Dua

243 64 9
                                    

"Yoona belum bangun, ahjumma?" Taehyung bertanya pada Song Jenny, ARTnya.

Jenny- Wanita paruh baya itu menatap Tuan-nya kemudian menggeleng pelan sambil menjawab "Belum, Tuan."

Mendengar jawaban Jenny, kepalanya lantas menoleh ke kamar yang masih tertutup rapat.

Mulutnya berdecak pelan, apa wanita itu memang tidak pernah diajarkan disiplin sejak kecil? Taehyung heran, apa semua wanita selalu bermalas-malasan seperti itu?

Ah, tidak. Tidak semuanya.

Park Yoo-Ra buktinya. Wanita itu adalah wanita paling disiplin yang Taehyung kenal.

Dengan gusar, Taehyung mendorong kursi makan yang ia duduki sejak tadi hingga suara decitan terdengar. Kemudian ia mengambil langkah lebar-lebar menuju pintu itu.

Tangannya terangkat mengetuk pintu. Hingga pada ketukan ketiga, pintu itu terbuka menampilkan sosok wanita dengan bare facenya.

Yoona mendesah pelan ketika mendengar pintu kamarnya diketuk berkali kali. Sambil bersungut, ia beranjak dari kasurnya tanpa mempedulikan penampilannya. Ia hanya ingin memarahi orang yang mengganggu tidurnya.

"Ya Tuhan, ini masih pagi. Tidak bisakah aku diberikan jam tidur tambahan?!" Ujar Yoona gusar. Suaranya naik satu oktaf. Ia bahkan tidak sadar dengan siapa ia berbicara.

Setengah menguap, Yoona mencoba menjernihkan pandangannya.

Yoona nyaris memekik ketika yang dilihat adalah si pria kaku alias Taehyung.

Kenapa pria itu bisa disini? Didepan kamarnya saat ia masih memakai piyama...

Yoona spontan menundukkan kepalanya, piyama yang digunakannya berbahan transparan, dan dirinya bahkan tidak memakai pakaian dalam.

Taehyung mengerutkan dahinya ketika melihat apa yang dilakukan Yoona, namun ketika melihat wanita itu menunduk menatap piyama nya sendiri, Taehyung mengikuti pandangannya dan terkejut.

Tanpa berkata apapun, Taehyung berbalik kembali menuju meja makan. Tapi sebelum sampai meja langkahnya terhenti, "Cepat bersiap, aku menunggumu. Kita sarapan bersama."

Yoona langsung menutup pintu begitu melihat Taehyung kembali ke meja makan.

Sementara Taehyung berpura-pura fokus pada ponselnya, dan ketika ia mendengar suara pintu ditutup ia menghela napas.

Gundukan itu terlihat jelas oleh matanya.

Ah sialan.

***

Yoona keluar dari kamar setengah jam kemudian, dengan celana jeans panjangnya dan kaos berwarna hijau serta hadir kuning kesayangannya ia berjalan menuju meja makan dimana Taehyung berada.

"Maaf membuat mu menunggu." Bisik Yoona.

Taehyung berdehem. Kemudian ia mulai memakan makanannya.

"Mulai hari ini kau harus bangun pagi dan sarapan, Yoona."

Eh.

Yoona mendongakkan kepalanya. Sarapan?

Ringisan pelan keluar dari bibirnya. "Maaf, aku tidak biasa sarapan pagi. Lambung ku bisa sakit."

Dahi Taehyung mengerut. Ia menatap Yoona seketika.

"Selama ini.. Kau tidak pernah sarapan?" Tanyanya.

Yoona menggeleng.

"Sama sekali?"

Yoona mengangguk.

Taehyung terdiam. Ia pernah sesekali mendengar ada orang yang akan sakit perut jika sarapan pagi padahal biasanya tidak terbiasa.

Ah terserah lah.

"Kau tidak kuliah?" Tanya Taehyung mengalihkan topik. Yoona mendorong piring makannya yang masih utuh dan memilih menyesap tehnya. "Aku masuk jam kedua."

Taehyung mengangguk.

Suasana kembali hening.

"Jika kau tidak pernah sarapan, setidaknya tolong temani aku sarapan." Ujar Taehyung tiba-tiba.

"Apa?"

Yoona merasa Taehyung berbicara sesuatu padanya tapi tidak jelas.

"Mulai besok, temani aku sarapan pagi."

"Tapi.."

"Aku tidak biasa sarapan sendiri Yoona, biasanya Yoo-Ra selalu menemaniku sarapan."

Oh.

Yoona ingat, bahwa kakak sepupunya itu selalu berangkat saat langit masih gelap. Jadi akhirnya dia tahu alasan mengapa Yoo-Ra melakukan itu. Rupanya dara cantik itu menemani kekasihnya sarapan pagi.

"Baiklah" Ucap Yoona setuju.

Hanya menemani sarapan hal yang mudah bukan? Setidaknya Yoona perlu lebih dekat dengan Taehyung agar tidak terlalu canggung.

***

"Lebih baik turunkan aku disini." Ucap Yoona tanpa melirik Taehyung disebelahnya.

"Kenapa?"

Yoona mendesah. "Aku tidak bisa bertemu dengan rekan kerjamu."

Dahi Taehyung mengerut mendengar penuturan Yoona. Memang itu adalah idenya, mengajak Yoona berkunjung ke perusahaannya. Tapi itu bukan tanpa alasan. Semenjak menikah, rekan dan koleganya selalu bertanya padanya mengenai Yoona, sebagai istrinya.

Dan hari ini, karena Taehyung memiliki jadwal yang senggang, dan kelas Yoona akan dimulai siang hari. Ia mengajak wanita itu sekarang.

"Mereka hanya ingin bertemu denganmu Yoona."

Yoona semakin panik, ia berjengit mendengar jawaban Taehyung. "Kenapa mereka ingin bertemu denganku?"

Tertawa ringan, Taehyung menjawab. "Karena kau adalah istriku."

Blush.

Yoona tahu ini gila. Pipinya memanas ia berusaha menetralkan debaran jantungnya.

"Tapi.."

"Hanya sebentar okey? Sebagai gantinya, aku akan memberikanmu apapun yang kau inginkan."

Menyerah Yoona memilih menghembuskan napasnya.

***

Mereka tiba di perusahaan milik keluarga Kim. Yoona terpaksa mendongak untuk menghitung berapa lantai yang dimiliki perusahaan itu. Sungguh tinggi dan merupakan perusahaan terbesar kedua di Korea.

"Tenang dan bersikap biasa saja." Ucap Taehyung lembut.

Yoona mengangguk. Ia menghembuskan napas lagi.

"--dan Yoona?"

Eh.

Yoona menolehkan kepalanya. "Kurasa aku harus memberitahumu bahwa did alam mungkin kita akan banyak melakukan adegan skinship"

APA?!

***

Call It RomanceWhere stories live. Discover now