Diantara Faza dan Hamas

2.3K 219 0
                                    

Nazra Malik Mafaza, tiga kata yang tertuang dalam nama itu sukses membuat rumah tangga Anan dan Rasyana itu tak pernah luntur canda tawa, bocah kecil yang kini berusia satu tahun lima bulan itu memang sangat menggemaskan dengan segala tingkah laku...

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Nazra Malik Mafaza, tiga kata yang tertuang dalam nama itu sukses membuat rumah tangga Anan dan Rasyana itu tak pernah luntur canda tawa, bocah kecil yang kini berusia satu tahun lima bulan itu memang sangat menggemaskan dengan segala tingkah laku serta kekonyolannya.

Namun tingkahnya akan berubah jika sudah bertemu dengan kakak sepupunya, siapa lagi kalau bukan bayi pemilik nama Shafia Zalfa Prasetya, anak pertama dari Hamas dan Athifa.

Memang, walaupun usia mereka terpaut cukup jauh, tapi tetap saja Shafia itu lebih tua dalam runtutan silsilah keluarga suku Jawa.

Sore ini bocah kecil yang sering disapa Nazra MM. Atau Faza itu kembali usil. Baru saja ia melakukan aksi jahilnya, yaitu mengusik Shafia lewat cubitan gemas di pipi bayi itu.

Hamas yang baru saja selesai melakukan kegiatan buang air kecilnya langsung berlari ke arah ruang tamu setelah mendengar tangisan anaknya.

"Ya ampun, Anan! Anak lo ngeselin banget sih." Kesal Hamas seraya mengangkat putri kecilnya kedalam gendongannya sambil menatap tajam keponakannya itu.

Faza yang mendapat pelototan tajam dari sang paman sontak ikut menangis karena takut.

"Bang, diapain sih si Fazanya sampai nangis gini!" Kesal Anan, baru saja hendak menuju kamarnya mengambil pakaian ganti untuk Faza tetapi harus kembali ke ruang tamu dimana putranya berada.

"Anak lo tuh yang mulai, enak aja cubit-cubit pipi Shafia."

"Ya gak usah diomelin juga bang, nangis kejer ini." Balas Anan tak mau kalah.

"Ya sama, Shafia juga nangis!"

Hening, kedua bapak itu sibuk menenangkan putra dan putri mereka.

"Udah ya, Faza gak boleh nangis, berhenti nangisnya ya." Ucap Anan, Faza mengangguk namun tetap menangis.

"Bener-bener ya anak lo Nan, pipi Shafia jadi merah gini, nurun nih pasti gen-gen cubitan maut istri lo ke Faza." Ujar Hamas kesal, sambil mengelus pipi Shafia lembut seolah dapat mengurangi ruam.

"Istriku itu adek abang loh kalau lupa." Cibir Anan membuat Hamas menghela napas. Benar juga pikirnya.

"Ya tetap aja si Faza ngeselin."

"Faza juga keponakanmu bang." Sahut Anan sambil menenangkan Faza yang semakin menangis kencang.

Hamas hanya merengut kesal mendengarkan penuturan Anan yang memang benar adanya.

"Ya Allah, mas, aa'!" Pekik Rasyana.

"Kamu apain Fazanya mas?!" Tuduh Rasyana seraya mengambil Faza dari gendongan Anan.

"Diomelin bang Hamas." Balas Anan sontak membuat Hamas kembali menatapnya tajam.

"Enak aja, Faza duluan yang mulai. Masa pipi Shafia dicubitin sampai merah semua, nangis lah." Balas Hamas.

Ternyata Bersamamu (SELESAI) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora