35. D-2

51 13 0
                                    

Hari ini hari terakhir ujian..

"akhirnya selesai juga." ucap Zee sambil melemaskan otot-ototnya yang kaku.

"jangan santai-santai dulu, hasilnya kan belum keluar." ucap Faye datar.

"ga seru lo, jadi kepikiran kan gue."

"guys, gue mau ngomong." Anya yang baru saja masuk pun mengalihkan keduanya yang kini berada di ruang tamu.

"yang lain mana??"

"Diva lagi di kamar mandi, Natasha sama Fila, nah tuh orangnya."

Keduanya baru saja datang dari halaman belakang

"kenapa Je??" tanya Natasha lalu duduk di sebelah Faye diikuti Fila di sebelahnya.

Diva yang baru saja keluar dari kamar mandi juga segera duduk.

"jadi, Rasha kan mau buka café, kalian dateng ya??"

"wah, yang bener," ucap Fila antusias.

"kapan??" tanya Zee.

"dua hari lagi."

"nanti gue juga minta tolong buat promosiin."

"siap itu mah" jawab Natasha

"oh iya, kalo bisa bawa pasangan masing-masing ya."

"oke sip." Fila yang pertama kali menyetujuinya,

"boleh, kalo Virgo mau tapi" ucap Zee juga.

"harus banget ya??" tanya Natasha.

"gue ga ada pasangan, gausa lah ya"

"itu si Saga lo anggap apa, intinya lo harus ajak Saga, kenalin lah ke kita-kita." ucap Zee yang membantah pernyataan Faye.

"eh tapi.." ucapan Fila tertahan, bagaimana dengan Diva, jelas bukan karena mereka LDR, tapi pacarnya yang bahkan tak ada kabar, yang lain seakan mengerti maksud Fila tanpa dia melanjutkan ucapannya, sementara Diva hanya diam.

***

Zee sudah siap-siap untuk pergi kerja, tapi malah ribut sama seseorang di luar.

"siapa lo??"

"gue—"

"gausa dijawab, disini ga nerima tamu cowo, mending lo pergi."

"galak banget sih lo. Gue kesini mau ketemu Diva."

"kan tadi gue udah bilang, ga nerima tamu cowo, lagian lo siapanya, denger ya, Diva tuh udah punya pacar, jadi—"

"gue pacarnya." Zee melebarkan matanya.

Apa tadi dia bilang, pacar??

Jadi orang di depannya ini Lenno??

Diva memang pernah menunjukkan foto Lenno, tapi itu sudah lama dan Zee tak mengingatnya. Lagipula untuk apa juga dia mengingatnya. Tentu saja supaya hal seperti ini tidak terjadi. Dasar Zee...

"eh, lo??"

"gue Lenno" ucap Lenno mengulurkan tangan
"lo temennya Diva??" tanyanya kemudian

Sementara itu di ruang tamu, Faye, Fila dan Natasha yang mendengar keributan dari luar pun segera keluar.

"ada apa Zee??" tanya Natasha.

"loh, ini Lenno bukan??" Faye malah bertanya pada cowo yang berdiri di depan Zee itu.

"ternyata ada yang kenal sama gue."
"iya gue Lenno, Diva nya ada ga??"

"bentar, gue panggilin dulu." Lenno mengangguk.

"lo bukannya lagi di Aussie??"

"bukannya udah dua bulan gaada kabar??"

"kok tiba-tiba disini??" Natasha menutup mulut Fila dengan tangannya supaya berhenti bertanya.

"diem napa."

"tau nih anak." Zee pun ikut kesal.

Tak lama, Diva datang diikuti Anya dan Faye di belakangnya.

"Lenno!!" serunya, yang dipanggil tersenyum. Diva mengerutkan keningnya lalu menghampiri Lenno. Satu pukulan cukup keras mengenai lengan kiri Lenno.

"rasain tuh, cewe nya jago bela diri malah cari gara-gara" ucap Anya

"yauda lah, mending bubar deh, bawa aja deh No Diva nya, Zee juga mau berangkat kan??"

"oh iya, hampir lupa, gue cabut ya, bye.." ucap Zee lalu segera pergi.

Keempat orang lainnya pun kembali masuk ke kosan, sementara Diva dan Lenno..

"sorry ya" ucap Lenno, meraih tangan Diva. Tapi si lawan bicara hanya diam.

Lenno menghela nafasnya pelan, sedikit terkekeh melihat pacarnya yang merajuk.

"yaudah, ayo ikut aku," Diva masih tak bergeming.

"ga kangen sama aku??" akhirnya Diva menatap manik mata Lenno. Lenno menaikkan satu alisnya seakan kembali bertanya.

Diva merapatkan bibirnya, kemudian mengangguk, Lenno kembali tersenyum, ia menggandeng tangan Diva ke arah motor.

"loh ini motornya ayah??" tanya Diva saat melihat motor berwarna hitam itu.

"iya, minjem." Jawab Lenno dengan cengiran khas nya.

THE SIX OF US [Completed]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن