02-Raylan Ramatha Pratama

1.4K 353 208
                                    

Hallo, Kapten comeback nih!

Sebelum itu jangan lupa vote yah, karena itu gratis.

Mungkin part ini akan sedikit lebih panjang.

"Dicintai olehmu adalah salah satu kebahagiaan yang ingin kukabarkan pada semesta"

_Ray

Ting... Tong... Ting... Tong...

Bel akhirnya berbunyi panjang, menandakan jam pertama telah selesai. Dan sekarang adalah waktunya untuk beristirahat.

Di saat-saat inilah yang paling mereka tunggu. Ibarat surga dunia bagi perut siswa-siswi yang meronta untuk segera diisi.

Begitu juga dengan gadis di depan kelas itu. Bel itu membawakan sekucup kebahagiaan baginya. Karena apabila benda nyaring itu telah berbunyi, itu artinya hukuman yang dijatuhkan padanya juga ikut selesai.

"Fyuh..."
Alena membuang napas lega.

"Akhirnya selesai juga, hadeeeh capek banget, mana gerah lagi," keluh Alena seraya mengibas-ngibaskan tangannya ke arah leher.

"Nih ambil, lo pasti capek kan?"

Sorang gadis berambut sebahu kini datang menghampiri Alena seraya menyodorkan sebotol air mineral untuknya.

"Thanks, Er," ucap Alena kepada gadis yang dipanggil Er itu seraya mengambil sebotol air mineral dari tangan gadis itu, lalu meminumnya hingga habis tak bersisa.

"Pelan-pelan aja kali! Nggak ada yang ngambil juga," kelakar gadis yang berseragam sama di depannya. Dia Ernanda Ayudia Davira, atau lebih kerap dipanggil Er oleh siswa-siswi lain. Cewek itu adalah sahabat terbaik yang dimiliki Alena sekarang.

"Ck, haus banget, tau! Gue lari-larian tadi, gimana nggak haus coba?" sahut Alena setelah menghilangkan dahaganya.

"Ya, lo sih pake acara terlambat segala. Emang enak di hukum? Lo, keknya seneng banget berdiri di depan kelas," ejek Ernanda dengan kekehan kecilnya.

Alena mengerucutkan bibirnya.

"Nyenyenye! Nggak lo, nggak bunda, sama aja ngeselin! Tau ah, males!" gerutu gadis itu sembari membuang muka, kedua tangannya dia lipat di depan dada, menunggu reaksi selanjutnya dari Ernanda. Moodnya benar-benar hancur.

Ernanda yang melihat itu malah bergidik ngeri. Sahabatnya ini benar-benar seperti bocah, tidak suka ditegur. 

"Dih! Jadi ceritanya lo ngambek gitu?" Ernanda menoyor kepala Alena, membuat Alena mengaduh sakit. Emosinya kian menaik.

"Nggak! Apa sih?! Gila lo ya?!" balasnya dengan ketus.

"Ya udah, gue bodo amat, wleee!!"

"Mending gue ke kantin, daripada ngurusin bocah Tk kek lo," lanjutnya lalu melangkahkan kaki jenjangnya meninggalkan Alena.

Belum sampai 5 langkah. Ernanda sudah berhenti, dan kembali melirik ke arah Alena. Cewek bermarga Reval itu, benar-benar keras kepala. Dia masih saja tetap pada pendiriannya dan tidak menunjukan respon sedikitpun. Alena masih anteng berdiri dengan pipi yang menggembul karena kesal.

"Yuhuu! Yakin nggak mau ngantin bareng gue?" goda Ernanda seraya menaik turunkan kedua alisnya diiringi kekehan kecil.

"Nggak! Pergi aja sendiri, gue nggak lapar!" tegas Alena.

Dia Fiksi Aku Nyata!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang