𝐧𝐲𝐜𝐭𝐨𝐩𝐡𝐢𝐥𝐞𝐬 • 13

145 14 0
                                    

sudah terlambat untuk menariknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sudah terlambat untuk menariknya.

kata-kata yang telah tersampaikan dengan penuh amarah yang entah ditujukan kepada siapa.

hanya satu tempat yang bisa chris ingat saat keadaan pikirannya seperti ini.

Huddie's Den.

bar yang terkenal di kalangan pekerja 'bawah tanah' sistem yang jarang diketahui orang awam. seperti namanya, bagai sarang binatang buas yang menantang orang tak berkepentingan yang mendekat. mereka dibuat lari terbirit-birit bahkan sebelum menginjakkan kaki di lantai hutan Crest yang mengelilingi Huddie.

chris mengenal pemiliknya.

"lihat siapa yang datang ini! the one and only christopher bleiz!"

siapa lagi kalau bukan pria rambut merah yang sedang membuka kedua lengan menyambut kedatangan chris yang sudah hampir tiga setengah tahun tidak berkunjung.

"apa kabar, hudson?"

keduanya berpelukan, lalu chris melepaskan diri terlebih dulu―tak ingin dirinya lepas kendali. ia sempat menggaet belati lengkap dengan sarung luarnya dari pajangan ruang tamu seo carrat.

"apa yang menurutmu bisa terjadi padaku di tempat sedamai ini, anak muda?

aku pun tak akan menyerah semudah itu."

chris melempar senyum miring, tentu saja tidak.

"berikan aku scotch saja," sambil duduk di stool terdekat dari pintu. hudson sendiri berjalan memutari meja pelayanan untuk masuk ke dapur dan menyiapkan sendiri pesanan chris.

tempat itu tidak berubah.

mungkin sedikit mengkilap karena lantai kayu dan mejanya dipoles ulang; dan ada pembatas berupa korden tipis di pintu kamar sewa.

sudah lama sejak chris 'menyewa' sesuatu di sana. tiga tahun sungguh terasa sangat cepat.

hudson keluar dengan membawa dua gelas scotch di atas nampan, seorang bartender yang wajahnya tidak asing bagi chris berjalan di belakangnya.

mungkin chris tidak akan mengenali wajah itu jika bukan karena mata birunya.

mata itu... chris tidak pernah lupa.

ivanna.

rambut merah, mata biru dan tajam. ivanna.

ivanna yang itu.

seketika memori chris bertahun-tahun lalu menyeruak berdesakan memasuki pikirannya. saat-saat dimana ia sangat naif, tidak mengerti apa yang dia dapat dari perbuatan yang sudah dianggapnya kebutuhan hidup saat itu.

awalnya semua berjalan mulus. chris puas, klien puas, semua bahagia.

namun saat ivanna mulai mencoba menghentikan pekerjaannya.

𝐧𝐲𝐜𝐭𝐨𝐩𝐡𝐢𝐥𝐞𝐬 • 𝐛.𝐜 × 𝐤.𝐬𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang