15 - Lost

487 89 3
                                    

Don't forget to like and comment. Thanks!

•~•

Tak henti-hentinya air mata mengalir deras melewati pipi. Perasaan bersalah kian menghantui dirinya. Kedua tangannya ia tautkan dan tak henti-hentinya ia berdoa pada Tuhan.

"Chifuyu, dimana Baji sekarang?" Nampak ibu Baji yang baru saja datang dan tak luput air mata menghiasi wajah cantiknya yang kian termakan oleh umur.

"Baji-san ada didalam." Ia menatap dengan nanar.

Ibu Baji mendudukkan diri tepat di samping Chifuyu. "Bagaimana ini bisa terjadi pada anak semata wayang ku."

Sementara Chifuyu yang masih kalut dengan pikirannya sendiri hanya bisa menatap dengan tatapan kosong dinding yang ada di depannya.

Ia pun tersadar ketika dokter keluar dari ruangan. "Apakah disini ada keluarga dari Baji Keisuke?"

"Saya dokter! Saya ibunya!"

Dokter itu mengatur nafas sejenak. "Ia harus dioperasi secepatnya, kalau tidak nyawanya dalam bahaya. Jadi kami perlu persetujuan dari pihak keluarga pasien." jelas dokter itu.

"Tolong selamatkan anak saya dok! Saya akan menyetujui ini demi nyawa anak saya!"

Setelah itu dokter meminta ibu Baji untuk menandatangani dan mengurus administrasi terlebih dahulu.

Sementara Chifuyu masih setia melafalkan doa. Bahkan ia sampai mengabaikan ponselnya yang berdering berkali-kali

Derap langkah kaki memenuhi koridor rumah sakit. Chifuyu bahkan tidak menggubris itu. Ia tetap fokus pada doanya. Namun derap langkah itu semakin mendekati nya.

Pria berpostur tinggi besar berhenti tepat didepan Chifuyu dan memandangnya dengan kesal. "Hei kenapa kau tak angkat telepon ku? Kami sampai kebingungan mencari ruangan."

"Chifuyu! Mana Kei-chan!! Kenapa ia bisa sampai seperti ini?" ucapnya sambil menggoyangkan bahu Chifuyu dengan kasar.

"Baji-san ada didalam. Sebentar lagi ia akan dioperasi."

"Kei-chan..." lirih Mikey dalam tangisnya.

Sementara Mitsuya menatap penuh kasihan padanya. Bukan hanya Mitsuya, namun Smiley dan Angry juga merasakan hal yang sama.

Beberapa jam kemudian operasi telah selesai dilakukan. Namun dokter mengatakan Baji belum bisa dibesuk untuk sementara. Terpaksa Chifuyu harus pulang ke rumahnya.

Chifuyu berbaring lalu menatap langit-langit atapnya. Rasa bersalah masih menghantuinya. Seandainya ia tidak lemah, pasti Baji tidak lalai karena mengkhawatirkannya.

Tanpa permisi air mata Chifuyu kembali menggenang di pelupuk matanya. Ia menghapus air mata itu dengan paksa. Ia tidak boleh terus-menerus bersedih. Setidaknya ia harus bersyukur Baji dapat terselamatkan.

"Baji-san..." lirihnya.

"Meong, meong." Peke J, kucing milik Chifuyu mendekatinya lalu bermanja padanya.

"Kau belum tidur Peke J?" Tangannya mengelus dengan lembut kucing kesayangannya.

"Meong."

Chifuyu mengangkat Peke J, lalu ia tersadar ternyata kucingnya ini mirip dengan kekasihnya. "Baji-san.." lirihnya sambil menciumi kucingnya.

Keesokan harinya ia berangkat ke sekolah tanpa semangat. Ketika ia berada didepan kelas, satu kelas memandanginya. Chifuyu mengabaikannya dan memasang earphone ke telinganya.

"Chifuyu bagaimana keadaan Baji saat ini? Apakah ia sudah siuman? Lalu bagaimana bisa kalian terlibat dengan alumni kita?" Rentetan pertanyaan dari Takemichi membuatnya jengah.

*(FYI : rata-rata anggota Moebius alumni sekolah ini atau bisa disebut kakak kelas Baji dan Chifuyu yang sudah lulus)

Bukannya menjawab, ia malah menambah volume pada earphone nya lalu membuang pandangannya ke luar jendela sembari menopang pipinya dengan tangan kanannya.

Hina yang berada disebelah Takemichi menyentuh pelan bahunya. "Sepertinya ia tidak mau diganggu. Lebih baik kita memberinya waktu sendiri." bisik Hina. Mereka berdua berlalu meninggalkan Chifuyu sendiri.

~

Chifuyu POV

Hari ini akhirnya aku membulatkan tekad untuk menjenguk Baji-san. Sebelumnya aku ingin sekali membesuknya namun hatiku masih belum sanggup.

Aku melangkahkan kaki melewati koridor rumah sakit. Bau khas rumah sakit melekat pada indra penciumanku. Sebenarnya aku sangat benci tempat ini karena ibuku meninggal di rumah sakit ketika aku masih sekolah dasar.

Sekarang mari kita lupakan sebentar soal itu, saat ini tanganku penuh dengan buah-buahan dan buket bunga untuk Baji-san. Bahkan aku sedikit kesulitan ketika akan membuka pintu ruangannya.

Tubuhku membeku ketika aku melihat kamar Baji-san kosong tidak ada orang bahkan kamarnya sudah ditata rapi. Apakah ia dipindahkan ke ruang lain atau jangan-jangan...?? Aku mulai berpikir negatif. Aku berusaha menyingkirkan pikiran negatif itu secepatnya.

Tiba-tiba ada seseorang yang masuk. Ternyata seorang suster.

"Suster, kenapa kamar ini kosong? Kemana perginya pasien atas nama Baji Keisuke?"

Suster itu membuka kertas yang tadi dipegangnya. "Pasien atas nama Baji Keisuke sudah dipindahkan ke rumah sakit lain. Sekarang ruangan ini akan ditempati pasien baru."

"Dipindahkan kemana? Tolong beritahu saya suster!"

"Maaf hanya pihak keluarga dan rumah sakit yang boleh mengetahui nya. Sekarang saya permisi dulu." ucapnya sambil berjalan meninggalkan Chifuyu.

Suster itu berhenti sejenak lalu menghadap belakang, "Oh iya, mohon segera keluar dari ruangan ini. Karena sebentar lagi pasien baru akan menempati ruangan ini."

Baji-san, dimana kau?

(27/08/2021)

Please Remember Me || BajiFuyu ✓Where stories live. Discover now