[4] Anak Siapa?

2.1K 317 27
                                    

Hari berikutnya di jam istirahat, Mark kembali berjalan santai di koridor Ipa. Tapi tujuannya kali ini berbeda, bukan untuk menemui Lucas tapi untuk menemui Renjun.

Argh, Mark sudah terlampau gemas dengan bocah imut itu.

Begitu sampai di depan kelas XI Ipa 1, Mark segera mengetuk pintu hingga atensi beberapa murid yang berada di dalam kelas teralih kepadanya.

"Permisi, Renjun ada gak?" Tanyanya sopan.

"Mau ngapain nyari anak gue?" Ini Yeri, yang langsung bangkit dari duduknya begitu denger nama anaknya disebut.

Mark mengernyit, apaan sih ni orang?

"Anak lo? Siapa anak lo?"

Yeri berjalan mendekat hingga sampai di depan Mark, "ya Renjun lah, siapa lagi."

Mark menatap Yeri dari ujung kepala sampai ujung kaki. Yeri sampai risih dibuatnya.

"Yang modelan kayak lo ngakuin Renjun anak? Jadi anak gue lebih cocok lah kemana-kemana." Mark berucap sambil mendongakkan dagu, menantang.

Yeri menatap Mark sinis, "siapa sih lo? Dateng-dateng ngerusuh aja di kelas orang."

Mark yang dituduh membuat rusuh di kelas orang pun jelas tidak terima. Apa-apaan nih cewek? Perasaan tadi si Mark nanya baik-baik.

"Heh! Gue dateng kesini sopan ya! Gaada tuh bikin kerusuhan kayak misalnya ngelempar temen lo buat nanyain Renjun. Lo aja yang sensi banget jadi orang." Ucap Mark membela diri. Kesal dia tuh, Mark kan anak baik-baik yang cinta perdamaian.

"Oh iya, gue Mark. Mau apa emang?" Tanyanya.

Yeri yang sudah mengetahui nama pemuda ini pun kembali membuka mulut, "ooohhhh, jadi lo si Mark-Mark itu?! Yang kemaren nyubitin anak gue sampe nangis terus pipinya bengkak?! Wah, nyari mati ni orang." Ucap Yeri menggebu-gebu.

Yang terjadi selanjutnya adalah Mark dan Yeri yang kejar-kejaran mengitari kelas, dengan Yeri yang membawa sapu ijuk di tangannya. Entah sejak kapan Yeri mengambil sapu itu, tidak ada yang tau.

Sedangkan di bangku pojok belakang kelas,

"Eh Chan, itu dua orang gak diberentiin?" Tanya Jaemin sambil menyuapkan batagor ke mulutnya. Iyalah ke mulut, masa ke telinga.

Haechan tampak berpikir sebentar kemudian menggeleng, "gausa deh. Kapan lagi yekan nontonin keributan? Gratis pula." Ucap Haechan sesat yang dibalas anggukan saja oleh Jaemin.

Mereka berdua lanjut makan jajanan yang ada di meja sambil menonton Yeri dan Mark yang masih asik kejar-kejaran.

Mark sendiri berlari tak tentu arah. Mendorong meja, menendang kursi, sampai menabrak papan tulis. Tidak apa-apalah badannya sakit semua, tapi yang pasti dia harus selamat dari banteng lepas ini.

Yeri juga seperti tiba-tiba mendapat energi ekstra. Dia berlari makin cepat dengan masih mempertahankan sapu ijuk yang dia angkat tinggi-tinggi di tangan kanannya.

Tak lama Mark berhenti berlari, berbalik dengan cepat dan merentangkan tangannya ke depan, bermaksud untuk membuat Yeri berhenti. Yeri menurut dan menyandarkan tubuhnya di meja guru.

Sedangkan Mark tampak mengenaskan. Bagaimana tidak? Dia sekarang tengah berbaring di lantai kelas sambil mengatur nafasnya yang tersendat.

"Yahh, udahan nih? Gak seru ah, bentaran doang. Yang lama kek!" Haechan mendengus di pojok sana, sedangkan Jaemin dengan senang hati memberikan pukulan di belakang kepalanya.

Di tengah keheningan suasana kelas pasca insiden kejar-kejaran oleh oknum berinisial Yeri dan Mark, dua orang datang dari pintu kelas.

Itu Renjun dan Jeno, yang baru saja kembali dari acara berburu makanan di kantin.

"Renjun, dari mana?" Ini Mark, yang langsung bangun dari lantai begitu Renjun sampai di kelas.

Renjun mengerjapkan matanya bingung. Ini si Mark kok bisa nyasar di kelasnya, "kantin." Jawabnya singkat.

Mark tersenyum, tangannya terangkat hendak mengelus surai lembut Renjun sebelum digeplak kasar oleh Yeri.

"Mau ngapain?! Gausah pegang-pegang anak gue!" Ucap Yeri sambil berdiri di depan Renjun, serta menuding Mark dengan sapu ijuk yang sedari tadi dibawanya.

"Cuma mau ngelus rambutnya doang elah, lebay amat lo." Sewot Mark.

"Gak boleh! Lo jahat. Renjun anak gue!"

Mark cengo, "korelasinya apaan bangsat?!"

"Gak ada! Pokoknya Renjun anak gue!"

"Enak aja. Anak gue!"

"Gue!"

"Gue!"

Oknum yang diperebutkan hanya diam di belakang Yeri, memperhatikan kedua orang itu beradu mulut dengan tatapan polosnya.

Haechan sendiri sudah jingkrak-jingkrak kesenengan, soalnya Yeri sama Mark lanjut ribut.

"YOK YOK LANJUTIN LAGI RIBUTNYA!! BANYAK YANG TERHIBUR NIH." Haechan berteriak sambil mengangkat kepalan tangannya di udara, menyoraki.

"Lagi? Emang tadi ribut?" Ini Jeno, yang entah sejak kapan sudah ikut bergabung bersama Jaemin dan Haechan.

"Iya, lebih parah malah."

Kembali lagi ke Mark dan Yeri yang masih sibuk adu bacot.

"Anak gue! Pokoknya anak gue!"

"Lo baru ketemu dia kemaren! Gue udah dari setahun yang lalu. Jadi Renjun anak gue!" Yeri tidak terima.

"Waktu tidak menjadi tolak ukur sobat. Lagian sama-sama satu, lo satu tahun gue satu hari, sama aja."

"Enggak! Lo apaan s--"

"DIEEEEEEEEMMMMMMM! YAMETE KUDASAI"

Nahloh, Renjun maungnya keluar.

"GUE ANAKNYA AYAH SAMA MAMA POKOKNYA." Teriak Renjun kesal.

"Iya, gue kan??" Mark Dan Yeri berucap bersamaan sambil menatap Renjun dengan binar penuh harap.

"ENGGAAAAKKKKK!!"

Renjun lelah, Renjun capek. Jadi pengen nyeduh teh langsung di mulut.

"Asik, keributan berlanjut." Udah ketebak kan ini siapa?

-

jangan lupa tinggalkan jejak ya!!
see you <3

SONМесто, где живут истории. Откройте их для себя