MALAM MINGGU

2 1 0
                                    

Hey ogeb!?
SEBELUM BACA WAJIB!!
VOTE AND COMMENT!!

HAPPY READING!!

Tok...tok...tok...

Suara ketukan pintu kini membuat sang pemilik beranjak membuka-kan untuk tamunya.

Ceklekk...

"Em? Cari siapa?"

"Cari gadis cantik yang ada di depan gue". Oh no...!! Gevan datang malam-malam? Apakah ini!!

"E-eh, Gevan..., Mau ngapain?
"Lo lupa sama janji tadi sore? Buruan
siap-siap gue tunggu"

Melamun. Mau bikin alasan bagaimana ini? Mending keluar sendiri daripada sama Gevan. Pikiran buntu lagi, mau kasih alasan apa lahh.

"Siapa nak?...kok nggak suruh masuk tamunya?"
"Masuk. Duduk dulu, gue mau ganti baju"

Zila sedang bingung mau memakai pakaian yang mana? Ah iya, dress hijau selutut dengan sepatu putih dan rambut yang sengaja diurai, kini gadis itu sedang mengoles tipis wajah cantik nan glow supaya menambah kesan bidadari untuknya.

"Gevan ya? Mau minum dulu? Biar tante bikinin?" Tanya Sarah.

"Nggak usah tante, Kok tante tahu nama saya ya..?"

"Zila kok yang ngasih tahu" Dengan senyumnya menjawab senang.

Zila turun dari anak tangga dengan penampilan stile yang sangat simple tetapi selalu cantik menawan.

Gevan yang melihatnya langsung berpamitan dengan Sarah dan pergi bersama Zila ke sebuah restoran mewah yang didalam nya terdapat orang-orang bermobil (kaya raya).

"Em..yakin kita mau kesini?" Tanya Zila memastikan karena dia pikir makan di restoran mahal ini mana cukup uang yang ia bawa.

"Iya, ayo masuk"

Kini mereka duduk di sana menyantap makanan, sesekali Zila berpikir "mampukah dia membayar makanan ini semua?" Batinnya.

Beberapa menit kemudian. Makanan dimeja lenyap kedalam perut yang kosong.

"Kalau makan hati-hati, celemot kan" Gevan dengan membersihkan sisa makanan yang menempel di mulut Zila.

Zila bengong rasanya ingin memeluk Gevan karena kangen yang dipendamnya selama ini, tapi itu hanya bisa membuatnya terdorong ke lubang paling dalam. Karena tidak mungkin ia bisa kembali seperti dulu.

Saling memandang satu sama lain untuk beberapa menit, dan akhirnya Zila memalingkan pandangannya kearah lain.

Sampai akhirnya pelayan restoran datang membawa daftar harga yang mereka beli barusan. Zila terkejut karena sekali makan pun habis 7,5juta? Demi apa.

Dan setelah memberikan daftar harga tersebut pelayan pergi.

"Lo yang bayar"

"Lah...mana kuat gue bayar banyak banget gev, lagian siapa juga suruh makan disini" gerutu Zila.

"Makin gemes banget kalau lagi cemberut hehe" batin Gevan.

Mereka menuju tempat pembayaran dan dibayar cash oleh Gevan karena tadi hanya bercanda. Lalu ketempat parkiran mobil untuk keluar dari area tersebut.

"Sebelum pulang, gue mau ajak ke suatu tempat mau nggak?"

"Okee si... tapi jangan lama-lama. Udah malem, gev"

Diangguki Gevan dan melajukan mobil mewah miliknya ketempat tersebut. Kira-kira mau kemana?

Dua puluh menit berlalu melintasi kawasan pergedungan yang menjulang tinggi di daerah Jakarta.

Kini mobil Gevan berhenti di sebuah hutan, namun hutan ini sangat terang. Yang dihiasi oleh lampu kerlap-kerlip di ranting setiap pohon.

Di samping hutan tersebut terdapat danau yang tidak terlalu besar yang menjadikan jelasnya pemandangan kota ini dimalam hari yang begitu cerah.

"Gih, duduk sini" ajak Gevan supaya Zila duduk disebelahnya.

Setelah menempati posisi mereka
masing-masing, kini suasana menjadi canggung dan sunyi beberapa saat. Karena tidak mau menghambat waktu pembicaraan pun dimulai.

Dengan tiba-tiba tangan Gevan menggenggam kedua tangan Zila yang membuat sang empu kaget.

"Gue nggak peduli mau lo teman kecil gue atau bukan. Tapi udah gue anggep lo itu Lala kecil yang selalu menemani Gevan yang kesepian.."

Gevan berhenti berbicara sebentar "lo mau kan jadi pacar gue?"

Mata lentik Zila yang sedari tadi menahan rasa kantuknya kini membulat sempurna akan kaget dengan ucapan Gevan.

Heningg....

"Oke... Kalau lo nggak mau, im fine..... Mungkin belum waktunya, tapi esok atau kapan dengan berjalannya waktu lo bakal nerima cinta gue" ucap Gevan yang mulai frustasi karena Zila belum menjawabnya.

Bagaimana mau menjawab, sedangkan dari tadi ia tidak memberikan gadis itu waktu sedikit pun untuk berbicara.

"Nggak gitu Gev. Gue sama lo itu baru kenal kemarin, nggak mungkin kan kita langsung jadian. Lagian ntar apa temen bilang kalau kita baru kenal langsung dekat?" Terobos Zila untuk berbicara.

"Gue nggak peduli Zil...mau mereka bilang yang aneh sekali pun... kita pacaran untuk saling dekat, Gue cinta sama lo itu tulus dari hati" jawab Gevan dengan nada yang sedikit meninggi membuat mata mungil Zila menitik-kan air mata.

Tidak dipungkiri, angin malam yang menghembus permukaan wajah gadis itu mulai menghamburkan rambut-rambut yang di urainya.

"Jangan nangis...maaf sama kata-kata gue barusan, gue nggak maks-..."

"Gue mau pulang Gevan" potong Zila.

Gevan mengantar Zila sampai rumahnya dan meninggalkan gadis itu tanpa sepatah katapun. Merasa bersalah karenanya terlalu memaksa gadis itu.




Hayy readers:3

Sengaja nulis dikit karena author lgi nggak enak badan wkw.

So. Kalian jangan bosan buat komen and vote nya ya. Biar semangat nulis nichh

See you next time readers tersayang muach

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 26, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

REMEMBER MEWhere stories live. Discover now