[10]

3.7K 677 34
                                    

Votenya jangan lupa (。•̀ᴗ-)✧



Tok tok tok

Haresa menggedor pintu kamar Jake. Lalu berteriak. "Jake! Cepet keluar!"

Jake yang baru saja bangun dari tidur sorenya langsung ketar ketir, ia tak ingin terlihat berantakan di hadapan Haresa. Segala upaya ia lakukan, mencuci muka, bahkan menyisir rambut.

"Jake! Lama banget! Lo ngapain sih?!"

"Sebentar! Sabar!"

Setelah menunggu lima menit lamanya, akhirnya Jake keluar, lalu Haresa membawanya ke meja makan. Di sana terlihat ada beberapa jenis kue kering tersajikan.

Mata Jake hijau kuning kelabu melihatnya. Tanpa ragu ia langsung mencomot salah satu biskuit cokelat favoritnya. Jake sampai memejamkan mata saat memakannya, tapi ternyata rasanya itu tidak seenak ekspetasinya.

"Kok rasanya—" gumam Jake.

Saat membuka mata, Jake salah fokus dengan jari-jari tangan Haresa yang tergores, lukanya itu terlihat seperti terkena oven panas. Dari situ, ia baru menyadari kalau yang membuat kue kering ini adalah perempuan di depannya.

"Rasanya kenapa?" Tanya Haresa.

Jake melanjutkan makannya. "Enak, gue suka."

"Bagus deh kalau lo suka, gue emang sengaja bikin kue ini buat ucapin makasih ke lo."

"Lain kali kalau mau ucapin makasih nggak usah buat kue lagi ya."

"Kenapa emangnya?"

"G-gapapa."

"Yaudah, kalau gitu gue balik ke kamar, lo abisin kuenya."

Haresa pergi meninggalkan Jake. Tapi, Jake tiba-tiba menarik tangan kanan Haresa. "Tunggu dulu."

Haresa menoleh. "Kenapa?"

Jake sama sekali tidak menjawab pertanyaan Haresa. Ia hanya menuntun Haresa ke ruang tamu.

"Tunggu sini," suruh Jake.

Haresa mengangguk. "Iya."

Kini, Jake terlihat masuk ke kamarnya lalu membawa sebuah kotak P3K. Kemudian, ia duduk di sebelah Haresa sambil mengulurkan tangannya.

"Mana tangan lo, sini biar gue obatin," ucap Jake.

Haresa memberikan tangannya ke Jake, lalu Jake mulai mengolesi lukanya dengan betadine secara lembut.

"Perih nggak?" Tanya Jake.

"Dikit." Balas Haresa.

Setelah selesai mengoleskan Betadine, Jake menempelkan plester putih di tangan Haresa.

"Nah, udah selesai." Ucap Jake sambil mendongakkan kepalanya ke pandangan Haresa.

Wajah Haresa perlahan mulai memerah, ia tak bisa berhenti berdebar melihat wajah Jake dalam jarak yang cukup dekat. Akhirnya ia mencoba membuang pandangannya dari Jake.

"Makasih," ucap Haresa.

Jake tiba-tiba memegang kedua pundak Haresa. "Res," panggilnya.

"A-apa?"

"Gue perlu mastiin sesuatu."

"Mastiin apa?"

Jake menatap Haresa. "Lo cukup tatap gue selama 10 detik, nanti gue baru tau jawabannya."

"Oke."

Jake dan Haresa kini bertatapan. Detik demi detik mereka lalui. Namun ternyata, hanya dengan lima detik saja Jake sudah mengetahui jawabannya.

"Gue udah bisa mastiin dan tau jawabannya." Ucap Jake sambil tersenyum tipis.

"Maksud lo apa sih? Nggak jelas banget deh."

"Gue tuh abis mastiin perasaan gue."

"Terus jawabannya?"

"Rahasia."

"Ish, dasar Jake makin nggak jelas!" lontar Haresa sebal sambil meninggalkan Jake sendirian.

Jake cuma bisa tertawa kecil, ia merasa senang karena telah memastikan perasaannya.

Kalau soal jawaban? Tentu ia juga senang. Karena Jake telah mengetahui jawaban mengapa belakangan ini dirinya sering tersenyum sebelum tidur. Itu semua karena kehadiran Haresa di rumah ini.

Meskipun kesan pertama diantara mereka sangat buruk.

"Mamah pulang," ucap tante Shim sambil membuka pintu.

"Jake? Kamu ngapain senyum-senyum sendiri di sini?" Tanya tante Shim.

Jake hanya menggelengkan kepalanya, ia tak bisa mengutarakan isi hatinya ke mamahnya. Nanti yang ada mamahnya cepu ke Haresa.

"Beneran nggak mau kasih tau mamah?"

"Bukan apa-apa mah."

"Oh, ya udah deh, terserah kamu. Ngomong-ngomong Haresa mana?"

"Di kamarnya."

"Oh, kamu nggak berantem sama dia kan hari ini? Soalnya tadi mamah liat Haresa bikin kue loh buat kamu."

"Nggak kok mah, hari ini nggak berantem."

"Oh, bagus deh kalau kalian akur. Semoga rencana mamah berhasil."

"Rencana? Maksudnya?"

"Ada deh."

[10]
(To be continue)

Rencana apa ya hayoo



Oh iya, Maaf ya semua, seharusnya chap ini udh di up kemarin, tapi karena aku harus vaksin jadi ditunda dulu deh




















30 Days with Jake✔️Where stories live. Discover now