Bebas 2

82 13 2
                                    

"Min..."

"Iya won?" Minhyuk menoleh kearah pria yang kini menjadi pasangan sehidup sematinya

Hyungwon menatap lekat minhyuk. Merasa agak ragu untuk menanyakan sesuatu, tapi dia harus menanyakan ini

"Kamu sedeket itu ya sama kakakmu?" Tanya hyungwon

Minhyuk tersenyum, melanjutkan kegiatannya untuk membongkar sisa bawaannya untuk di letakkan di lemari yang kini milik berdua.

"Iya, dari kecil sedeket itu. Kemana mana harus berdua, berantem pun gabisa lama lama."

"Aku kira kamu sm kakakmu kayak adek kakak yang suka berantem hal kecil gitu, ternyata akur banget"

Minhyuk kembali tersenyum mendenger pernyataan hyungwon.

"Dulu waktu kecil aku sering sakit sakitan. Sampe rasanya kalo dalam sebulan aku ga sakit tuh aneh, kayak bukan aku. Setiap aku sakit kakak ku yg ngerawat aku, nemenin aku, nyuapin aku, bahkan aku udh gede pun kalo sakit masih dia yang ngurusin"

"Orang tua mu?" Pergerakan minhyuk terhenti saat ingin memasukkan baju terakhir ke dalam lemari

Wajah nya berubah sendu walaupun tak diketahui hyungwon karena minhyuk membelakanginya. Baju terakhir ia masukkan dan menutup pintu lemari

Mungkin ini saatnya dia berbagi cerita dengan orang lain.

"Sambil rebahan aja ya ceritanya? Aku capek" hyungwon mengangguk dan mencari posisi nyaman di ranjangnya- ralat, ranjang mereka berdua.

Minhyuk merebahkan tubuhnya disamping hyungwon yang menatapnya dengan posisi menyamping.

"Dulu mama papa cuman pengen punya anak perempuan. Pas kak minah lahir mereka seneng banget karena bisa dikasih anak perempuan. Pas hamil anak kedua kata dokter sih perempuan lagi, tapi ternyata di cek ulang laki laki, lahir lah aku.

Awalnya mereka biasa aja ternyata anak keduanya laki laki. Tapi semenjak aku lahir caesar, dengan kondisi cukup lemah mereka ngerasa aku cuman beban aja. Apalagi makin gede aku makin banyak penyakitnya, makin nyusahin lah aku"

Minhyuk menjeda perkataannya. Terdapat sirat kesedihan dimatanya walaupun bibirnya tersenyum. Senyuman itu bukan senyum bahagia, tapi senyum palsu.

"Kak minah selalu dibangga banggain sama mama papa. Dia cantik, pintar, berbakat, selalu menang lomba akademi, ramah, lemah lembut, semuanya ada di dia. Tapi pas orang orang tanyain aku mama cuman diem aja.

Waktu itu aku ikut lomba melukis. Aku juara 1 dan aku kasih tau mama papa, mereka malah marah. Katanya ga berguna aku ikut lomba melukis, harus nya aku ikut olimpiade kimia kayak kak minah."

"Min.. jangan dilanjutin kalo gamau" minhyuk menggeleng menanggapi hyungwon. Dia ingin membagikan ceritanya kepada suaminya sekarang.

"Dari situ aku selalu dimarahin. Nilai akademi ku hampir setengah nya jelek, tapi nilai non akademi ku sempurna semua. Tetep aja aku dimarahin, kadang sampai dipukul, dicubit, dilempari barang, dikurung di gudang atau kamar mandi.

Dulu aku anggap mama papa marah karena aku nakal pas kecil, ternyata engga. Sampai aku dewasa perlakuannya tetap sama, dipukul, dilempari ini itu, dicaci maki, bahkan ga dianggap di depan umum"

Tangan hyungwon terulur mengelus kening minhyuk, disana terdapat memar yang belum hilang.

"Iya, itu karena dimarahin papa. Dilempar buku" seakan mengerti maksud pikiran hyungwon, minhyuk spontan memberi tahu penyebab memar di keningnya

"Katanya ga berguna aku dikuliahin mahal mahal malah jadi guru tk. Aku cuman buat malu keluarga aja. Mama udah hampir ngusir aku waktu itu, tapi gajadi karena teman mama tau aku pas lagi ngajar anak anak mereka. Mama gamau reputasi nya hancur karena usir aku"

Setetes air mata jatuh ke pipinya. Suaranya mulai bergetar, nafasnya terengah engah.

"Kak minah udh sering bilang ke aku, aku harus pergi, aku gaboleh disana, aku cuman kesiksa disana tapi aku gamau. Aku gamau ninggalin kak minah, aku gamau pisah sama kak minah.

Udah berkali kali mama jodohin aku. Tapi aku selalu nolak dan berakhir badanku memar dan luka. Aku cuman bisa ngurung diri di kamar."

"Kalo seandainya kamu nolak aku?" Tanya hyungwon

"Kak minah bakal dikirim ke london dan menetap disana. Mama tau aku sama kak minah gaakan bisa jauh. Cuman ini cara biar kak minah ga jauh sama aku, hah.... lagi pula ini juga permintaan kak minah, biar aku ga dipukulin lagi disana"

Hyungwon menarik tubuh minhyuk ke pelukannya. Pucuk kepala minhyuk di cium lembut dan diusap. Tak lama terdengar isakan tangis.

Iya, minhyuk menangis di pelukan hyungwon. Tak pernah ada orang lain yang memeluknya sehangat ini selain minah. Pelukannya terasa hangat, nyaman dan juga menenangkan

"Minhyuk terimakasih ya. Terimakasih udah mau bertahan selama ini, terimakasih kamu udah jadi kuat, terimakasih juga udah nerima aku. Sekarang kamu tanggung jawabku"

Malam itu termasuk malam terindah untuk minhyuk karena diberikan pasangan seperti hyungwon. Pasangan yang mengerti dirinya sama seperti perlakuan kakak perempuannya

Halcyon sempiternal [hyunghyuk] ON HOLDWhere stories live. Discover now