senin (back to week day)

389 72 9
                                    

jake dengan sepenuh hati menata lima kotak susu pisang di meja kasir. dia melakukan itu untuk memudahkan arima si penggemar susu pisang.

dia berdiri. badannya terasa tegang. jemari tangannya mengetuk-ngetuk meja besi di hadapannya, serta kaki yang dibalut sepatu converse itu mengetuk-ngetuk lantai, berusaha menghilangkan rasa gugupnya.

padahal sekarang pukul satu malam. tapi jake hidup seolah dia sedang ada di pukul satu siang. wajah gantengnya sangat terpancar tanpa kacamata yang ia biasa kenakan. rambut poninya kini ia kesampingkan, mempertontonkan dahi bersihnya.

lalu, di mana arima?

apa dia kembali sakit?

berkali-kali jake melayani pelanggan yang membeli rokok dan kopi instan. rata-rata hanya mas-mas dan bapak-bapak yang datang. wajah manis itu tidak terlihat malam ini.

jake mulai lesu. jam sudah menunjukkan pukul empat pagi, waktunya adzan subuh berkumandang. dan tetap saja, arima tidak datang.

jake hilang semangat. ini sudah terlalu pagi untuk arima datang. perempuan itu tidak pernah mengunjungi minimarket pagi hari atau siang hari, arima hanya selalu datang pada dini hari di mana hanya ada dirinya yang terbangun dan bekerja.

mata jake meratapi kotak susu pisang yang dia sudah siapkan dengan perasaan. dia kecewa, arima tidak hadir.

bahkan jake sudah merubah sedikit penampilannya untuk berusaha memikat arima. tapi kali ini tidak ada gunanya dia melakukan itu semua.

entah kenapa perasaan jake jadi tidak enak. pikirannya seolah memberi informasi mendadak bahwa ada yang salah. juga hati jake yang mendorong dirinya untuk menemui arima sebelum dirinya akan menyesal, cepat atau lambat.

tidak ingin sesuatu terjadi, jake menutup minimarket dan menggemboknya sebentar. ia berjalan menuju bangunan sederhana tepat di samping minimarket tempat dia bekerja. hal seperti ini tidak pernah ia lakukan, tapi karena arima, jake berani nekat.

"permisi. saya mau tanya, di sini ada penghuni kamar atas nama arima?"

petugas resepsionis menatap jake dengan tatapan sinis. ia curiga. lagipula siapa yang berani tanya hal seperti itu pukul empat pagi?

jake menatap petugas perempuan tersebut dengan tatapan sungguh-sungguh.

akhirnya resepsionis tersebut terlihat sedang mencari sebuah nama.

"atas nama arima hanin sudah check out hari minggu pagi, tepatnya kemarin pagi."

kaki jake langsung lemas. dia menyesal, amat sangat menyesal. ternyata ini yang dia cemaskan dari kemarin. ternyata inilah gambaran perasaan yang sudah mengganggunya.

jake pergi tanpa pamit dan tanpa terimakasih. ia berjalan sempoyongan layaknya orang mabuk-mabukan di pinggir jalan.

dimabuk kasmaran.

arima sudah pergi. arima telah meninggalkan kota kecil ini. kue brownies rasa kopi ternyata adalah hadiah perpisahan. menerima kue tersebut adalah satu-satunya alasan jake bersyukur.

laki-laki malang itu meneteskan air matanya dan segera mungkin dia hapus.

"sadar jake. arima bukan siapa-siapa. kamu teh nggak pernah kenal sama yang namanya arima. dia cuman pengunjung yang kebetulan datang 6 hari berturut-turut. dia cuman perempuan yang kamu suka sementara waktu. dia cuman gadis sempurna yang kamu temui sekali dua kali di jalanan, yang kemudian ga akan pernah kamu temui lagi.

tapi arima— arima hanin, adalah perempuan dengan karisma paling cantik yang kamu telah temui dan akan selalu kamu ingat sampai kapanpun."

fin.

temporary crush, jake shim.Where stories live. Discover now