22

35 6 0
                                    

K' datang menghampiri Jungwon yang tampak masih berdiskusi dengan beberapa anak setelah ia berbicara dengan Jake tentang ruangan bawah, akhirnya Jake mau membantu membuat lubang yang lebih besar agar bisa muat beberapa orang sekaligus.

Tak lama kemudian tugasnya selesai, dan Jungwon dan K' bisa masuk ke dalam ruang bawah. "ruang dibawah sangat gelap, lebih baik kalian membawa lilin atau lampu yang dibawa oleh Ni-Ki sebelumnya, dan kembalilah dengan sesegera mungkin, kita gak punya banyak waktu sebelum sidang dilakukkan."

Jungwon dan K' mengangguk, sementara Jake dan anak-anak yang lain menunggu mereka kembali sambil mencari beberapa barang bukti lainnya.

***

Tak perlu waktu lama akhirnya K' dan Jungwon tiba dibawah sela kosong antara lantai 3 dan lantai 2. "Yuk, liat-liat,jangan sampai kita gak nemuin apapun, setelah melewati lubang sempit berdebu ini." Jungwon mengangguk dan mulai mengarahkan lilin yang ia bawa ke bawah.

Sesampainya disana, tempatnya ternyata lebih misterius dari yang mereka kira. Banyak hal yang mereka bisa temukan. "Mari berpencar dan temukan apapun yang mencurigakan!" kemudian Jungwon dan K' berpisah.

"Eh," ucap Jungwon begitu melihat sebuah sabit yang berlumuran darah.

"Ah, sepertinya kita harus nanyain hal ini sama Sunghoon deh, dia sepertinya lebih tahu banyak soal benda-benda tajam. Lebih baik kita cari yang lain dulu."

Jungwon mengangguk, kemudian K' melihat ada sebuah lubang aneh, yang terhubung dengan bagian luar dari ruangan. "Pembunuhnya bisa aja pakai ruangan ini untuk masuk dan melakukan pembunuhan."

Jungwon mengangguk, "benar, tapi pasti sangat sulit berjalan karena keadaan yang gelap, kita bisa seperti ini karena kita punya lilin, tanpa ini kita gak akan bisa melihat apapun. Mustahil untuk bergerak dibawah sini."

Begitu berjalan agak ke tengah Jungwon melihat 2 bercak darah yang berbeda, lama mengamati akhirnya K' datang menghampiri, "ada apa?" tanyanya.

"Ini ada 2 berkas darah yang berbeda, ada darah kering dan darah baru, yang ini sudah pasti punya Sunoo, tapi yang itu?" tunjuk Jungwon mengarah pada bekas darah yang ia lihat.

"Eh coba liat disana," ucap K' sambil menunjuk potongan kayu dibagian atas, "apakah darah Sunoo terciprat sampai kesini waktu dia dibunuhi?"

"Bisa jadi, aku gak yakin untuk saat ini."

Tapi darah yang ditunjuk oleh K' sudah sangat kering, seperti sudah lebih dari 12 jam, aku penasaran, pasti ada alasan kenapa ada darah kering disini."

Jungwon terus menatap bagian papan yang terkena darah tersebut, hingga matanya menangkap potongan kayu yang tidak semestinya, kemudian mengarahkan lilin kesana, tak jauh dari darah basah yang ia temui.

"Eh, K' liat deh, bagian bawah penunjang papan itu udah kepotong,"

"Ini bukan rusak secara natural, jelas ini dipotong dengan gergaji dari gudang deh, makanya bentuknya bisa seperti itu."

"Pertanyaannya kenapa?"

"Aku gak yakin, tapi kalau bagian sebelahnya juga dipotong pasti akan roboh, apa tujuan sebenarnya?"

Jungwon kembali menatap ke sekeliling, dan melirik K' sekilas, "udah mau naik?" tanya Jungwon. K' mengangguk, "jangan lupa bawa sabit itu, biar kita bisa tanya ke Sunghoon."

