Ketika Idris Rindu

1.9K 97 33
                                    

Notes : Idris usia 2 tahun dan Anthony masih cuti dari bulu tangkis



"Jo." Jonatan menghentikan kegiatannya yang sedang menyiapkan kopernya untuk pergi bertanding ke Cina besok malam. Menoleh ke arah pintu dan menemukan Anthony di sana sedang menggendong Idris dengan sebotol susu di tangannya.

"Iya Kak?"

"Belum selesai juga?"

"Sebentar lagi, kenapa Kak?"

"Dedek mo bobo cama Papi." Bukan Anthony yang menjawab melainkan Idris yang kini menatap penuh harap pada Jonatan. Jonatan tersenyum dan menghampiri keduanya.

"Dedek mau bobo sama Papi?" Idris yang sudah berada di gendongan Jonatan mengangguk. "Tumben, biasanya maunya sama mama aja." Kata Jonatan menatap heran pada Anthony.

"Kayanya tahu dia kamu mau pergi."

"Pi mo mana?"

"Papi mau kerja sayang." Kata Anthony sambil mengusap kepala Idris.

"Dedek kut boyeh?" Jonatan dan Anthony tertawa mendengarnya.

"Dedek di rumah aja ya sama mama."

"Ndak boyeh kut?" Jonatan menggeleng.

"Bukan ndak boleh ikut sayang, tapi Papi kerjanya jauh jadi Dedek di rumah aja ya?" Idris memajukan bibirnya dan mengangguk.

"Bawa kamar sana Jo, biar aku yang selesain." Kata Anthony sembari menyerahkan sebotol susu untuk Idris. Jonatan meraih botol susu itu dan mengangguk.

"Aku bawa dedek ke kamar ya." Pamit Jonatan yang setelahnya mencium pelipis Anthony dan meninggalkan Anthony untuk menyelesaikan pekerjaannya tadi.

"Pi."

"Papi di sini Dek." Kata Jonatan sembari mengusap kepala Idris, mengira kalau sang anak hanya mengigau seperti biasanya.

"Pi mo pelgi?"

Jonatan menatap tidak percaya kepada Idris yang ternyata masih belum terlelap. Bahkan sang anak kembali membuka matanya dan menatap dirinya dengan penasaran. Dia pikir Idris sudah tidur, terlebih lagi susunya sudah habis sejak tiga puluh menit yang lalu dan sang anak sudah memejamkan matanya. Tapi ternyata Idris masih terjaga.

"Iya sayang, Papi mau pergi."

"Mana?"

"Papi mau pergi kerja Dek."

"Kelja mana?"

"Jauh."

"Jauh mana?" Jonatan terkekeh dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Idris padanya. Anaknya ini memang sangat kritis, tidak akan berhenti bertanya sampai dia mendapatkan jawaban yang dia inginkan.

"Papi mau pergi kerja ke Cina, sayang. Dedek tahu Cina?" Idris menggeleng.

"Cina mana?"

"Cina itu ada di tempat yang jauh." Jonatan berusaha menyederhanakan jawabannya agar Idris berhenti bertanya dan segera tidur.

"Cina mana?" Jonatan terdiam sejenak untuk menjelaskan kalau Cina itu nama sebuah negara yang terletak cukup jauh dari Indonesia tapi dia kebingungan untuk menemukan kata-kata yang tepat.

"Um Cina itu letaknya jauh dari rumah kita."

"Ndung, jauh?" Jonatan tertawa.

"Iya, sama seperti rumah pungbo yang jauh di Bandung." Idris mengangguk. Jonatan tersenyum mengira kalau sang anak sudah paham dan akan pergi tidur, karna ini sudah tiga puluh menit melewati waktu tidur Idris.

Keluarga Cemara ChristieWhere stories live. Discover now