung.
"tumben. Biasanya jam 7 malem ke atas lo gak mau jemput gue. "

"sekalian mau beli something. "

"oke, ntar gue sharelock. Gue tutup ya. Bye" Dean mengakhiri sambungan.

Ayana memasukan ponselnya di saku jaket hoodienya. Lalu mengadahkan kepalanya. Dia baru sadar jika ada orang selain dirinya di meja ini.

Orang di depannya itu balik menatapnya dengan datar. Mereka saling mengunci tatapan. Saling menatap datar tanpa ada sepatah kata yang keluar dari bibir mereka.

Ayana adalah yang pertama kali memutuskan pandangan. Dia berdiri dari duduknya dan pergi tanpa ada niat bertanya ataupun penasaran dengan orang tadi.

::::::::::

Sesuai janjinya tadi, pukul 8 malam Ayana bersiap menjemput adiknya itu. Ayana hanya mengenakan kaos putih polos overzize dengan bawahan hotpants berwarna biru langit dan juga sepatu sport putih. Untuk rambut, dia menguncir asal rambut panjang lurus nya.

Setelah siap, Ayana menyambar kunci mobilnya dan tas kecil berwarna hitam kesukaan nya. Lalu mengunci kamar dan turun ke bawah.

"Ma, Aku pamit jemput Dean dulu ya "Ayana ijin  kepada Yana yang sedang sibuk membuat sketsa desain di ruang tengah. Sedikit informasi, Yana adalah seorang desainer yang dimana namanya sudah terkenal di penjuru dunia.

Ayana mengahampiri dan menyalimi tangan Yana. "iya, kamu hati hati, jangan ngebut. Udah malam ini. "

"iya. "

.

.

.

Ayana mengecek ponselnya untuk memastikan apakah dia tidak salah alamat, tidak lucu jika ternyata jika dia salah kan?

Ayana memilih menunggu di dalam mobil, dengan jendela dia turunkan. Ayana kembali mengotak atik ponselnya. Setelah itu menyimpannya lagi ke dalam saku.

Tak lama Dean datang dengan teman laki laki nya yang bisa Ayana pastikan itu adalah Andra.

"itu kakak lo?"tanya Andra berbisik. Dean mengagguk saja. "cantik banget gila! Lo kenapa gak ngomong punya kakak secantik itu sih? "mendengar itu Dean hanya merotasi matanya.

"gue duluan ya Ndra"

Andra hanya mengangguk. Baru saja Dean melangkah 1 langkah, terdengar suara berisik motor yang berhenti di belakang mobil Ayana.

"Ndra bukain pagernya" kata si pengendara motor sport itu.

Andra dengan sigap membukakan pagarnya yang sudah sedikit terbuka menjadi lebih lebar.
Lalu motor sport berwarna biru hitam itu memasuki pagar.

"abang lo Ndra? "Dean mengikuti motor sport itu sampai berhenti di garasi.

Andra mengagguk. "Lo mau kenalan bentar? "tanya Andra yang langsung di angguki Dean. Kakaknya Andra tampak keren sekali dengan motor besarnya. Dia harus membujuk papanya nanti.

"tapi ntar kenalin kakak lo ya ke gue. "sekali lagi Dean mengagguk tanpa beban. Di sana Ayana mendengus kasar dan Andra yang kegirangan.

"BANG! SINI DEH BENTARAN! "panggil Andra keras.

Kakak Andra yang baru saja keluar dari bagasi menghampiri Andra dengan raut heran.

"apa? "

"kenalin! Ini temen sebangku gue, namanya Dean. "Andra mulai aksi memperkenalkan.

Tangan Dean terulur. "gue Dean bang"

"Galaksi. Kakaknya Andra. "Cowok yang ternyata adalah tetangga kelas Ayana itu menyambut uluran tangan Dean.

Saat Galaksi berniat melepaskan tangan mereka. Dean malah menarik tangan Galaksi ke arah Ayana yang masih duduk tenang di mobil.

Senyum cerah terus di pasang di wajah Dean.
"Mbak! Ada calon pacar lo nih! Kenalan dulu! "seru Dean yang otomatis membuat Ayana menoleh dengan kening yang berkerut.

Ayana yang melihat Dean menarik tangan laki laki tak dikenal itu langsung bertanya.
"anak siapa yang lo tarik itu? "

Agaknya Galaksi sedikit terkejut saat melihat Ayana. Dia ingat gadis itu adalah gebetan dua sahabat nya dan dia juga pernah duduk di bangku yang sama saat di kafe tadi sore. Tapi sepertinya Ayana tidak ingat.

"calon pacar lo. Ganteng kan dia." Dean tersenyum lebar yang malah membuat Ayana berdecak.

"sembarangan. Lo udah selesai belum? Buru! Di cariin nyokap ntar. "

Dean menghiraukan."bang. Kenalin ini kakak gue. Namanya Ayana. Cantik kan bang?"Dean tidak memperdulikan tatapan maut Ayana yang sudah siap menerkam nya itu.

Galaksi tidak tau harus menjawab apa. Dia hanya mengangguk saja. Dean menepuk dua kali bahu lebar cowok itu.

"gue dukung lo sama kakak gue. "

.

.

.

Pagi ini seperti biasa Ayana mengantar Dean. Dan di saat yang bersamaan Andra turun dari motor Galaksi. Ternyata Andra juga memakai sistem antar jemput.

"eh Mbak Ayana! Mbak Ayana yang tiap hari nganterin Dean ke sekolah? "sapa Andra basa basi.

Sedikit terkejut. Ayana hanya mengangguk saja.
"Cukup panggil Ana Ndra"

Terlihat Andra mengkerut heran.
"loh, bukannya kemarin Nathan bilang nama mbak, Ayana? "

Nathan tersenyum kaku saat namanya di sebut.
"itu kepanjangan. Jadi panggil aja mbak Ana Ndra"Dean menjelaskan, karna memang jika memanggil Ayana terlalu panjang menurutnya. 

Andra mengangguk mengerti. Lalu berbalik ke arah Galaksi yang masih duduk di motornya.
"kalo gitu, gue masuk dulu bang. " Galaksi mengangguk.

"belajar yang bener"

"gue juga duluan mbak. Lo belajar yang bener, jangan main game mulu atau hp lo gue sita."Dean mengecup pipi Ayana singkat sebelum meninggalkan mereka berdua di depan gerbang di ikuti Andra di belakang nya.

"Njir! Romantis banget lo sama Mbak Ana! "Andra menatap Dean iri. Dia juga mau!

Dean memang sudah terbiasa mengecup pipi Ayana saat dia mau. Ayana juga tidak risih dengan itu, toh mereka keluarga. Dan bisa di bilang Dean itu lebih dewasa dari Ayana.

Galaksi melirik Ayana yang sudah masuk mobil. Dengan segera dia memakai helm full face nya saat Ayana sudah melaju di depannya.

Gimana part kali ini? Yah... Semoga kalian suka ae deh

Tunggu part selanjutnya yawww.

See you

Fake Boyfriend Where stories live. Discover now