[ 6 ] Halcyon • Enam

2K 246 54
                                    

| Brothership " Familyship " Friendship|


YANG JUNGWON ENHYPEN

•••

Setiap harinya ketika pergi bekerja Dipta lebih senang mengendari mobil sendiri sebab jika terjadi sesuatu dia bisa bertindak dengan cepat seperti sekarang ini. Mata Dipta menatap lurus dan menusuk yang mana dijamin mampu membuat siapapun merinding dibuatnya. Kedua tangan kekarnya memegang stir mobil dengan erat. Deru nafas Dipta sudah tidak beraturan semenjak beberapa menit yang lalu, bahkan kecepatan mobilnya kian menambah padahal jalan raya sedang begitu padat. Dia terus menyalip kendaraan tanpa memperdulikan nyawanya bisa saja dalam bahaya. Jikapun itu terjadi sebenarnya Dipta tidak akan mati semudah itu. Dirinya bukanlah mafia yang sering diceritakan sulit mati meski tertembak berkali-kali, sebab dia hanyalah Pradipta Amarthya Daffa. Seorang pria kaya raya dengan keteguhan hati untuk selalu menjaga keluarga kecilnya.

Contohnya satu ini, Dipta melirik dua mobil yang melaju berlawanan arah, lalu senyum sinis dia berikan ketika melihat mobil yang bergerak dari arah kiri semakin menambah kecepatan. Tak ingin membuang waktu dan membuat kesalahan, Dipta menekan gasnya. Hanya perlu beberapa detik tabrakan antara dua mobil terjadi. Salah satunya adalah mobil Dipta sendiri, dia sengaja mencegat mobil berwarna putih yang hilang kendali karena remnya tidak bekerja. Untungnya mobil putih itu sempat menurunkan kecepatan secara manual.

Banyak pasang mata terpekik kaget mendengar gesekan antara aspal dan roda mobil yang mampu menyakiti gendang telinga. Terlihat jelas mobil Dipta terdorong kesamping karena tertabrak mobil putih tadi. Tak lama kemudian dua mobil itu berhenti bergerak setelah mobil Dipta sampai diujung pembatas jalan. Sudah jelas dua mobil itu mengalami kerusakan meski paling parah adalah milik Dipta.

Ada beberapa yang langsung menghampiri untuk menolong, karena mau bagaimanapun itu adalah sebuah kecelakaan meski Dipta lah yang dengan sengaja membuat dirinya ikut menjadi korban dalam kejadian itu. Dua mobil mahal tersebut mengeluarkan asap putih, maka dengan cepat penumpang mobil putih turun. Terlihat Hesa dan Aska yang tergesa menghampiri mobil Dipta dengan Juan yang dituntun oleh Aska sebab anak itu baru saja tersadar dari pingsannya. Dua anak SMA itu sangat hafal dengan bentuk dan plat mobil kepunyaan Dipta ditambah mereka berdua tadi sempat menghubungi si kepala keluarga setelah tahu ada yang tidak beres. Walaupun mereka sudah hafal tabiat Dipta yang senang sekali berbuat nekat tetap saja Hesa dan Aska akan panik.

Beruntungnya salah satu pintu mobil dapat dibuka sehingga Dipta bisa selamat. Si Ayah memeluk erat Hesa dan mengelus pucuk kepala Aska memastikan dua anaknya dalam keadaaan baik tanpa luka sedikitpun.

Tidak lama pandangan Dipta jatuh pada Juan.

"Adek gapapa kan?" Tanyanya dengan senyum lembut serta dekapan hangat beserta rasa rindu yang menjadi satu.

Sejujurnya Juan ingin mendongak namun terhalangi ketika dengan sengaja Dipta menahan kepala Juan agar tetap bersadar didada bidang Dipta.

"Harusnya Juan yang nanya, O nggak apa-apa? habis nubruk dua kali harusnya paling nggak patah gitu loh Om."

Bukannya marah, justru Dipta tertawa bahagia diikuti Hesa dan Aska. Padahal wajah Juan masih pucat dan tubuhnya begitu lemas tapi lucunya mulut Juan masih bekerja dengan baik. Dengan gemas Dipta bergerak ke kanan dan kiri membuat Juan pasrah karena tubuhnya harus mengikuti irama gerak tubuh besar pria dewasa itu.

Dipta melepas pelukannya namun kedua telapak tangannya menangkup pipi Juan.

"Mulai sekarang panggil saya Ayah."

Halcyon [ RE-PUBLISH ]Onde histórias criam vida. Descubra agora