kelimabelas

8 2 0
                                    

Raka tersenyum melihat Jean tertawa begitu lepas, menarik perhatian orang sekitar juga.

"Jangan kenceng-kenceng" Ingat Raka diangguki patuh oleh Jean.

Dave melemparkan minuman dingin ke arah Jean membuat sang empu meringis pelan.

"Balik gak lo?" Ajak Dave.

Jean menggeleng sambil mengelus bagian lehernya yang perih. "Duluan aja, Gue nanti pulangnya. Btw pesenan gue jangan lupa" Ingat Jean.

Dave diam sebentar melihat temannya yang tergeletak di atas kasur lipat. Ini sudah lewat dari jam sembilan malam, mereka terlalu asik bermain bersama hingga lupa waktu dari pulang sekolah hingga sekarang.

Merasa di tatap Rio menaikan alisnya sebagai tanya.

"Mau balik gak?" Tanya Dave.

"Disini aja males" Sahut Shanaz.

Imam tidak punya pilihan lain dia ikut saja apapun kata temannya. Jean beranjak dari duduknya, dia bergabung bersama yang lain. Membiarkan Raka yang akan berisitirahat sudah waktunya untuk tidur.

Jean menjadikan bokong Shanaz sebagai bantal. Rasanya pegal hampir seharian duduk di kursi yang keras itu. "Naz" Panggilnya.

Shanaz berdehem sebagai jawaban, membuat Jean berdecak dan memukul paha Shanaz.

"Anjing!" Umpatnya keras.

sttttt

Kompak yang ada disini membuat Shanaz merapatkan bibirnya, merasa bersalah. Dia menoyor kepala Jean yang cekikikan senang.

Imam menatap tajam pada Shanaz. "Raka mau tidur jangan berisik" Omelnya.

"Tau gue juga, gak usah di ulang-ulang!" Balas Shanaz tak mau kalah.

Imam menirukan ucapan Shanaz dengan suara alay. Sang empu hanya diam membiarkan lelaki itu bersikap sesukanya.

"Pulang aja yuk" Ajak Dave.

Rio menghela nafasnya pelan, perlahan pandangan matanya tertuju pada Dave yang berdiri sedari tadi. "Raka siapa yang jaga?"

Dave melirik ke arah sahabatanya yang terlentang di atas ranjang. "Bokapnya? Kakanya? Adik-adiknya?. Emang mereka semua pada kemana?" Tanya Dave.

Seisi ruangan hening tak ada yang bersuara. Termasuk Jean yang bingung harus menjawab apa, selama seringnya Raka sakit. Jean sendiri jarang menemukan adanya keluarga Raka, mungkin hanya beberapa waktu saja.

"Udah kalo mau pulang, pulang aja. Raka biar aku yang jaga. Toh besok juga libur sekolah sama aku bisa ambil cuti kerja" Jean menatap satu persatu temannya.

Shanaz bangun tanpa aba-aba membuat kepala Jean jatuh ke kasur.
"Gue nemenin Jean" Serunya.

"Gue juga!" Semangat Imam, tau lah pasti mau modus sama si Shanaz kan?

Rio dan Dave saling tatap-tatapan, mereka ingin pulang namun tidak enak. Tapi, Ini urgent Dave tidak bisa meninggalkan ini.

"Udah pulang aja sana santai aja Dave" Imam paham kekhawatiran Dave.

Rio berjalan lebih dahulu diikuti oleh Dave. "Duluan ya" Pamitnya.

"Awas ketemu suster ngesot udah malem ni" Imam sedikit berteriak menakuti sahabatanya yang terkenal sangat jerih alisan penakut parah.

Dave kembali masuk ke kamar disusul Rio yang sepertinya bingung kenapa Dave malah putar balik.

"Imam anjing!" Umpatnya kesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tentang ArakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang