14♡

103 18 0
                                    

"Won.. gak gitu-"

"Hmm kenapa? daritadi lo manggil nama itu terus Gyu"

"Itu dibawah alam sadar"

"Yang artinya itu terjadi secara alamiah" tekan Wonwoo.

Iya benar, Masih bersama perdebatan sepasang kekasih. Mingyu masih mengelak melupakan fakta daritadi Wonwoo menemani nya tidur. Mendengar gerutuan Mingyu ketika lelaki bongsor itu terlelap.

Mood Wonwoo sudah anjlok dan Mingyu semakin memperburuk nya dengan terus menghindar tanpa mau beri penjelasan.

Percayalah tangan Wonwoo sudah kebas.

Dan

Dan..

-Matanya panas.

Seharusnya Wonwoo tau siapa Mingyu, seharusnya dia sadar untuk gak jatuh pada pesona itu, dan seharusnya Wonwoo gak perlu nangis.

Dari sekian banyak orang, kenapa harus Mingyu.

Mingyu mencoba meraih tangan nya tapi cepat cepat Wonwoo menepis.

"Gue pelarian?"

Soonyoung menatap langit sore tatkala satu percikan air menyentuh permukaan kulit nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soonyoung menatap langit sore tatkala satu percikan air menyentuh permukaan kulit nya. Sepertinya akan turun hujan karena warna jingga kian menggelap.

Kepalanya menoleh ke sisi kiri dan kanan memastikan tidak ada kendaraan yang melintas, dirasa aman Soonyoung berlari menyebrangi jalan.

Kaki Soonyoung berhenti didepan gedung rumah sakit, melihat kembali kantong plastik di tangan hasil belanja nya beberapa menit lalu.

Payah..

Kenapa jantung nya berdegup sekencang ini.

Soonyoung masih berdiri disana, meski Hujan perlahan sudah membuat rambut nya agak lepek.

"Jangan jadi pengecut soon.."

Padahal Soonyoung masih menetralkan kecepatan jantung nya sambil berjalan kearah kamar rujuk Mingyu.

Sampai pukulan keras tiba tiba menerjang pipi nya membuat pemuda Kwon yang tidak dibekali persiapan itu terpelanting kelantai.

Pukulan itu telak menciptakan watermark di pipi kanan nya.

Ia terjatuh di koridor sepi itu, memegang wajah nya yang terasa kebas.

Mengangkat wajah nya dan ia cukup terkejut melihat sosok tinggi berdiri susah payah didepan nya dengan nafas memburu dan rahang mengeras.

Juga tatapan tajam tepat mengunci Soonyoung.

"Wahh speechless... Kita ketemu lagi" kekeh orang tersebut.

"Udah cukup jadi tikus nya?"

"Gue gak percaya Lo ngelakuin hal kek gini, kalo mau mati ya sendiri aja..
JANGAN BAWA PACAR GUA JING!"

"Sembunyi dibalik kekuasaan keluarga, menurut gue Lo gak jauh lebih rendah dari sampah"

Soonyoung sudah tidak lagi mengangkat wajah nya, ucapan orang didepan nya memang pantas dia dapatkan bahkan seharusnya jauh lebih awal dari ini.

"Mana? Gue baca 3 siswa nya meninggal kok Lo ada disini? Harusnya mati juga kan?" Bahu Soonyoung di remat kuat, satu lagi pipi nya ditekan agar beradu Kontak mana, yang mana membuat Soonyoung mengerang.

"Maaf" hanya itu yang bisa Soonyoung bilang.

BUGH!

"Maaf?"

"Apa Lo kira kata maaf bisa bikin nyawa orang balik? Duit bokap Lo yang melimpah ruah itu aja gak bisa apalagi kata maaf Lo" sinis nya setelah memukul pipi kiri Soonyoung sampai melecetkan sudut bibir.

Lengkap sudah watermark lebam diwajah nya.

Rasanya sakit.

Perih.

Dan sangat menyesak kan.

Amarah pria didepan nya sudah sangat meletup letup, Soonyoung yakin ia akan menjadi samsak hari ini.

Apa buruk nya? Anggap saja sedang menyicil kesalahannya dimasa lampau.

Dan saat itu beberapa pukulan kembali menghantam wajah Soonyoung.

PICKPOCKETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang