#16

529 89 89
                                    

Aku benar - benar merasa sakit kepala. Ternyata Pak Jungkook masih nyaman bergelut dengan otakku saat ini. Dari tadi, aku menunggu dirinya untuk pulang setelah katanya ada pertemuan mendadak lagi yang tidak bisa dia tinggalkan. Kamuflase!.

Aku mengetuk - ngetukan jemariku diatas meja. Tak enak juga jika harus berdiam - diaman selama beberapa hari dengan Pak Jungkook. Telingaku sepertinya sudah diisolasi mandiri untuk tidak mendengar ucapan - ucapan orang - orang mengenai Tzuyu.

Aku melirik jarum jam. Jam sepuluh malam, kenapa Pak Jungkook belum pulang ya?.

Aku menjatuhkan kepalaku diatas meja. Kok empuk? Jangan - jangan??..

" Jihyo bangun,"

Suara Pak Jungkook membuatku segera bangkit dan mengerjap berulang kali. Ini dia biangnya yang ditunggu - tunggu. Kemana aja heh? Abis ngelancong sama Tzuyu sampai lupa istri dirumah??!! Apasih aku ini!. Aku segera menampar wajahku dengan kecil. Apa coba bisa - bisanya mengumpat dalam hati begini. Biasanya juga langsung adu mulut sama Pak Jungkook.

Pak Jungkook berjalan menuju lemari pendingin. Dia tampak melipat kemejanya hingga sikuk dan menjinjing jasnya ditangan kiri. Tampan, begitu sempurna. Pak Jungkook meneguk air mineral itu, aku hanya diam memperhatikan.

" Pak..baru pulang?,"

Akhirnya bibirku bergetar lirih. Meski dengan hawa takut aku memaksa untuk berbicara yang tidak jelas. Sudah jelas jawabannya iya. Jika tidak juga Pak Jungkook tidak akan berdiri disini toh Jihyo..

Tuh kan Pak Jungkook diam saja. Pasti sedang mentertawakan kebodohanku ini. Mampuslah kau Jihyo.

" Iya.." Setelah hampir pasrah bibir Pak Jungkook terangkat kecil. Pak Jungkook membuka lemari atas kembali, sepertinya dia sedang mencari sesuatu.

" Pak, cari apa?,"

" Saya laper. Kamu memangnya tidak masak?,"

Aku memutar malas bola mataku. Inilah alasannya. Iya tentu saja memang tadi siang aku urung untuk masak. Mendengar kabar bahwa Pak Jungkook akan langsung pergi rapat. Ya sudah aku batalkan rencana memasaknya dan lebih memilih membeli makanan lewat aplikasi online. Terus sekarang dia menanyakan makanan, ini salah siapa coba?.

" Enggak. Tadi kan bapa bilang bapak mau pergi jadi saya enggak masak deh," jawabku enteng dan Pak Jungkook menatapku dengan tatapan sayunya. Pak Jungkook kenapa ya? Sakit? Tatapan matanya kok lusuh sekali sih, enggak ada semangat gitu.

" Iya, tapi bukan berarti kamu tidak masak. Terus sekarang yang tanggung jawab makanan saya siapa?,"

" Saya masak mie instan deh," aku akhirnya mengalah dan berjalan menuju kompor bersebelahan dengan Pak Jungkook berdiri.

" Ji, masak nasi goreng dong,"

Aku mendongak saat Pak Jungkook secara tidak sadar menyentuh lenganku saat ini.

" Pak, inget peraturan kan?," Tanyaku yang mengalihkan tatapan menuju lengan Pak Jungkook.

" Kalau amnesia sini saya ketok pake panci kepalanya,"

Pak Jungkook tersenyum, aku menatap malas jika sudah begini. Aku kan paling tidak bisa melihat senyuman Pak Jungkook. Walaupun tetap senyumanku lebih manis tapi senyuman Pak Jungkook juga bisa menarik pesona setiap wanita.

" Pak..mau saya tabok ya?,"

Tanpa menjawab Pak Jungkook melepaskan tangannya sesaat.

" Kamu tidak penasaran apa yang saya lakukan bersama Tzuyu??"

Aku menoleh kearah Pak Jungkook lalu menghembuskan napas kesal.

" Tidak,"

" Yakin?,"

 Playboss [BOSS Kampret]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang