2

96 7 0
                                    

Malam harinya, Jungwon berbaring di atas kasurnya memikirkan kehidupan mereka kedepannya. Apakah dia bisa keluar dari tempat ini dengan selamat? Sedang asik merenung, tiba-tiba suara gedoran pintu mengalihkan perhatian Jungwon. Dengan hati-hati Jungwon membukakan pintu untuk tamu yang berkunjung.

Ketika pintu dibuka, Jungwon sedikit terkejut melihat Taki sudah berada didepan kamarnya. "Taki, apa yang kau lakukan di jam segini?" tanya Jungwon.

"Won, kamu bisa liatkan kamar aku gak? Sepertinya pintu toiletnya rusak, sekalian lihatkan showernya juga ya!" ucapnya gugup.

"Ha?" Jungwon heran, mengapa ia meminta Jungwon? Mengapa tidak bertanya pada Jake yang jelas-jelas seorang mekanik?

"Aku bakal tungguin kok, tenang aja."

Dengan berat hati Jungwon menyetujui tawaran itu. Jungwon hanya perlu memastikan pintu toilet Taki yang rusak. Itu bukanlah hal yang sulit.

"Taki, lo tunggu di kamar aku ya, jangan bukain pintu untuk siapapun oke? kita buat password. Passwordnya adalah ENHYPEN. Jadi kalau ada orang datang dan gak bisa sebutin passwordnya jangan di bukain. Paham?"

Taki mengangguk.

"Yaudah, gue pergi. Kunci pintu yang rapat." Jungwon langsung bergegas keluar menuju kamar sahabatnya itu, Jungwon sempat menatap sekilas room number di kamar Taki sebelum masuk, "Kenapa nomornya sama dengan nomor kamarku?" pikir Jungwon. Tapi ia memutuskan masuk tanpa menaruh curiga.

Begitulah ceritanya Jungwon masuk ke kamar Taki, suasananya sama aja dengan kamarnya, ruangan serba putih-putih. Tak menunggu lama, Jungwon langsung memeriksa pintu kamar mandi yang rusak, tapi Jungwon tak menemukan kejanggalan disana, "tak ada yang aneh semua biasa saja." Kemudian Jungwon memutuskan mengecek showernya. Ternyata ada sedikit kendala di kerannya yang agak keras dan susah untuk di putar.

Jungwon mencoba membuka device nya dan mencoba menghubungi Jake, karena ia jelas lebih paham soal masalah seperti ini. "Mungkin bisa membantu." Untuk terakhir kalinya sebelum menghubungi Jake, Jungwon mencoba memutarnya kembali dan ternyata berhasil. Darisana muncul percikan air hangat dan sedikit asap, tapi Jungwon juga mencium aroma yang aneh dari air dan asap tersebut. 

Jungwon merasa kepalanya terasa pusing dan memutuskan keluar dari kamar mandi dan berusaha mencari udara segar, namun semuanya gagal. Saat di depan pintu Jungwon pingsan.

***

Keeseokan harinya Jungwon tersadar, kepalanya masih sedikit pusing. Ia duduk di atas kasur mencoba menginggat kembali semuanya. Jungwon kemudian kembali ke toilet untuk mengecek kembali keran tersebut. Namun semua normal tak ada lagi aroma aneh. Setelah selesai, Jungwon kemudian melirik jam ternyata sudah pukul 08.00. Ia keluar dan kemudian kembali ke kamarnya.

"Taki, bukain pintunya."

Karena tak mendapat jawaban, Jungwon mencoba memutar knop pintu, ternyata terbuka. "Kenapa Taki tak menguncinya?" pikir Jungwon. Kemudian pria itu melangkah masuk, begitu terkejutnya ia melihat keadaan kamarnya yang sudah seperti kapal pecah. Banyak barang pecah belah di lantai. Kemudian yang membuatnya shock adalah genangan darah di sepanjang jalan menuju toiletnya. Knop pintu toilet sudah rusak parah dan dengan berat hati Jungwon membuka pintu yang hampir roboh itu. Betapa terkejutnya Jungwon melihat mayat Taki tergeletak di sana. Tubuhnya terduduk membelakangi dinding, dengan sebuah pisau yang tertancap di perutnya. 

Jungwon membekap mulutnya tak mampu berkata-kata, ia langsung berlari keluar, kemudian terduduk di depan pintu kamarnya sambil memeluk lututnya yang masih bergetar hebat.

Bersamaan dengan itu, Heeseung baru saja keluar dari kamarnya menatap Jungwon heran dan memutuskan langsung menghampirinya.

"Wajahmu pucat, apa terjadi sesuatu?" tanyanya ketika melihat Jungwon terduduk sambil menyembunyikan wajahnya sambil memeluk kedua lututnya.

Survival - Last Effort ft ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang