16

2K 7 0
                                    

Mataku terus terbuka. Tak bisa terpejam sedikitpun.

Aku meringis saat hendak berdiri. Tubuhku sungguh terasa remuk, terutama pada bagian bawahku. Aku masih ingat bagaimana Mark melakukannya. Melepas keperawananku dan memasukiku dengan semangat.

Bahkan aku bisa melihat bagaimana panasnya Mark dan terlihat begitu seksi. Apalagi keringat yang berjatuhan dari wajah dan tubuh Mark padahal AC di kamar sedang menyala.

Kulirik jam yang ada di dinding kamar. Masih menunjukkan pukul empat pagi. Kulirik seorang pria yang sedang terlelap di sebelahku. Pria yang baru saja memasukiku. Oh lebih tepatnya pria yang berstatus sebagai kekasih ibuku dan sebentar lagi akan menjadi ayah tiriku.

Jahat?
Tentu saja.

Aku tahu aku jahat. Aku tahu aku sudah menghianati ibuku. Tapi aku juga tak mau menyiakan kesempatan itu. Mark begitu sempurna dan aku menyukainya. Kegilaanku sudah melenyapkan akal sehatku. Itu benar. Bahkan sesuatu yang tak terpikirkan sama sekali dalam benak orang-orang, aku sudah melakukannya.

Tidur dengan calon ayah tiri? Hah, sungguh sangat memalukan. Namun aku tak menyesali itu.

Aku gila, aku tahu dan aku paham.

Rasa penasaranku terbayarkan sudah. Aku tahu sekarang kenapa mami bisa menjerit nikmat di bawah Mark. Pria itu sungguh luar biasa. Apa semua bule seperti itu? Jika iya, sepertinya di Amerika nanti aku harus mencari bule-bule untuk memuaskanku.

Oh ,kau sungguh gila Clara.

Kuhela nafasku cukup kuat. Aku melangkah turun secara perlahan. Walaupun perih, aku terus langkahkan kakiku sampai akhirnya langkah tertatihku menyentuh pintu keluar kamar.

Aku membukanya secara perlahan ,takut pria itu terbangun. Namun saat benar-benar akan keluar, mataku terfokus pada kaca yang saat ini memantulkan keadaanku.

Leherku.

Oh benar. Melihat dari cara Mark tadi memperlakukanku, aku yakin pembuat kiss mark di leherku adalah pria itu.

Sesampainya di kamar, aku berinjit kembali menuju kaca besar di kamarku dan betapa terkejutnya aku saat kulihat tanda itu semakin banyak.

"Sial!!" rutukku mencoba menghapusnya. Tentu saja itu tak akan bisa.

Bagaimana caranya ia pergi ke kampus nanti.

Bule tampan itu sungguh membuatku gila!

"Bagaimana ini... Aku harus menemui dosen.." ucapku pelan.

Asik melihat tanda di tubuhku, netraku seketika langsung fokus pada bagian bawahku.

Tepat di sana, satu jam yang lalu, Mark mengoboknya dengan kej*ntanan perkasa milik pria itu. Daging tembam penuh kenikmatanku yang tadi dihajar oleh Mark.

Kuarahkan jemariku di sana lalu menyentuh bibir kem*luanku yang paling kusuka karena bentuknya yang mampu menaikkan libid* yang melihatnya.

saat jemariku menyentuh bagian atasnya, aku tak merasakan apapun namun ketika jemariku pergerakan semakin ke bawah, aku bisa merasakan nyeri dan aku yakin ini karena tadi malam. 

*****

Clara menghela nafas panjang  semakin lama ia semakin menatap dirinya di cermin, bayangan maminya semakin jelas berdiri di sebelahnya dengan wajah kecewa.

mungkin setelah ini hidupnya tak akan baik-baik saja. Pertama ada Mami yang harus ia hadapi, yang kedua ia tak yakin ia bisa melepaskan sugar Daddynya itu begitu saja.

Tubuhnya seperti sudah mencandu dengan tubuh Mark. pria itu bahkan berhasil membuatnya melambung tinggi karena kenikmatan yang diberikan oleh lelaki itu padanya.

Sugar Daddy I Love You Where stories live. Discover now