𝐧𝐲𝐜𝐭𝐨𝐩𝐡𝐢𝐥𝐞𝐬 • 2

361 40 0
                                    

bosan itu menyebalkan, tapi menunggu jauh lebih membosankan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bosan itu menyebalkan, tapi menunggu jauh lebih membosankan.

setelah dimarahi guru dan ditegur penanggungjawab tes, chris kini harus memenuhi janji dengan psikiater yang telah dibayar oleh keluarganya.

bukan karena chris memiliki gangguan kejiwaan atau trauma atau semacamnya, tapi untuk menghilangkan sikapnya yang masih tidak bisa diatur. chris sendiri tidak merasa dirinya seburuk itu hingga harus menemui psikiater, tapi demi sang mama, ia mau tidak mau harus pergi.

duduk di kursi tunggu klinik memang tidak lebih bosan dari duduk di kelas, tapi setidaknya di klinik tidak ada kertas yang harus dijawab. tapi tinggal satu yang kurang.

rokok.

chris merogoh kantong terdalam di tasnya, dan segera menyalakan sebatang setelah mengambil korek apinya di saku baju seragam.

menghabiskan sebatang rokok tidak butuh banyak waktu baginya, karena itu sekarang chris sudah bersiap menyalakan batang ketiga.

tidak peduli pandangan apa yang dilempar orang-orang padanya, chris tetap asik meniupkan asap rokok dari mulut dan sesekali dari hidung bangirnya.

"hey, tau tidak kalau klinik itu bukan tempat merokok?"

sepasang kaki bersepatu mirip converse berhenti tepat di hadapannya.

tidak mengubah posisi kepalanya yang sedang menunduk, chris hanya memutar bola matanya, berhenti saat melihat siapa yang mengatakan hal barusan. chris menatap orang tersebut dengan ekspresi yang tidak bisa dibaca.

hanya orang tidak dikenal.

tidak ada urusan dengannya. kalau orang lain saja tidak mempedulikannya, kenapa orang ini repot-repot menegurnya?

"apa?"

chris masih tidak menjawab. ia meneruskan aktivitasnya menghisap rokok lalu menyandarkan tubuhnya ke belakang. sungguh posisi yang sangat nyaman.

"orang-orang di sini terlalu baik sampai mereka membiarkanmu merokok di sini. jangan kau kira mereka masa bodoh dengan kelakuanmu hanya karena tidak ada yang menegurmu."

chris sedikit kaget. orang ini seperti membaca pikirannya.

"kau mau keluar sendiri atau perlukah kupanggilkan security?"

chris adalah orang yang mudah terbawa emosi, dan ini sudah cukup baginya. tapi meski saat ini dia jengkel karena kefrontalan pemuda di depannya ini, rasa itu harus dia redam. tapi ia membawa pisau lipatnya di saku tas kanan. tapi-

"namamu?"

pemuda itu terlihat bingung. ekspresi wajahnya berubah dari marah-jengkel-bingung-marah-bingung, dan mengulang perkataan chris. chris sendiri pun bingung kenapa dia mengatakan itu.

"namaku?"

chris melihat ke arahnya sejenak, lalu mengangguk.

"kau tanya namaku?" chris mendengar nada tidak percaya.

𝐧𝐲𝐜𝐭𝐨𝐩𝐡𝐢𝐥𝐞𝐬 • 𝐛.𝐜 × 𝐤.𝐬𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang