6

1K 174 16
                                    

Jaehyun semakin panik dan langsung menggendong tubuh Rosè untuk menuju rumah sakit.

dua puluh menit kemudian mereka sudah sampai di rumah sakit.

Setelah ditangani dokter, Jaehyun belum juga lega karena Jaehyun sempat melihat darah yang mengalir dari kedua kaki Rosè begitu banyak.

~

Seorang dokter yang menangani Rosè keluar, dan menghampiri Jaehyun.

"Apa anda suami pasien?...."tanya dokter.

"Ah buk..em..iy..." ragu Jaehyun.

"Bukan dok, dia bukan suaminya...bagi mana keadaannya dok?..." jawab Lisa cepat.

"Suyukurlah pendarahannya masih bisa dihentikan...tolong jangan biarkan pasien kelelahan...dan juga banyak pikiran... itu tidak baik untuk kesehatan ibu dan bayinya..."terang dokter.

"Bayi...? Maksud dokter.." heran Jaehyun. Pikirannya sudah kemana-mana, mengingat kejadian malam itu.

"Ibu Rosè sedangang mengandung dan usianya baru satu bulan... ditrimester pertama sangat rentan keguguran.... jadi tolong lebih menjaga dan memperhatikan  mereka lagi..."ucap dokter.

"Kalu begitu saya permisi dulu..."

"Ah iya... terimakasih dok.." jawab Lisa

~

Jaehyun masuk kekamar inap Rosè yang terbaring lemah. 

"Lisa kau pulang saja... aku akan menjaganya..." ucap Jaehyun.

"Tidak apa-apa pak, biar saya saja yang menjaga Rosè... bapak pulang saja..." tolak Lisa, dia masih kawatir dengan keadaan Rosè.

"Tidak Lisa! Saya atasan kalian, saya yang bertanggung jawab atas kalian...jadi kau pulang saja.. saya tidak mau dua-duanya jatuh sakit.. dan itu akan sangat merepotkan saya!.." jelas Jaehyun panjang lebar.


Sedangkan Lisa hanya memasang wajah cengo? Mendengar perkataan Jaehyun. Tidak dia hanya sedikit heran dengan sikap bosnya itu, tidak biasanya Jaehyun mencemaskan karyawannya, atau lebih tepatnya dia tidak pernah peduli dengan karyawannya.

"Baiklah pak, kalu begitu saya pamit pulang dulu.."

~

Setelah kepergian Lisa. Jaehyun melihat Rosè lekat, pandangannya beralih melihat perut Rosè yang datar. Jujur didalam hatinya ada sedikit kecemasan terhadap wanita itu, apa lagi setelah tau kalau Rosè sedang mengandung. Jaehyun merutuki kebodohanyan, mengingat kecemburuan yang tak berdasar tadi siang.

"Kenapa kau mencemaskan wanita ini Jung Jaehyun..." monolognya.

"Belum tentu juga dia sedang mengandung anakmu..." tepis pria itu, bisa saja wanita itu tidur dengan pria lain setelah tidur dengannya, bisa jadikan batin Jaehyun menenangkan hatinya yang tidak karuan. Ia takut seandainya Rosè mengandung anaknya dan itu akan membuat masalah baru untuk hubungannya dengan Naeun.

"Akhh.. tenang Jung Jaehyun lagi pula kau sudah memberinya uang..." Jaehyun mengusap wajahnya frustasi. Seharusnya hubungan satu malam itu sudah usaikan? Mereka sama-sama untung, Jaehyun mendapat kepuasan dan Rosè mendapatkan uang. Apa yang terjadi setelah malam itu, tidak ada sangkut paut apapun lagi dengannyakan?


******

Rosè membuka perlahan matanya karena mendengar suara samar-samar Jaehyun yang menjawab ponselnya.

"Maaf sayang... aku tidak bisa... aku berada di jeju sekarang....."balas Jaehyun.

"Apa dia menolak ajakan seseorang... apa itu Kim Jiho.."batin Rosè.

Jaehyun meletakkan ponselnya dan menatap Rosè dengan sedikit terkejut.

"Kau sudah sadar....bagaimana keadaanmu....."ucap Jaehyun.

"Hem.... sudah lebih baik... " jawab Rosè dengan lemah. Rosè meraba perutnya, ia baru ingat tadi Rosè mengeluarkan begitu bangak darah.

"Bayimu tidak apa-apa..." jelas Jaehyun seakan mengerti kecemasan wanita itu. Rosè yang mendengar ucapan jaehyun kaget sekaligus lega. Dari mana pria itu tau? pikirnya. Apa lagi pandangan Jaehyun tidak lepas darinya, dan itu mampu membuatnya risih.

"Apa ada yang ingin kau jelaskan padaku Rosèanni Park ?.." tanya Jaehyun, yang melihat wanita itu diam sedaritadi. Namun dalam diamnya tersirat jelas kegelisahan diraut wajahnya.

"Aa..apa...?" tanya Rosè balik. Sebenarnya ia sangat gugup. Rosè takut sekaligus penasaran dengan tanggapan Jaehyun mengenai kehamilannya.

"yakk tatap aku Rosèanni Park... " geramJaehyun dengan nada yang lumayan tinggi. Wanita itu terus menghindari tatapannya.

Rosè mulai memalingkan wajahnya menghadap Jaehyun, dia mulai mendongakkan wajahnya.

"Apa yang harus saya jelaskan ? Anda sudah taukan saya sedang hamil...saya sedang mengandung anak anda..." balas Rosè tidak kalah tinggi. Ia kesal dengan bentakan Jaehyun.

"Kau pikir saya percaya? Saya tidak sebodoh itu Rosè.. bisa sajakan kau tidur dengan pria lain..." Rosè yang mendengar itu tersenyum sinis. Rosè melapas inpusnya dengan kasar, lalu beranjak pergi meninggalkan Jaehyun sendiri.

"Yahh kau mau kemana ? Jika kau benar mengandung anakku.. maka ayo kita lakukan tes DNA..." ucap Jaehyun sambil mencekal pergelangan tangan Rosè.

Tangan yang di genggam erat oleh Jaehyun seketika terlepas dengan kasar oleh Rosè. Wanita itu jelas tersinggung, bagaimana mungkin Jaehyun berpikir jika dirinya berbohong. Apa dirinya semurahan itu? Padahal jelas-jelas pria itu yang menidurinya, mengambil keperawanannya. Dan sekarang Jaehyun berpikir jika dirinya mengada-ngada hamil anaknya?.

"Tidak perlu. Kau jelas meragukannya dan itu sudah cukup bagiku... anggap saja aku tidak mengandung anakmu seperti yang kau pikirkan. Kau tidak usah khawatir tentang reputasimu. Aku tidak akan membocorkan masalah ini pada siapapun.." jelas Rosè panjang lebar dengan napas yang naik turun menahan amarah, lalu melanjutkan langkahnya yang terhenti tadi.

Sialan, gara-gara dirinya hamil, hormonnya menjadi naik turun seperti ini, kenapa pula dirinya harus marah-marah pada Jaehyun. Tapi jujur saja dirinya merasa kesal mendengar Jaehyun tidak memercayainya, untuk apa dia berbohong?.

Jaehyun mengejar Rosè. Setelah berhasil menggemgam tangannya...

"Aku akan mengantarmu pulang kehotel.." Jaehyun langsung membawa Rosè kemobilnya. Ia tidak tega melihat Rosè yang berwajah sedih seperti itu apalagi Jaehyun melihat air mata yang terus menetes. Membuat Jaehyun merasa bersalah karena telah membentaknnya.

"Aku bisa pulang sendiri..." tolak Rosè.

"Jangan keras kepala..." jawab Jaehyun datar, mengabaikan rontaan tangan Rosè yang mencoba melepaskan genggamannya.

******

Four hearts, One love [Jaerosè]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang