Part 1

61 7 1
                                    

Author Pov

"Bella, Sam" Gerbera menatap kedua anaknya dengan peringatan, 2 bocah kecil yang berumur 3 tahun itu benar-benar aktif "momy akan sedih jika kalian tidak mendengarkan" sepasang anak itu menoleh.

"Sory momy" Gerbera tersenyum dan keduanya berlari ke pangkuan ibu mereka, Sam menatap ibunya.

"Mom kapan dady akan sampai?" Gerbera tersenyum

"Mungkin sebentar lagi" ia lalu meletakkan buah kesukaan anaak kembarnya dan meletakkan handphone dengan mengatur alarm "setelah alarm berbunyi, kalian boleh makan"

"Yaahhhh" seru keduanya serempak, Gerbera hanya tersenyum.

"Jika kalian berhasil, momy akan menuruti semua permintaan kalian untuk besok"

"Benarkah?"

"Yeahhh" Gerbera memakai celmek dan mulai mengiris wortel yang ia tinggalkan, ia sesekali melihat kedua anaknya sambil tersenyum, Sam beberapa kali melihat Jam di ponsel, sedangkan Bella sudah tidak tahan melihat buah didepannya, tangan mungilnya mulai mengusap-usap buah kupas di depannya.

"Mengajari mereka bersabar lagi?" Gerbera menoleh dan melihat ayahnya menaruh topi kerjanya di meja dapur.

"Yupss" ayahnya mengacak rambutnya pelan.

"Kalian jadi kembali hari ini?" Gerbera mengangguk.

"George bilang akan menjemput kami hari ini" Abraham hanya tersenyum menatap putri semata wayangnya.

"Apa kamu bahagia sayang?" Gerbera menoleh pada ayahnya yang menatapnya sendu "Miranda hanya memberitahu ayah, jika saja--"

"Tidak dad, aku mencintai Bella dan Sam" ucap Gerbera "aku bahagia dengan mereka"

"Sayang---"

Dringgggggg

"Horeee!!!!" suara alarm dan teriakan si kembar membuat Gerbera menoleh dan ia menatap ayahnya.

"Makanlah pelan-pelan"

"Yes Mom!!!" teriak keduanya.

"Mereka sepertiku ayah, tidak memiliki ibu, walau momy selalu ada untukku, tapi rasanya berbeda karena aku memiliki 2 ayah, aku tidak ingin mereka merasakan apa yang aku rasakan" Gerbera meringis "aku baik-baik saja, jadi dady tidak perlu hawatir" Abraham mengangguk.

"Momyyy" keduanya berteriak dan ikut berhambur dalam pelukannya, Sam yang sangat dekat dengan Abraham menggendong cucu lelakinya sambil tertawa.
.
.
.

Gerbera terdiam melihat pesan dari George, lelaki itu mengatakan jika ia tidak bisa menjemput mereka hari ini, karena ada meeting mendadak, Gerbera menghela nafas dan berjalan ke balkon kamarnya, ia melihat anak-anaknya sudah siap untuk pulang hari ini, ia tidak sanggup mengecewakan mereka, dan apakah ia kecewa?

Hatinya sudah berlatih dengan sangat baik dari rasa kecewa, 3 tahun George tidak benar-benar berbicara padanya, lelaki itu hanya mengirim pesan padanya, bertanya bagaimana anaknya, meminta Gerbera mengirim foto anaknya setiap hari, mereka hanya berbicara tentang anak-anak mereka, ia menghela nafas dan meletakkan ponselnya, ia ingin berontak dan mengabaikan semua pesan George, tapi ia sungguh takut lelaki yang dulu ia cintai dan masih ia cintai mengambil Bella dan Sam darinya dan mencari ibu baru untuk mereka.

Ia tahu George memiliki wanita lain, 3 tahun sudah Emilia meninggalkan mereka, dan George bukan seorang budha atau biarawan, lelaki itu punya kebutuhan, dan ia tahu akan hal itu. Saat George pulang ia selalu mencium wangi parfum wanita dibaju yang berstatus menjadi suaminya, dan ia tidak bisa berkata apapun.

Gerbera melepas hal yang paling ia sukai selain George setelah Bella dan Sam berumur 3 bulan, ia berhenti dari pekerjaannya sebagai produser di stasiun TV, ia merindukan duduk didepan layar sambil memberi instruksi, ia bahkan sudah berhenti berkumpul bersama teman-temannya, ia tidak tahu kapan terakhir kali ia duduk tenang di cafe sambil mengamati orang yang berlalu lalang, seperti yang selalu ia lakukan di ahir pekan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang