Perkenalan

1.3K 110 26
                                    

Gafhar Haadnan.

Ia biasa dipanggil dengan sebutan Gafhar oleh teman-temannya. Cowok santuy dan damai karena hidupnya hanya diisi dengan bermain game dan berkumpul bersama teman-temannya.

Gafhar juga sama seperti cowok pada umumnya, suka berolahraga, setiap hari nongkrong sampai larut malam, hobi makan pop mie, main game, dan main social media tanpa tahu waktu.

Menurut Gafhar, pop mie adalah salah satu prioritas di dalam hidupnya, karena Gafhar tidak mempunyai pacar yang bisa diprioritaskan seperti teman-temannya.

"Punya pacar ngapa Gaf, nolep amat." ujar Galih, salah satu temannya.

"Diem lu panci gosong," balas Gafhar sambil menatap kesal ke arah Galih.

"Gafhar mah udah gue kenalin ke semua temen cewek gue, tapi alasannya selalu gak cocok lah, gak nyaman lah, gak nyambung lah, isi otak lu itu yang gak nyambung bego." ucap Rafi sambil melempar gulungan tisu yang ditangkis oleh Gafhar.

"Heh, gimana perasaan lo pada kalo make sepasang sepatu yang ukurannya beda-beda, nyaman gak? Enggak, kan?" tanya Gafhar, lalu lanjut fokus bermain game pada handphonenya.

"Ah alasannya cuma satu, karena lo jelek."

"Bangsat, ngaca lu."

Gafhar adalah tipe cowok yang tidak terlalu tinggi, kulitnya juga tidak terlalu putih, rambut Gafhar sedikit ikal tetapi tidak terlalu—sulit untuk dijelaskan, tetapi hobinya adalah makan pop mie.

Gafhar sudah dikenalkan dengan banyak cewek oleh Rafi dan Galih, tetapi tidak pernah bertahan bahkan untuk sebulan saja, hanya untuk pdkt.

"Gue kalo engga suka, ya enggak. Untuk apa gue terus bertahan kalau enggak merasa cocok dan nyaman?"

Menurut Gafhar, untuk memulai sebuah hubungan diperlukan sebuah persiapan dan awalan yang bagus agar hubungan tersebut dapat berlangsung lama dan bukan hanya untuk mengisi kesepian sementara.

Karena Gafhar tidak pernah main-main jika sudah menyangkut soal perasaan.

"Memangnya dosa ya kalau gak punya cewek?" tanya Gafhar yang lagi-lagi memancing keributan.

"Gak sih, kasian aja liat lo kesepian."

"Diem lu kerbo, entar gue dapet cewek awas aja ya lo pada." ucap Gafhar yang bangkit sambil membereskan barang-barangnya, bergegas ingin pergi.

"Gimana mau dapet cewek, yang lo tungguin malah cewek orang lain, Gaf. Bangun, cewek masih banyak. Kenapa harus nunggu yang udah punya orang? Lo nyakitin diri sendiri, bego."

Tangan Gafhar yang sedang melipat lengan jaket jeansnya seketika terhenti. Matanya berkedip hampa mendengar pernyataan yang dilontarkan oleh Rafi. Gafhar seperti tertampar oleh kenyataan bahwasanya ia memang sedang menyakiti dirinya sendiri.

Gafhar tersenyum kecil, "Engga. Engga lagi. Engga berjuang lagi."

Galih tertawa, "Kalau engga berjuang lagi, terus sekarang mau pergi jemput siapa, Gaf?"

Rafi menggeleng-gelengkan kepalanya, "Jangan jadi manusia bego ya, Gaf. Fakboy engga, Goodboy engga, jatuhnya jadi Begoboy."

"Gue duluan, ya." pamit Gafhar yang sedang tidak mood untuk melawani ucapan Galih dan Rafi.

Gafhar tersenyum miris, yang diucapkan Rafi memang nyata. Sudah lama ia tidak disadarkan oleh teman-temannya. Seperti mimpi yang ingin ia paksa menjadi kenyataan, Gafhar memang benar-benar sedang menyakiti dirinya sendiri.

Biasanya setiap mereka membahas Gafhar yang tidak punya pacar, Rafi dan Galih sudah lama tidak pernah menyinggung soal itu.

Entah mengapa hari ini, Rafi dan Galih kembali menyadarkan Gafhar. Mungkin karena Rafi dan Galih yang sadar bahwa Gafhar dan dia semakin dekat belakangan ini.

HaadnanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang