PUPUS HARAPAN

59 53 60
                                    







Hey ogeb||
Sebelum baca wajib!!
Vote and comment?!

Happy reading!!

SABTU PAGI'

Tidak seperti biasa, kini mentari enggan muncul dari kediamannya, awan-awan berubah menjadi gelap, langit pun seolah ingin mengeluarkan dentuman suara petir yang menyambat dipermukaan bumi. Sepertinya cuaca pagi ini bisa dibilang berubah dratis dari cuaca biasanya. Mungkin cuaca panas kini menjadi cuaca mendung kali ini. Namun tidak menjadi halangan untuk Zila berangkat ke sekolah. Karena gadis itu bilang, bahwa cuaca seperti ini jauh lebih menyenangkan karena alam menjadi lebih tenang dan tidak pula menjadikan ia menyerah dalam semangat menuntut ilmu demi masa depan.

Pelajaran pertama kini di isi oleh seorang guru perempuan yang terkenal garang nya yang luar biasa. Semua murid didalam kelas duduk dan sembari mendengarkan apa yang dijelaskan oleh bu Siti. Zila memilih tempat duduk dekat dengan jendela kelas, karena hujan lebat kini mulai turun dan semua yang awalnya menatap guru dengan penjelasannya kini menatap luar jendela dimana air hujan telah membasahi bumi ini. Menjadikan hawa tenang dan sejuk. Berbeda dengan Zila yang sedang memikirkan sesuatu.

SEPTEMBER 2010🥀

"Lala liat deh hujannya udah lebat, yuk main hujan hujanan" panggil Gevan kecil. "Nanti kalau aku dimarahin bunda gimana?"

"Iya udah kamu pakai jas hujan punya aku aja biar nggak basah, kan nanti bunda kamu nggak tau" mereka berdua asik dengan aktivitas bermain air layaknya seorang yang sedang berbahagia karena mereka adalah sahabat yang selalu setia saat kecil. "Yah..hujannya udah mulai reda, kita berteduh dulu yuk di bawah pohon sana" ucap Gevan kecil dan diangguki Lala. Lala adalah julukan nama special dari Gevan kecil untuknya.

Bersenandung menyanyikan lagu bersama yang mereka hafal waktu itu....
"Kita ukir nama aja di pohon ini, buat kenangan bisa tahu kalau kita besar, kita masih ingat dengan persahabatan kita. Kamu mau kan Lala jadi sahabat selamanya Gevan?" Ucapnya Gevan dengan mengacungkan jari kelingking kepada Lala dan diangguki gadis itu, tangan mereka pun saling bertautan satu sama lain.

Dan mulai mengukir di pohon itu yang bertulis....

GEVAN DAN LALA
SAHABAT SELAMANYA TIDAK AKAN
PERNAH TERPISAH.


Mereka tersenyum saat tulisan tersebut selesai diukir dan mereka berharap persahabatan mereka sampai dewasa, bahkan sampai tua pun rela ia ingin terus bersama disisinya.

Kini hujan sudah berubah menjadi hilang dan berganti menjadi terang hingga langit langit berwarna jingga sangat agung.
"Lala pulang dulu ya, nanti bunda nyariin" pamitnya dengan menuntun sepeda yang ia bawa. "Bentar" Gevan kecil mengulurkan tangannya dengan senyuman yang dibalas Lala pula. Sepertinya akan tetap terus berjabat tangan saat akan pulang bermain.

"Zila, kenapa kamu melamun? Saya tanya kok ngga kamu jawab" sontak Zila kaget saat bu Siti memanggilnya. "Ke-kenapa bu?" Jawab ragu Zila, "minta tolong bantu saya bawain ini buku ke perpustakaan ya, kalau udah kamu boleh istirahat" perintahnya dan diangguki Zila.

REMEMBER MEWhere stories live. Discover now