Cerita ini diambil dari imajinasi sang penulis. Semua kejadian, tempat, latar belakang, dan lainnya, murni dari pikiran dan imajinasi dari penulis. Tidak ada maksud untuk menjelekka, menghina, atau menyebarkan kebencian terhadap tokoh yang digunakan. Setiap kejadian murni hanya untuk kepentingan cerita.
Larangan keras melakukan plagarisme terhadap tulisan ini.
Terima Kasih.
Selamat Membaca!
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Kau ingin aku memotret untuk majalah dewasa??"
Jake yang merupakan seorang photographer merasa kaget akan permintaan dari sang manager. Dirinya yang bahkan belum terlalu lama bekerja sebagai juru potret itu sudah dimintai untuk menjadi salah satu orang yang berkerja sama dalam rangka membuat majalah dewasa. Dirinya menyumpah serapah manusia yang ada di depannya ini.
"Permintaan ini bukan dariku, Jake. Permintaan ini diberikan langsung oleh model yang bersangkutan, dan aku tidak bisa menolaknya" jelas dari manager Jake perihal topik permintaannya.
Jake yang mendengar itu hanya bisa menjatuhkan badannya ke sofa, menghela nafas kasar sambil mengusap wajahnya memberikan emosi dan penjelasan ekspresi pada manager gilanya bahwa ia sedang pusing memikirkannya.
Dengan suara parau, dan lirih, Jake meminta pertimbangan kembali temannya itu, "Jungwon, bisakah kau pertimbangkan kembali permintaan ini? Maksudku- ayolah, aku bahkan masih belajar, won!" Jujur saja, Jungwon selaku managernya merasa kasihan akan Jake, pemuda berumur 21 tahun itu bahkan baru masuk ke dalam dunia pemotretan ini.
Jungwon sendiri pun tidak akan pernah percaya, bagaimana model tersebut bersikeras ingin Jake memotretnya. Ia bisa melihat tatapan tajam dan perintah mutlak keluar dari mulutnya, dan Jungwon harus apa?
Jangan berpikir kalau dirinya tidak berusaha menolak, tentu saja ia sudah berusaha semaksimal mungkin. Namun, entah sifatnya yang sudah keras kepala dan apa yang diucapkannya mutlak, ia tidak bisa menolak lagi dan mengelak dengan berbagai alasan.
