PEREMPUAN YANG SENDIRIAN

234 44 0
                                    

Mobil ambulans dan para petugas medis sudah mengevakuasi dua mayat pasangan suami istri yang jatuh ke sungai Bandaran, Kampung Anyar.

Berita penemuan jenazah ini sangat menggemparkan seluruh kota Yogyakarta terutama Kampung Anyar.

Apalagi jenazah perempuan tersebut diketahui sedang mengandung dengan usia kandungan 7 bulan.

Acara persiapan 7 bulanan keluarga Sumarni berubah menjadi acara tahlilan kematian satu keluarga itu.

Seluruh keluarga besar merasa sangat terpukul. Ika yang merupakan adik bungsu dari Sumarni adalah yang terlihat paling menderita dengan kejadian ini.

Polisi masih terus menyelidiki penyebab kejadian nahas ini terjadi.
Dan di saat itu, berkat keterangan dari seorang saksi, yang mengatakan pada saat itu melihat Gita di tempat kejadian perkara, membuat Gita menjadi satu-satunya tersangka dalam kejadian tersebut.

Saat itu, Gita sangat sulit dimintai keterangan. Gadis remaja itu terlihat linglung pada awalnya.

"Ngaku kamu, Gita! Jelas-jelas Farhan lihat kamu di sana!"

"Sudah mengaku saja kamu Gita! Kenapa kamu lakukan ini? Hah!? Dasar biadab!!"

Seorang polisi wanita berusaha melindungi Gita dari amukkan keluarga Sumarni ketika anak remaja ini diangkut ke dalam mobil polisi.

Begitu banyak pertanyaan yang Gita terima dari para petugas polisi. Namun tatapannya kosong. Ia seolah tak peduli lagu akan diseret ke penjara atau tidak.

Tapi melihat respon keluarganya, dan juga orang-orang sekampung, Gita lebih memilih untuk dimasukkan ke penjara saja.

"Nak Gita... Tolong jelaskan, mengenai keterangan dari saksi-"

Gita akhirnya membenarkan posisi duduknya lebih tegap dan menatap polisi wanita yang sedang memintai keterangan darinya.

Gadis berusia 17 tahun itu berusaha membuka mulutnya.
"Polisi bilang, tempat yang diduga pembunuhan orang-orang itu sangat terpencil dan cuma orang-orang penting aja yang bisa masuk ke sana. Jadi, menurut kalian kemungkinan saya pilih tempat itu untuk bunuh mereka semua dan jasad mereka ga ditemukan berhari-hari?" Tanya Gita pelan.

"Iya, betul. Lalu apa kamu mengakuinya?"

Gita menghela napas panjang kemudian kembali menatap polisi wanita itu dengan tenang.

"Saya penasaran, ada kepentingan apa Farhan disana sampai bisa liat saya bunuh orang-orang itu. Apa kalian ga penasaran?" Tanya Gita.

Polisi wanita itu menahan napas, kemudian mengetik sesuatu pada keyboard laptopnya.

"Tempat itu cuma bisa dibuka oleh guru dan staf sekolah. Kamu salah satu murid pintar di sana. Dan wali kelas mengatakan kalau dia sering memberikan kunci itu untuk kamu." Ucap Polisi Wanita itu.

Namun kali ini Gita kembali tak menjawab. Ia sibuk menatap kosong ke arah polisi wanita ini.

"Gak adil! Ga bisa begini! Gita harus dipenjara seumur hidup!!" Teriak Ika menangis bersama ibunya yang sudah meronta-ronta di lantai setelah mendengar hasil dari penyelidikan polisi.

LOVE ME, HEAL MEWhere stories live. Discover now