Meet?

145 18 8
                                    

Shavira menatap layar handphonenya dengan mata yang menyipit, seakan-akan memikirkan sesuatu padahal ia hanya memandangi direct messages yang menampilkan nama Gafhar Haadnan di layar tersebut.

"De," panggil Shavira dengan agak ragu, "Temen lo minta nomor gue, gimana?"

Seketika Dea merampas handphone Shavira dengan wajah terkejutnya, "SUMPAH LO? GILA INI SEJARAH YANG GAK BOLEH DILEWATKAN!"

Shavira menatap Dea dengan raut wajah penuh kebingungan, "Gafhar? Siapa, sih? Kok bisa follow gue?"

"Temen gue. Temen mainnya Galih sama Rafi juga. Gue kenalin ke lo, kayanya kalian cocok, deh." ucap Dea sambil mengembalikan handphone Shavira.

Shavira mangut-mangut, "Memangnya gue keliatan jomblo banget, ya? Kok lo bisa yakin gue gak punya pacar?"

Dea seketika terdiam menatap Shavira, "Eh? Kok gue goblok banget. Jadi lo punya pacar?" tanya Dea dengan nada pelan.

"Maaf Shav gue be—"

"Enggak ada." potong Shavira, ia tersenyum kecil, "Tapi gue masih dekat sama mantan." sambungnya yang membuat Dea menepuk pelan jidatnya.

"Bego gue. Shaviraaa gue engga tau, maaf banget, goblok gue!!" ucap Dea yang merasa tidak enak dengan Shavira.

Shavira tertawa pelan, "Gak papa, tapi temen lo ini aman?"

"Aman gimana maksud lo?"

"Eumm.. Gue gak suka sama cowok yang hobi mabuk."

Dea seketika tersenyum lebar, "Jadi, lo mau sama temen gue?"

Shavira terkekeh, "Kan gak ada salahnya punya temen baru," jawabnya sambil mengirim nomor handphonenya kepada Gafhar.

"GAK SALAH, VI! GAFHAR AMAN 100%!"

.....

Hari ini Gafhar, Galih, dan Rafi tidak ada jadwal kampus dikarenakan dosen mereka sedang berhalangan untuk hadir.

Galih mengajak Gafhar dan Rafi untuk duduk di kantin kampus. Galih tidak ingin pulang dan lebih memilih tebar pesona di kampus.

"Yaelah udah jelek pake acara tebar pesona lu," ucap Rafi yang sedang fokus dengan gamenya.

"Mahasiswa baru juga harus punya gebetan baru, lah."

"Gebetan lo segudang anak biawak," ucap Rafi dengan gemas, "Kok pada mau sih sama lo heran gue."

"Bego banget sih yang mau sama lo." sambung Gafhar.

"Daripada lo, gebetan aja gak punya."

"Anjing mulutnya suka gak sopan."

"Lah, lo duluan yang gak so—"

"Kita boleh gabung, gak?" potong Dea sambil menggeser Galih untuk memberinya space duduk, tidak lupa dengan Shavira yang bersembunyi di belakang Dea.

"Boleh," jawab Gafhar, lalu seketika fokus Gafhar pecah saat mendengar Dea mengatakan 'kita'. Mata Gafhar langsung tertuju kepada cewek yang sedang berdiri di belakang Dea.

Seketika Gafhar tertegun. Cewek yang sedang ia lihat ternyata jauh lebih cantik daripada foto yang ia lihat di Instagram. Cewek tersebut cukup tinggi, kulitnya tidak terlalu putih, rambutnya ia biarkan tergerai. Pipinya terlihat chubby dan senyumnya manis.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 30, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HaadnanWhere stories live. Discover now