10

2.2K 222 35
                                    

Ea... kaget ga? :(


***


Memasuki hari keempat sejak Doyoung menjalani rawat inap di rumah sakit. Dokter sempat memberitahu bahwa paling tidak Doyoung membutuhkan tiga hari lagi sebelum dilepas.

Namun begitu sejak pagi Doyoung terus merengek minta dibawa pulang.

"Hyung, aku sudah bisa berjalan dengan lancar kok! Lihat! Aku bahkan sudah bisa berlari tanpa merasa pusing sama sekali!" katanya sambil berlari di tempat.

Junkyu tak menghiraukan. Ia tetap fokus mengetik sesuatu pada laptopnya. Sesekali ia mendengar Doyoung yang terus-terusan menghela napas.

"Sudah ku bilang jangan pedulikan biayanya. Kau lupa paman Han itu teman dekatnya ayah. Dia memberikan diskon besar-besaran untuk kita.

Dari pada menyia-nyiakan berkat lebih baik kau istirahat supaya cepat sembuh!" ucap Junkyu berusaha meyakinkan Doyoung.

Tentu saja dia berbohong perihal diskon besar-besaran itu. Junkyu tak cukup bodoh untuk mengetahui bagaimana hubungan teman dalam dunia bisnis yang sebenarnya.

Ya, benar hubungannya hanya sebatas melakukan bisnis.

Karena sekarang orangtua mereka sudah meninggal dan seluruh aset perusahaan sudah habis, hubungan pertemanan itu sudah tidak ada artinya lagi.

Untungnya sedikit kebohongan itu sudah cukup meyakinkan Doyoung untuk sementara waktu ini.

Dengan berat hati Doyoung kembali berbaring diatas rajang. Meratapi langit-langit kamar berwarna putih yang terlihat sangat membosankan.

"Hyung, aku ingin bermain piano."

"Lalu kau mau aku memindahkan grand piano seberat 250kg mu itu dari rumah ke sini?"

Tidak ada jawaban dari Doyoung setelahnya. Membuat Junkyu mengalihkan padangannya. Dia melihat Doyoung yang tengah menatap ke arah luar jendela sambil mengumamkan melodi dari moonlight sonata.

Junkyu paham. Dari dulu Doyoung selalu menggunakan melodi itu untuk menggambarkan kesedihan yang sedang ia rasakan.

Laptopnya ia matikan, lalu Junkyu membawa kakinya beranjak mendekati ranjang Doyoung. Tangannya ia angkat mengusap surai hitam sang adik lembut.

"Junghwan bilang siang nanti dia mau datang mengunjungimu. Istirahat lah sebentar."

"Hm."

Doyoung menyamankan posisi tubuhnya, menarik selimut hingga menutupi setengah badan. Tak lama kemudian ia tertidur.


***


Tak terasa siang begitu cepat menjemput. Secara otomatis Doyoung pun terbangun ketika mendengar pintu terbuka.

Ternyata pintu itu dibuka oleh seorang suster dengan troli makanan yang ia bawa.

"Selamat siang. Baru bangun?" Tanya suster itu ramah.

Doyoung hanya mengangguk sekilas sambil mengucek sebelah matanya. Ketika mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, ia tidak melihat ada Junkyu di mana-mana.

Menyadari Doyoung yang tengah kebingungan, sang suster angkat bicara.

"Hyungmu pulang sebentar, katanya mau ambil beberapa barang," katanya sambil memindahkan makanan ke meja makan Doyoung.

Secret Lust - HarukyuDonde viven las historias. Descúbrelo ahora