Emosi manusia

229 48 5
                                    

Warning :(Sebelum baca cerita ini) Settingan cerita adalah Akhir perang dunia ninja, dan unsurnya setengah diambil dari Naruto-online, dan digabung dunia dari kisah Naruto-real. Jadi mari saya kenalkan tokoh utama saya dicerita kali ini.

Warning :
Beberapa plot dirubah [dengan sengaja] untuk membuat ceritanya sedikit nyambung jadi mohon pengertianya

Budayakan Vote/Komen sebelum baca

Dairy :

Banyak kehidupan yang diambilnya
Dengan sebuah tujuan 'Kota' serta 'dindingnya' rasanya berat dan menyakitkan melihat apa yang terjadi disekitar demi munuai pembuktian bahwa 'Pengorbanan' tak berakhir sia-sia.

[Naruto/Shino here]

"Oi kalian berdua kenapa kalian tidak menghindar.,"Teriakan sang pemimpin Cadet terdengar cemas. Naruto dan Shino justrut tak bergeming saat semua Cadet menghindar dari atap, saat salah satu Tittan besar memukul kearah mereka membuat atap tempat Naruto berpijak setengah hancur.

"Sebaiknya kalian tetap berformasi sesuai dengan apa yang biasa kalian lakukan,"Desis Shino, sembari menatap pemimpin itu dingin, Cadet menatap bingung bersamaan dengan tatapan santai Naruto.

"Kami akan bertarung seperti yang kami biasanya lakukan sebaiknya jangan bengong,"Ucap Naruto memandang serius, memunculkan sebuah bayangan bunshin lagi, mereka terserentak saat sebuah tangan dilayangkan oleh Tittan itu untuk kedua kalinya.

"Baiklah,"Ucap Cadet tergagap bingung.

Naruto melompat keatas udara dibantu Bunsinya, meski terlihat sangat berbahaya karna ia sendiri melempar tubuhnya, di kawanan Tittan, membuat semua menyengit ketakutan.

◇[Rassengan No Shuriken]◇

Sebuah pusaran angin muncul dari tanganya sebesar bolam sebuah lampu dan kiyan membesar, ditanganya dalam beberapa detik berbentuk seperti sebuah pusaran jarum angin, dan dilempar dikaki Tittan.

"Sebaiknya kalian siap untuk menyerang titik lemahnya,"Ujar Shino sebelum menghilang menjadi serpihan koloni Serengga hitam yang menuju Tittan lainya. Mendengar ucapan Shino para Cadet menyiapkan diri dengan Audens dan tabung-gas, senjata mereka masing-masing tampa bertanya lagi, mereka merasa yakin jika dua agent yang diperkenalkan General Pixi itu bisa membantu mereka.

Semua pandangan kembali menatap pusaran angin jarum dikaki para Tittan, benda kecil itu tiba-tiba berubah menjadi pusaran besar yang tiba-tiba meledak bagai jarum tajam yang menembus kaki Tittan diatasnya. Darah semakin banyak keluar dari Kaki Sebagian dari para Tittan beberapa terjatuh menimpah atap rumah karna kehilangan keseimbangan, para Cadet tak segan memanfaatkan kesempatan untuk beterbangan menyerang bagian Vital musuhnya.

Pandangan Horror para Cadet terlihat kaget, bagaimana sabetan angin mampu melukai kaki tebal Tittan yang memiliki daging yang kuat, Ketua Cadet itu lalu fokus, meminta rekan-rekanya untuk menyebar menyerang tulang belakang Tittan-Tittan itu secara beramai ramai. Sementara Shino bertugas menganggu indra penglihatan mata para Tittan dalam jangkauan dengan serangga parasit yang kini melebur bersama tubuhnya.

Naruto yang tak menunggu semua para Cadet dan Ketuanya yang tengah bertempur, memutuskan bertarung sendiri tampa bantuan yang lain. Saat menyadari Tittan lain nampak mendekat karna terpancing dengan aroma darah yang terpencar dari kaki-kaki tittan pendek yang dilukai oleh Naruto.

"Gomenee..tapi aku tak bisa membiarkan kalian semua untuk mendekat,"Ucap Naruto berlari melewati Atab dihadapan terlihat terdapat tiga Tittan bertubuh setinggi rumah lantai tiga dan, melompat keudara, tak lupa dia mengeluarkan bunsin dirinya untuk membantunya melompat lebih tinggi.

Strong With Your LifeDonde viven las historias. Descúbrelo ahora