ASHLEY FREESIA D'ANGELO

215 6 0
                                    


"Morning Mrs. Angelo."

"Morning Mrs. Angelo."

"Good morning Mrs. Angelo."


Begitulah kiranya aku menjalani hariku setiap paginya. Sapaan tiada henti yang menyapa telingaku saat kakiku masuk ke dalam sebuah butik butik. Ya, ini adalah butik milikku dan mereka adalah para karyawanku.


"Good morning Mrs. Angelo, ini adalah catatan penjualan kita bulan lalu. Kita mengalami peningkatan yang cukup signifikan dan kita berhasil masuk ke jajaran Top Five di Mode Magazine".


"Okay, keep up the good work. Buatlah reservasi di restauran manapun kalian ingin. Kita akan rayakan keberhasilan ini bersama nanti malam. Pastikan semua hadir karena aku akan memberikan bonus untuk semuanya."

"Okay Mrs. Angelo. Saya akan buat reservasi setelah ini."


Aku senang sekali hari ini. Pagi hariku diawali dengan berita yang sangat kunantikan. Bagaimana tidak? Aku bekerja keras untuk semua ini, banyak hal yang kukorbankan. Tentu saja hasilnya harus seperti ini bukan? Sesuai dengan kerja kerasku. Aku sangat bangga pada diriku dan aku tidak sabar untuk dapat tampil di hadapan para wartawan yang akan meliput butikku nanti. Terserah kalian berpikir aku sombong atau apapun itu aku tidak peduli, karena aku adalah Ashley Freesia D'Angelo.


Oh, aku lupa memperkenalkan diriku. Okay, dari mana kita mulai? Dari nama? Bentuk fisik? Kekayaan? Life style? Oh seriously. Kupikir aku tidak perlu memperkenalkan diriku karena seharusnya semua orang mengenalku. Jika kalian tidak mengenalku, aku tidak tahu kalian hidup di desa pedalaman mana.


Okay okay. Untuk kalian yang memang masih belum kenal, mari berkenalan! Namaku Ashley Freesia D'Angelo. Aku lahir di London, 9 September 1995. Aku adalah seorang anak tunggal. Dad meninggal saat aku berusia 15 tahun, jadi aku harus meneruskan bisnis ayahku ini bersama dengan mom.


Sayangnya aku dan mom tidak bisa mempertahankan bisnis ini. Kami gagal mempertahankan perusahaan ayahku ini karena dibohongi oleh salah satu pegawai kepercayaan ayahku -sekertaris ayahku yang juga menjadi sekertaris mom saat itu-. Dia adalah pamanku. Mom terlalu percaya dengan paman hingga tidak menyadari kebohongan paman.


Pamanku, melakukan korupsi besar-besaran di perusahaan. Akhirnya perusahaan itu bangkrut pada tahun ketiga. Aku sangat sedih, aku merasa tidak berguna. Perusahaan yang bertahun-tahun dibangun ayahku dengan susah payah hancur begitu saja. Mom menjual semua aset kekayaan yang kami miliki, termasuk rumah untuk membayar gaji serta uang pensiun para karyawan dan membayar ganti rugi terhadap para investor yang merasa dirugikan.


Nasib baik sepertinya masih berpihak pada kami. Untungnya kami dipertemukan dengan orang-orang baik. Mereka adalah Maria, Zana dan Michael. Mereka enam tahun lebih tua dariku, kecuali Zana. Zana berjarak empat tahun lebih tua dariku. Mereka benar-benar membantuku dari nol hingga bisa mencapai titik ini.


Saat perusahaan bangkrut hanya mereka yang menolak gaji dan uang pensiun, bahkan mereka menjual flat dan mengumpulkan uang untuk membeli sebuah rumah berukuran sedang untuk kami tinggali bersama. Mereka juga mengumpulkan uang untuk menyekolahkanku hingga lulus dari London College of Fashion.

FREESIAWhere stories live. Discover now