- ❗12❗ -

2.4K 392 78
                                    

(⚠️: Killing and blood)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(⚠️: Killing and blood)

.

.

Sabtu, 13 Agustus 2016 (00:08 KST)

"Apapun?" Tanya Jaemin memastikan saat suara lembut itu mengatakan akan mengabulkan apapun untuk hadiah ulang tahunnya, bahkan saat ini kedua sudut bibirnya tertarik hingga menampilkan deretan giginya yang rapih karena dirinya benar-benar tidak bisa menahan rasa bahagianya.

"Ya, apapun." Kalimat dengan nada penuh penegasan tersebut membuat Jaemin merasa ingin cepat bertemu pria manis itu di masa depan.

"Ku pegang kata-katamu."

"Tentu."

Senyum Jaemin yang sedari tadi terpampang di wajah tampannya memudar saat suara teriakan dari ruang utama menyapa gendang telinganya.

"Jaemin, suara apa itu?!!" Renjun yang ternyata mendengar suara teriakan itu juga pun bertanya panik, sama paniknya dengan perasaan Jaemin saat ini.

"Itu suara Eomma-ku, Jun!!"

"Hah??"

Jaemin hampir saja memutuskan panggilan sepihak. Namun karena sadar bahwa bisa saja ini akan menjadi panggilan terakhir, maka ia putuskan untuk memperjelas apa yang selama ini dirinya rasakan.

"Renjun, Renjun dengarkan aku."

"Jaem, please. Jangan keluar." Permintaan Renjun sempat membuat Jaemin goyah, namun suara ribut seperti lemparan barang di ruang utama berhasil menyadarkan Jaemkn pada realita, sehingga ia memutuskan tidak menurut untuk kali ini.

"Huang Renjun." Kini Jaemin mencoba lebih serius lagi, karena kali ini saja dirinya ingin Renjun mengetahui perasaannya dalam waktu sesingkat mungkin karena ia tidak tahu apa yang sedang terjadi pada Eomma-nya saat ini.

Berhasil, Renjun akhirnya terdiam.

Semoga diamnya Renjun karena ingin mendengarkan, bukan pergi ke kamar mandi.

"Huang Renjun, dengarkan aku."

Jaemin menelan salivanya. Rasa gugup dan panik jadi satu, benar-benar sulit sekali mendeskripsikan apa yang tengah dirinya rasakan saat ini.

"Tolong ingat ini, aku mencintaimu."

Berhasil! Akhirnya ia bisa memperjelas perasaannya meski ia yakin sebelum ini pun Renjun sudah tahu.

Bagai hendak mengucapkan salam perpisahan, Jaemin menguatkan hatinya untuk kalimat selanjutnya.

"Entah ini adalah hari terakhir kita menghubungi satu sama lain atau mungkin kita akan bertemu kelak, aku tidak tahu dan kamu tidak perlu tahu itu, biarkan waktu yang menjawabnya. Tapi yang perlu kamu tahu, aku— Na Jaemin, sangat mencintai Huang Renjun. Sampai kapanpun."

INTERVAL || 잼런 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang