chapter 50

810 122 10
                                    








Kamu berkutat di dapur rumah keluarga Jung, setelah mengobrol tadi kalian memutuskan untuk makan malam bersama karena kebetulan orangtua Jaehyun juga belum makan malam.

Jadi sekarang waktunya para wanita berkutat di dapur sedangkan para pria menunggu di ruang tv.

"Wah ternyata kau pintar masak yah (y/n)-ah?" Puji nyonya Jung saat beberapa masakan hasil buatan mu sudah tersaji diatas piring.

"Eomma selalu mengajarkan ku memasak saat usiaku genap 16 tahun, dan juga orangtuaku membuka kedai bakmie sebagai penghasilan keluarga kita" jawabmu sembari menyiuk bubur jagung dari panci ke mangkok.

"Orangtua mu adalah orangtua terhebat" ucap nyonya Jung dengan senyum hangatnya.

Kamu memberikan bubur jagung itu pada nyonya Jung "aku dengar appa suka bubur jagung"

Nyonya Jung tersenyum lalu menerima mangkuk yang berisi bubur jagung dari tanganmu "benar-benar menantu idaman, terimakasih yah, eomma tinggal dulu sebentar"

Kamu mengangguk mengiyakan kemudian kembali berkutat pada masakan terakhirmu.

Masakan mu selalu saja dipuji oleh orang berbeda karena tampilannya yang mengunggah selera dan rasanya yang patut diacungi jempol.

Tapi kamu yang selalu mendapatkan pujian itu hanya bersikap biasa saja, karena menurut mu ada orang yang lebih pandai memasak dari kamu dan pasakannya yang luar biasa enak.

Dia eomma mu sakaligus guru memasak mu, kamu belajar memasak darinya dan ditambah bantuan dari appa mu.

Mengingat mereka kamu jadi merindukan mereka, mungkin nanti kamu akan mengunjungi mereka walau sebentar atau kamu akan pulang dan tinggal bersama keluarga mu disana mengingat kamu yang akan hengkang dari dunia hiburan.

"Di buku resep tidak tulisan saat memasak harus melamun"

Kamu sedikit terperanjat kemudian menoleh kearah dimana Jaehyun berdiri bersandar pada kulkas.

"Jaehyun? Sejak kapan kau disitu?" Tanya mu yang terkejut melihat tuan muda Jung itu yang entah sejak kapan berdiri disana.

"Sejak kau melamun dan lupa dengan potongan lobak yang masih utuh" jawabnya sembari melirik lobak ditangan mu. Benar juga, tadi kamu sedang memotong lobak karena terpikiran oleh orang tuamu kamu lupa dengan lobak ini.

"Oh iya lobak nya hahahaha" ucapmu kemudian melanjutkan memotong lobak nya.

Jaehyun terkekeh kemudian menghampiri mu dan berdiri disamping mu "apa yang kau pikirkan sehingga kau melamun?"

Kamu menggeleng "tidak ada, aku hanya memikirkan orangtuaku, aku merindukan mereka"

"Kau merindukan mereka?"

Kamu mengangguk.

"Kalau begitu nanti kita kunjungi mereka"

Kamu tertawa "tepati janjimu tuan muda Jung"

"Ya tentu saja"

Jaehyun tersenyum lalu dia mendekatimu sehingga kamu terhimpit karena disamping mu adalah tembok.

Kamu hanya melirik sebentar pada Jaehyun kemudian memilih melanjutkan memotong lobak.

Sebenarnya kamu gugup dengan situasi ini tubuhmu dikurung oleh tangan kiri dan kanan Jaehyun.

"J-jaehyun...apa yang kau lakukan? Jangan coba-coba aku sedang memegang pisau"

Jaehyun terkekeh "coba tebak? Aku akan melakukan apa?"

VisualTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang