•Fake

75 24 19
                                    

-Bedakan senyum tulus ku dengan senyum penuh kebencian ku-

♥Happy Reading♥

Semesta seakan menolak sumpah yang pernah Neymi lontarkan. Kedua insan yang dipertemukan tanpa saling mencintai kini menjalin sebuah hubungan. Tetapi sayangnya ini hanyalah pernikahan fake.

Kembali kepada perihal dendam. Sungguh Neymi sangat terpuruk seakan dirinya disayat oleh beribu pisau. Mengingat masa dimana orang tuanya terbunuh dalam keadaan tragis membuat dirinya begitu rapuh bahkan sangatlah hancur.

Perkara dimasalalu menorehkan luka yang teramat menyakitkan pada gadis itu. Jika ia membalas lukanya kepada orang yang buta hati itu Neymi rasa tak mengapa bukan? Dan teruntuk Zien biarkan dia bersenang diri sekarang. Dapat Neymi pastikan bahwa nyawa kedua manusia biadab itu akan segera berakhir. Tunggu Saja!

Tak sabar menanti hari bahagianya tiba mendegar jeritan lantaran tikaman keji pada leher mereka.

Manusia biadab memang patut mendapatkan perlakuan sekejam itu 'kan?

Sekarang peluang demi membalaskan dendamnya sudah ada didepan mata. Ia hanya perlu menunggu waktu yang tepat untuk melakukan aksinya.

"Krisma" Panggil Jeon

Gilang memang kerap dipanggil dengan sebutan Krisma pasalnya ia memiliki senyum yang manis dan rahang sedikit maskulin.

Bisa dikatakan ia begitu berkharisma sesuai dengan namanya, ditambah bertubuh tinggi yang terkesan menarik di mata ciwi-ciwi. Benar-benar indah untuk dipandang.

"Iya pah?" Sahut Gilang berdiri bersama Neymi

"Mama sekarang ada dibandara. Kalian duluan saja ke rumah. Papa akan menyusul setelah menjemput nya!" Ujar Jeon setelah itu tatapannya teralih menatap Neymi.

"Jadilah istri yang baik" Ujarnya lagi, kini Neymi hanya mengangguk sebagai balasan dan tak lupa ia tersenyum kecil tanda kebencian.

"Ingat kamu belum ngasih papa cucu jadi jangan ngebut!. " Lanjutnya diakhiri dengan kekehan pelan.

'Ingit kimi bilim ngisih pipi cici jidi jingin ngibit. Bacot sekali mulut bau jigong itu. Gue nggak akan ngasih lo cucu jeon!' Teriak Neymi dalam hati.

"Iya pah tenang aja!"Jawab Gilang. kini ia kembali menggenggam lengan Neymi.

'Apaansih mahluk beban ini. Main ngenggam tangan orang seenaknya'

Dengan berat hati Neymi membiarkan Gilang mengenggam lengannya berjalan dihadapan seluruh pasang mata yang menatapnya. Bisikan berbagai mulut terdengar jelas ditelinganya. Tetapi Neymi still doesn't care.

Setelah keduanya keluar dari gedung pernikahan. Gilang pun menuntun Neymi berjalan ke parkiran mobil.

"Apa-apaan sih lo lepas nggak!"

Gilang tak menanggapi. Sesampainya diparkiran iapun melepaskan genggamannya pada Neymi lalu membuka pintu mobil.

"Masuk" Titah Gilang.

Tanpa minat Neymi langsung terduduk tak lupa menutup pintu mobil dengan kasar. Sudut bibir Gilang melengkung indah menatap Neymi yang duduk menyamping dihadapan-nya.

Sejenak Neymi menoleh menatap manik mata pemuda itu tetapi tak lama ia langsung mengalihkan pandangannya kedepan seraya menutup kaca mobil.

Melihat itu Gilang spontan memutar tubuhnya berjalan masuk ke mobil lalu iapun menyalahkan mesin nya.

Pengantin baru yang kini terduduk nyaman. Hanya menikmati alunan musik yang terdengar merdu di speaker mobil, tak ada obrolan bahkan canda tawa layaknya pengantin baru pada umumnya, kedua insan yang bersatu tanpa rasa cinta terlihat menikmati dunia nya masing-masing.

Married In Hate [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang