Kilas Balik

1.3K 90 3
                                    

Renjun, dia memiliki 2 dominan.

Ya, ada dua orang yang ditakdirkan untuk hidup bersamanya. Bukan disuruh memilih, tapi Renjun harus hidup dengan dua orang dominan.

Dia seperti omega dan dua orang itu adalah alpha. Padahal dia hanya manusia biasa.

Siapa yang tidak iri ada 2 orang yang bisa hidup bersamamu selamanya? Tentu, semua orang membenci Renjun. Renjun tamak, rakus, dan sebagainya.

Hanya saja mereka tidak tau perjuangan Renjun selama ini.

*
*
*
*
*

Flashback on.

Jeno dan Jaemin itu dua manusia yang ditakdirkan menjadi anak kembar tapi tidak jadi. Mereka beda orang tua tapi begitu dekat. Sangat dekat.

Mereka di pasrahkan seorang anak lelaki bernama Nakamoto Renjun. Orang tua anak itu meninggal karena kecelakaan. Renjun trauma sangat dalam. Dia sempat dirawat ibu Jeno yaitu Doyoung. Tapi saat itu Jeno dan Jaemin belum tau apa apa soal Renjun.

Baru kemudian orang tua Jaemin, Yoona memperkenalkan Renjun pada mereka berdua. Semua berakhir mengerikan.

Bertahun-tahun lamanya mereka dekat. Sangat dekat. Jeno Jaemin begitu memerhatikan Renjun dengan baik. Mereka perhatian, juga selalu menghibur Renjun.

Suatu hari Renjun mengajak Yoona dan Doyoung untuk membelikan hadiah karena Jaemin berulang tahun yang ke 17. Jeno mengetahuinya.

Dia memberitahu Jaemin. Tentunya Jaemin tertawa mendengar itu. Dia gemas dengan Renjun yang begitu perhatian padanya.

Dia akan tetap terkejut nanti. Berpura-pura tidak mengetahui apa pun soal ini.

Tapi ada kejadian buruk.

Supir mereka mendadak kehilangan kendali dan membuat laju mobil berantakan. Doyoung meninggal di tempat, sementara Yoona kritis berminggu-minggu. Sama seperti renjun. Dia kembali trauma, semua berubah begitu saja.

Hari ulang tahun Jaemin hancur karena itu. Dia marah besar pada dirinya sendiri, pada Jeno, pada Renjun, bahkan pada ayahnya yang terlalu sibuk bekerja. Jeno tidak marah pada siapa pun. Dia hanya menyesal. Menyesal dan berharap bisa memutar waktu agar dia pergi bersama keluarganya.

Bukannya diam di rumah sambil bermain bersama Jaemin. Jeno hanya merasa sedikit kecewa pada Renjun. Dua orang itu butuh sesuatu untuk tempat pelampiasan.

Renjun bangun lebih awal dari Yoona. Itu yang membuat dua sahabat itu makin emosi.

Mereka menolak bertemu Renjun lebih dari belasan kali. Renjun merasa gila saat itu. Keadaannya memburuk dan drop berulang ulang kali karena banyaknya berita buruk itu.

Beberapa minggu kemudian Yoona membuka mata. Ibu kandung dari Na Jaemin itu membuat keluarganya merasa begitu bersyukur. Jeno senang, karena dia masih memiliki Yoona di hidupnya. Ayah Jeno sudah tidak ada. Mereka bercerai cukup lama. Jeno juga tidak peduli dengan ayahnya lagi.

"Jen." Lamunan pemuda itu terhenti. Lamunan dimana dia kilas balik segalanya. Segalanya hingga menjadi seperti ini.

"Bunda mencarimu."

"Maaf," katanya singkat.

Jaemin menundukkan kepalanya. "Jangan terus bersedih. Bunda dan aku masih ada disini. Masuk lah."

*
*
*
*
*

"Aku mau bertemu renjun." Jeno menatap Jaemin.

Jaemin mau bertemu Renjun?

"Kamu dengar sendiri dari bunda. Aku tidak mau bunda marah marah padaku karena Renjun. Bunda masih lemah. Jadi aku bertemu Renjun hanya untuk bunda. Semoga Bunda tidak khawatir lagi pada Renjun."

Jeno tersenyum lembut. "Baiklah, na. Aku akan menyusul." Jaemin lebih muda darinya. Jaemin mendekat lalu mengusap rambut Jeno.

Jeno baru kehilangan keluarga satu satunya. Pantas dia belum merasa baikan. "Mama pasti baik baik saja, Jen. Jangan sedih, aku yakin mama akan mengatakan hal yang sama dengan bunda." Mama itu sebutan Jeno Jaemin untuk ibu Jeno.

Jeno menundukkan kepalanya. "Tidak, mama tidak akan mengatakan itu. Mama juga tidak ada disini, na. Jadi... Semoga berhasil dengan rencanamu." Jeno berdiri lalu melangkah pergi. Meninggalkan Jaemin yang menatapnya sedih.

Jaemin pergi ke kamar Renjun, tangannya terangkat hendak mengetuk tapi terhenti. Dia mendengar suara tangisan. Tangisan yang terdengar sangat sendu, sangat sedih. Bahkan nafasnya tersendat karena tangisannya sendiri. Kata maaf berulang ia dengar.

Dia merasa waktu seakan terhenti begitu saja saat ini. Dia tidak bisa bergerak. Entah kenapa tangisan itu menyakitkan. Menyakiti hatinya.

Dadanya terasa sesak. Tenaganya menguap bersatu bersama suara tangisan yang ia dengar. Jaemin selalu mendengarnya. Tapi kenapa baru kali ini dia merasakan hal ini?

Jaemin tau Renjun terus menangis merasa bersalah karena meninggalnya Ibu Jeno. Dalam hati, mereka berdua tau ini salah. Ini salah membuat Renjun merasakan hal ini sendirian.

Tapi mau bagaimana mereka butuh tempat untuk membuat mereka merasa lebih baik. Apa ini saatnya untuk berhenti?














































Spoiler waktu itu,

Tiga: tiga pemeran utama
Dua: dua seme
Satu: satu uke
Sd : sad.

Sad ending?
Hepi ending?
Mending sing ndi jal
Edit: semoga ga lebih dari 10 bab. Amin.

🌒🌓🌔🌕🌖🌗🌘
🌙❤❤🌙❤❤🌙
❤💓💓❤💓💓❤
❤💓💓💓💓💓❤
🌙❤💓💓💓❤🌙
🌙🌙❤💓❤🌙🌙
🌙🌙🌙❤🌙🌙🌙
🌒🌓🌔🌕🌖🌗🌘
vote.

Jangan cuma baca tapi juga harus vote ya. Astaga.

NoRenMin: AccidentWhere stories live. Discover now