🥀32 [Get Out Of Hand]

3.4K 78 4
                                    

"Sial! Siapa yang berani-beraninya nyulik kita nih, Bangsat!" teriak Adit saat ia dan Naira mulai tersadar dari pingsannya setelah seseorang membekapnya.

Kini mereka tengah berada di sebuah ruangan yang cukup luas, namun seperti gudang yang tidak pernah terpakai. Banyak debu, dan juga sawang diatapnya.

Naira menangis ketakutan, "Dit gue takut.." rintihnya dengan suara pelan. Adit menoleh kearah kanannya, dimana Naira terduduk dengan kaki dan tangan terikat. Sama seperti dirinya.

"Jangan takut, Ra. Ada gue. Lo tenang aja ya. Semua akan baik-baik aja. Kita berdo'a sama-sama, Ra." ucap Adit mencoba meyakinkan Naira. Padahal dirinya juga ketakutan luar biasa. Namun jika ia perlihatkan, yang ada Naira akan semakin ketakutan.

*BRAK*

Terdengar bunyi suara pintu yang ditendang dengan keras. Dan disana muncul sesosok perempuan memakai masker dengan tubuh bak seorang model. Berjalan dengan santai kearah mereka.

"Hai, anak manis." ucap perempuan itu sembari membuka maskernya.

Naira terbelalak kaget, "Kak Zefanya?"

Gadis itu tersenyum simpul kearahnya. Tidak lama kemudian datang seorang laki-laki dengan wajah kebarat-baratan yang langsung memeluk Zefanya dari belakang.

"Naira, kenalin. Dia Bastian. Maaf ya bikin kamu kaget. Tapi kita emang sengaja culik kamu sama teman kamu. Maaf juga aku sama Bastian khianatin kamu dan Adnan. Aku nggak punya pilihan lain. Aku harus melakukan ini karena aku butuh uang untuk mengembangkan perusahaan aku dan Bastian."

Adit yang tidak mengerti apa-apa hanya menyaksikan dengan saksama. Sementara Naira masih menatap Zefanya dan Bastian dengan tatapan nanar.

"Maksud Kak Zefanya apa? Berkhianat apa?!" sungut Naira kesal.

Zefanya terkekeh pelan. "Maaf ya. Aku belum bisa kasih tau kamu sekarang. Nanti juga kamu tahu sendiri kok."

Lalu Zefanya dan Bastian keluar dari ruangan itu dan menutup pintunya kembali. Sementara Naira mulai berteriak frustasi. Ia tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi saat ini. Kenapa ia diculik? Kenapa Zefanya dan calon Suaminya yang menculiknya? Padahal Zefanya adalah sahabatnya Adnan saat dijaman kuliah dahulu.

Apa yang sebenarnya terjadi? Naira butuh jawabannya sekarang. Lalu ia mulai mencari-cari benda-benda tajam dengan menatap keseliling. Dan saat ia menemukan gunting didekat jendela. Iapun mulai menggeser kursinya perlahan-lahan.

"Cil, lo mau ngapain?" tegur Adit panik.

"Udah lo diem. Biar kita bisa cepet keluar dari sini." dan pada saat ia berhasil mengambil gunting. Tiba-tiba terdengar suara ledakan yang cukup keras diluar sana. Sampai guntingnya jatuh didekat kakinya.

"Cil. Itu suara apa?"

"Suara ledakan. Kuping gue nggak budek, Dit." dengusnya kesal sembari berusaha mengambil gunting dengan kakinya.

"Cil. Perlu bantuan nggak?"

"Nggak perlu. Lo diem disitu."

"Tapi jangan tinggalin gue sendirian disini kalau lo udah berhasil buka iketannya." rengeknya ketakutan.

Saat Naira masih bersusah payah mengambil gunting didekat kakinya itu, ia menoleh sinis kearah Adit. "Ngambil gunting aja gue belum berhasil. Udah ngomongin tinggalin aja."

"Iye maap. Kan gue parno." Adit masih memperhatikan Naira yang kesulitan mengambil gunting kecil didekat kakinya. Adit mendengus keras. Gimana bisa diambil? Tangannya aja diikat dibelakang. Terus ngambil guntingnya pakai apa? Kalau pakai kakipun tidak bisa mengambilnya dengan tangan.

ENGRAVEDWhere stories live. Discover now