🦇 t u j u h 🦇

1.4K 122 6
                                    

°°vote sebelum swipe up°°

Kedatangan laki-laki brengsek itu membuat Kayra sekarang memandang laki-laki sama, kecuali Alvarez dan adiknya Bryan.

Dalam pikiran Kayra mengumpati Raga yang bisa berakting sebagus ini didepan Angel. Padahal Kayra yakin kalau Raga datang ke hotel bersama Mili malam itu. Apa itu bisa dikatakan kalau Raga sebagai laki-laki idaman? Seperti yang dikatakan mahasiswi di kampus. Sepertinya mereka terlalu terpesona dengan wajah dan penampilan dingin Raga.

Yang namanya laki-laki tentu saja menginginkan wanita untuk pemuas kan? Apalagi dia sudah menikah dan pasti merindukan sosok istri.

"Om El mau ngomong berdua sama mama" Kayra lagi-lagi tidak paham dengan Angel yang sekarang malah memanggil Raga dengan sebutan om. Bukannya Raga ayah dari Angel? Maksudnya om itu pasti Angel salah sebut kan? Tapi kenapa Angel tidak mengoreksi seperti kejadian sebelumnya?

Mengerti akan mimik wajah bingung dari perempuan disamping, Raga menoleh "saya belum menikah, Belva ibunya Angel. Adik saya" jelas Raga seakan tahu kalau Kayra sedang bertanya-tanya tentangnya membuat Kayra diam, tidak tau harus membalas apa.

Intinya Kayra sedikit lega karena tahu kebenarannya.

"Belva meninggal saat Angel lahir, dia merindukan sosok ibunya. Saya hanya bisa menjadi ayah, sekeras apapun saya mencoba saya tidak bisa menjadi ibu bagi Belva" Raga tersenyum getir. Dia merindukan sosok periang Belva, adiknya itu pasti sudah tenang dan bahagia di alam sana.

"Jangan sedih pak" Kayra memberi semangat dengan menepuk-nepuk punggung keras Raga "nanti bapak cari istri aja, biar Angel punya mama hehe" cengir Kayra yang sadar kalau sudah diluar batas  langsung menarik tangan dari punggung Raga.

Sungguh Kayra malu dengan pemikirannya yang salah total. Dia merutuki pikirannya yang sudah mengatai Raga sebagai laki-laki brengsek. Kenyataannya Raga tidak seperti itu, dia saja belum memiliki istri dan untuk kehotel dengan Mili juga Kayra tidak yakin. Sepertinya Raga memang laki-laki baik. Entahlah, Kayra bingung sendiri.

"Saya belum menemukan orangnya"

"Bu Dewi?" Nama itu langsung terlintas di otak Kayra, siapa yang tidak tahu kalau wanita itu dari dulu selalu mengincar Raga? Apalagi Dewi sosok yang sempurna dengan tubuh dan wajah yang glowing, smiriwing, splendid "satu kampus juga tau kalau dia suka bapak" tambah Kayra menyemangati.

"Hm, saya gak suka dia"

"Kenapa?"

"Berisik, dia selalu mengoceh" Kayra tertawa mendengarnya.

"Ka--"

Drtt-- drrttt--

Getaran pada ponsel Kayra memotong perkataan perempuan itu. Dia langsung izin pada Raga untuk mengangkat telepon. Membiarkan Raga menghampiri Angel dan mendoakan Belva.

"Ada apa lo telepon gue? Duit lagi"

Orang diseberang sana tertawa kecil dan langsung mengiyakan apa yang Kayra katakan "iya kak, aku butuh uang, buat beli sesuatu"

"Lo mau beli apa lagi? Nabung dong, lo kalau kayak gini meres gue terus Yan. Gue udah banyak cari kerja, jam tidur gue juga gak teratur. Tega ba--"

RagantaWhere stories live. Discover now