Akhirnya mereka naik ke atas menemui yang lainnya. Mereka langsung menunjukkan sabit berukuran cukup besar tersebut, dan membuat yang lain cukup terkejut.

"Sunghoon, kamu tahu banyak soal senjata ini kan? coba jelaskan," ucap K' sambil menatap Sunghoon.

"Ini Sickle atau lebih di kenal dengan nama sabit atau celurit. Senjata ini juga bisa dipakai untuk langsung membunuh korban seperti asassin, senjata ini juga dibisa dilempar, dan senjata ini sangat fleksibel, bisa kalian sembunyikan dengan mudah, seperti dibawah baju dan sebagainya."

Jay melihat itu hanya bersuara, "kalau kena benda ini sih, Sunoo sudah pasti gak ada harapan, dengan mata senjata panjang seperti itu, sudah pasti langsung mati."

"Bagaimana pembunuhnya bisa nyerang Sunoo didalam sangkar?"

Kemudian Jake mendekat, "mata pisaunya cocok dengan sela-sela kandang, tapi apakah mungkin bisa kena tepat di lehernya?"

"Jika tinggi kandangnya 800cm lalu mata pisau sabit sepanjang 10cm, tapi tergantung postur dan posisi tubuh Sunoo, aku gak yakin itu mustahil," sambung Heeseung.

Daniel menginterupsi, "Jadi kalau senjatanya ada dibawah, pasti ada yang buang senjatanya dong kan?"

Jungwon mengangguk, "mungkin setelah membunuh Sunoo, pembunuhnya membuang sabit itu kebawah saat gelap."

"Eh, kalian ada dapat informasi lagi gak?"

Mereka menggeleng, tak lama kemudian sebuah pengumuman dari Minor datang melalui device kami masing-masing. "Rapat akan segera digelar, silahkan datang ke ruang rapat."

Kami semua saling bertatapan satu sama lain, jujur Jungwon tak yakin apakah ia mampu membantu yang lain memecahkan kasus ini seperti kasus-kasus sebelumnya.

Sampai akhirnya Heeseung dan Sunghoon menghampiri Jungwon sebelum mereka meninggalkan ruangan tersebut, "aku takut! kita gak bisa memecahkan kasus ini." ucap Jungwon kepada Heeseung, dengan pelan Heeseung mengelus rambut hitam Jungwon, "tenanglah, aku percaya padamu, kita pasti bisa melalui ini."

Mereka bertiga berjalan beriringan menuju lift khusus yang akan membawa mereka ke ruang rapat, dengan perasaan khawatir.

Heeseung tahu, kasus kali ini bukanlah kasus yang mudah, jika mereka salah memilih orang maka mereka semua akan mati, hidup mati mereka dipertaruhkan disini. Entah kenapa dalam dirinya yang paling dalam ia sangat mempercayai Jungwon.

Sesampainya di depan lift, Jungwon bisa melihat semua sudah berkumpul dan siap masuk ke dalam lift yang akan membawa mereka menjuju ruang rapat, tempat yang paling Jungwon hindari.

Dengan perlahan dan langkah yang berat, Jungwon masuk ke dalam lift, tak sampai 30 detik, lift berjalan turun memabwa mereka ke ruang rapat, entahlah Jungwon merasa lift kali ini bergerak lebih cepat, mungkin karena jumlah kami yang terus berkurang setiap kali masuk ke dalam lift ini.

Sampai akhirnya kami tiba di dalam ruang rapat, disana Minor sudah menunggu di singasananya, menyabut kami dengan beberpa patah kata, "kalian kelihatan depresi? apa karena sekarang partisipan yang ada semakin sedikit?"

"Lebih baik segera dimulai dan berhenti bicara omong kosong." kesal Sunghoon, membuat Minor langsung diam. "Baiklah kita mulai aja rapatnya!"

#tbc



Survival - Last Effort ft ENHYPENWhere stories live. Discover now