Bu Intan Yang Malang

826 20 0
                                    

Bu Intan masih tak habis pikir kenapa ia tadi sempat linglung, ingatan terakhir yang ia dapat ambil adalah saat mengangkat telfon dari salah satu koleganya, kemudian semuanya gelap sampai ia kembali terbangun didalam kursi kemudi mobil. Saat ini ia sudah dalam perjalanan pulang, melewati jalan biasanya, waktu sudah agak sore dan sialnya, hari ini seperti tidak ada kendaraan lain yang menemani laju mobilnya, namun Bu Intan yang sudah terbiasa melewati jalanan ini, tidak terbersit sedikitpun pikiran aneh.

"Hhhhhssshh.... iniiii... bau Seruni.. tidak salah lagi" kata mahluk yang sedang duduk diatas salah satu pohon yang dilewati oleh mobil Bu Intan, wujud dari mahluk tadi sering disebut masyarakat sekitar sebagai pocong, maka pocong itu pun melompat dan terbang mengikuti arah laju si kuda besi.

Bu Intan yang fokus menyetir, tidak menyadari bahwasannya ada sosok mengerikan yang terbang dibelakang mobilnya. Pocong itu mengeluarkan tangan yang semula terlipat dibalik kain kafan kotornya, tangan berwarna hitam busuk yang dipenuhi belatung itu seperti melemparkan sesuatu kearah mobil Bu Intan, menyebabkan secara tiba-tiba, mobil xenia yang semula melaju dengan kecepatan sedang, perlahan-lahan mulai melambat dan akhirnya berhenti.

"Duh, kok tiba-tiba mogok sih" keluh Bu Intan setelah mobilnya berulang kali gagal nyala kembali setelah distarter. Ia pun keluar, berniat mencoba memeriksa kap mesin mobil sebisanya sebelum meminta bantuan. Belum saja ia membuka kap mesin mobilnya, ia merasakan hembusan nafas panas di tengkuk belakangnya dan membuatnya seketika merinding hebat. Pocong yang mengendus aroma Seruni lebih dekat akhirnya lebih yakin bahwa wanita ini sempat bersinggungan dengan sosok yang sedang diburunya. Merasakan hawa tidak menyenangkan tadi, Bu Intan berbalik badan, dan sudah dapat diduga bahwa wanita itu langsung menjerit saat melihat sosok pocong yang berdiri sangat dekat dengannya. Melihat kesempatan itu, si pocong pun segera menghujamkan kepalanya kearah mulut Bu Intan, sekaligus membungkam suara jeritannya

"Jangan berisik" kepalanya mulai masuk kedalam mulutnya, tubuh Bu Intan terangkat keatas kap mesin atau lebih tepatnya seperti terlempar, matanya melotot, leher dan rongga mulutnya membesar bebarengan dengan si pocong yang merangsek masuk.

Glek glegek Terdengar bunyi seperti Bu Intan tengah menelan sesuatu yang besar. Jalanan masih saja sepi, Bu Intan masih tak berdaya melawan pocong yang telah terhisap semuanya kedalam mulutnya, perutnya kini seperti orang yang tengah hamil besar, sepertinya mahluk tadi untuk sekarang masih berdiam disana, sementara polah Bu Intan sudah tak terkontrol. Matanya masih melotot, sementara dadanya membusung kaku, ia merintih sambil tangannya ia pakai untuk merobek kancing kemejanya sehingga terlihat jelas perutnya memang benar-benar membesar dan bergerak-gerak. Tubuhnya seperti tertahan diatas kap mesin, masih menggeliat disana ketika perut Bu Intan mulai mengempis. Namun, bukannya lebih baik, tubuhnya sekarang justru malah bergetar sangat hebat, kakinya yang terjuntai tak kalah bergetar sehingga salah satu sepatu slopnya terlepas, ia pun mulai tertawa secara tak terkendali.

KKN Kampung JatiwarnaWhere stories live. Discover now