sebelas - aku bingung

523 195 29
                                    

maaf banget baru update lagi, kemarin-kemarin lagi di fase writer's block. semoga ke depannya nggak lagi.

ada suatu cerita, yang mungkin sangat banyak orang yang sudah mengenalnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


ada suatu cerita, yang mungkin sangat banyak orang yang sudah mengenalnya.

tentang seorang gadis berambut ajaib yang dikurung di lantai paling atas dari menara tinggi oleh ibunya. sayangnya ia bukanlah ibu kandungnya, ia pun mengurung sang gadis karena keegoisannya, ia memanfaatkan kekuatan dari rambut ajaib sang gadis.

tapi, bukan itu pokok bahasan yang hendak kubahas.

melainkan tentang seorang pria yang kemudian menyelamatkan sang gadis dan mengeluarkannya dari menara tersebut, sang gadis baru saja meraih kebebasan pertamanya saat itu. sekaligus, ia diselamatkan oleh manusia yang tepat.

mungkin ini tidak ada korelasinya dengan kisah hidupku. yah, memang tidak ada. terkadang hal-hal acak memasuki pikiranku ketika tengah melakukan aksi bunuh diri.

saat asyik hendak menggapai kematian, tiba-tiba seseorang baru saja meraih lenganku dengan kuat.

"hei! kalau mau mati jangan di depan orang lain!" ujarnya dengan nada yang cukup tinggi dan lumayan kuat, angin di tepi pantai memang lebih kuat daripada angin di pusat kota, mungkin karena itulah ia berujar dengan kuat.

bermodalkan sinar bulan malam ini, aku menoleh dan meneliti satu persatu bagian wajahnya.

"ayo ke tepi, ini dingin banget!" gerutunya sembari dicengkramnya kuat.

lenganku masih digenggamnya kuat, seolah-olah tidak ingin aku terlepas darinya terbawa arus atau bahkan kembali nekat untuk menggapai tengah laut. ia melangkah mendekati tepian pantai dengan menarik lenganku. mungkin cengkeramannya kuat, namun tarikannya terasa hati-hati.

"brrr... ini dingin banget sial!" gerutunya lagi yang bisa kudengar dengan jelas walau angin berlalu menepis atmosfir di sekitar telinga.

aku hanya diam mendengarnya dan menuruti tarikannya ke tepian pantai. tidak, lebih tepatnya aku bungkam.

ini kali pertamanya seseorang memergokiku saat hendak melakukan aksi mengakhiri hidup. biasanya anggota keluargaku hanya baru sadar ketika aku sudah tak sadarkan diri, seperti overdosis oleh obat. namun, saat hendak memulainya, tidak pernah seorang pun memergokiku.

ajaibnya, aku menurut. aku menurut untuk ditariknya kembali ke tepi pantai.

"baju kamu basah banget," katanya melihat bajuku.

tidak memberi jeda panjang ia kembali bersuara, "ya iyalah, orang kamu masuk ke air, tolol."

"bukan kamu, aku maksudnya, aku tolol," kembali ia berbicara begitu sadar  reaksiku ketika mengangkat kedua alisku secara refleks.

"kamu kenapa diem mulu? agak seram," celetuknya.

aku tidak menyangka rupanya orang ini cukup banyak berbicara juga.

"aku lagi bingung."

"bingungin apa? bingung karena aku narik kamu?"

"aku bingung, ini Tuhan sedang menyelamatkanku, atau sedang mendatangkanmu agar nantinya aku bisa pergi dengan tenang?"

mana pun itu, sepertinya Tuhan tidak segamblang itu untuk memberikan jawabannya.

atau mungkin, akunya saja yang belum tahu mana yang jadi jawabannya.

atau mungkin, akunya saja yang belum tahu mana yang jadi jawabannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Petikanmu Menjeda KematiankuWhere stories live. Discover now