15_Ignorance

1.5K 256 11
                                    

"Renjunie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Renjunie." Suara itu jelas ku hapal siapa pemiliknya, dengan begitu riang tersenyum memelukku.

"ayo kekantin." ujarnya selalu dengan semangat. Jujur aku rindu melihat ia tersenyum dengan begitu riang.

"Mark juga, ayo kekantin." tubuhku seketika mematung, orang yang ingin sekali kuhiraukan sejak tadi justru menyetujui ikut.

"a-aku mau keperpustakan Haechan sshi. Ada tugas yang harus kucari." dustaku yang langsung beranjak dari kursiku meninggalkan kelas. Namun jelas itu harus melewati dua pagar yang berdiri didapan pintu. Tatapan mereka berdua terasa sangat mengintimidasiku. Aku tak perduli, aku hanya ingin benar-benar menghindar dari ruang ringkup mereka.

"kau kabur karena cemburu?" suara itu jelas sampai ketelingaku saat Johnny membisikannya. Langkahku seketika berhenti didepan pintu. Ucapannya benar-benar sangat ingin ku tolak. Namun tiba-tiba saja dia merangkulku. "buktikan jika tidak." bisiknya kembali seakan membaca isi hatiku.

"Ayo kekantin." ia sedikit berteriak kearah Haechan dan menarikku begitu saja. Kecanggungan kini terasa saat Johnny memilih duduk disampingku, dan justru yang di hadapanku adalah sosok Mark. Tatapannya benar-benar membuat dadaku sesak.

"Markeu a~" aku melirik sekilas Haechan menyuapinya.

"Ke-ban-yak-an." ujarnya berusaha menguyah.

"Mulutmu rongganya besar, kebanyakan gimana. Lagi pula kau diam saja dari tadi, makananmu nanti dingin."

Mark tak mengubris ucapan Haechan, justru semakin lekat menatap kearahku.

"kau tak makan? Kau terlihat sangat kurus akhir- akhir ini." ujarnya yang membuatku berjengit terkejut, kenapa harus memikirkan sosokku didepan Haechan.

"a-akuㅡ"

"mau aku suapi?" tawar Johnny jelas membuatku semakin tak nyaman.

"aku permisi dulu, mau jenguk Jaemin. Dia sedang sakit." dalihku. Memang benar Jaemin sedang sakit, meski menjenguknya menjadi sebuah alasanku.

"hati-hati Renjunie." ujar Haechan saat aku beranjak dari meja kantin. Aku hanya tersenyum dan mengangguk kearahnya.

.
.
.
.

Renjun beranjak meninggalkan kantin, Mark pun menatap nyalang kearah Johnny yang hanya menyunggingkan senyum puas dengan kepergian Renjun.

"Berehenti menggodanya!" sentak Mark memperingati.

"bukankah dia memang sangat menggoda?"

"Hyung." Haechan berusaha melerai saat keduanya saling melempar tatapan sengit.

"hyung, kenapa kau menggoda si Renjun? Bukannya kau sudah menemukan Mate mu?" ujar Hendery polos.

"hah?" jelas Haechan yang tak tau apa-apa hanya mendelik terkejut.

Aggressive Trance [JaeRen] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang