Jawa Tengah | 23 Agustus 2021
By : GwenXylona-Pants-
Jaehyun menghembuskan napasnya lelah, ia mengusap rambut Haechan lembut "Maafin ya, Chan. Pelan-pelan ya?"
Haechan mengangguk "Sana Abang masuk, biar kita tunggu disini." usir cowok itu seraya mendorong pelan punggung Jaehyun untuk kembali masuk kedalam ruangan Jaemin.
Tiada hari tanpa lara, tiada tahun tanpa duka // emot nyengir:))
Pertama, gue minta maaf sama lo, Na. Suer demi apapun gue nggak sengaja robekin training adidas lo. Gue tahu itu harganya selangit, jadi kaga gue ganti soalnya nggak mampu. Maka dari itu maafkan abang gantengmu ini<3
Yang kedua, kemanusiaan yang adil dan beradap, tiga persatuan Indonesia, empat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, lima keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Gimana? Pinter kan gue? Pelajaran dari jaman TK masih ingat, tapi rumus logaritma jaman SMA ilang semua.
Sampai mana tadi? Oh iya, gue ini sayaaaaang banget sama lu. Saking sayangnya nggak ada tuh kata benci dalam kamus hidup gue ke lo. Gue sangat bersyukur lo masih disisi gue, gue harusnya berterimakasih sama kedua orangtua gue yang udah nyelametin orang baik kayak lo. Sekarang mau ya ketemu sama gue?
Orang ganteng empat bulan lamanya tertolak mulu, gue mau peluk cium muach sama lo hehe. Izinin kembarannya Zayn Malik ini masuk ya? Ayolah boleh kan? Boleh dong? Boleh lah!
Tertanda
Haechan ganteng boy"Sialan, bangsat!!"
Jaehyun mengerjap begitu mendengar umpatan adiknya, dia langsung mendekati Jaemin diatas brankar guna melihat surat ditangan Jaemin "Kenapa?" tanya si abang sedikit panik saat Jaemin melemparkan kertas dari Haechan itu. Ya ceritanya pas Haechan masuk, Jaemin menolaknya mentah-mentah, cowok itu tetap tidak mau bertemu dengan Haechan. Lalu Haechan mengalah, ia duduk di luar guna menunggu Jaehyun keluar juga setelah membujuk Jaemin.
Tidak lama Jaehyun keluar membawa pulpen dan kertas untuk Haechan, untuk penyampaiannya kepada Jaemin. Sekarang surat itu dibuang ke lantai oleh Jaemin, Jaemin sendiri menundukkan wajahnya untuk menghindari tatapan Jaehyun membuat Jaehyun dibaluri rasa takut yang berlebihan "Kenapa? Ngomong, jangan nunduk begini, ada apa?" namamya juga panik ya.
"Maaf"
"Loh? Kenapa sih, Dek?"
"Celana training dari Mas rusak kata Haechan, maaf."
Jaehyun tercengang, celana training darinya rusak? Itu celana yang ia berikan kepada Jaemin empat tahun lalu, hasil jerih payahnya sendiri dengan mengikuti marathon sepuluh kilo meter, itu pun masih kurang, Jaehyun rela menjadi pianis dadakan di sebuah cafe setiap malamnya untuk tambahan hanya untuk membelikan adik tercinta sebuah celana training. Padahal mah kalau mau Jaehyun bisa langsung beli menggunakan kartu hitam yang terselip di dompetnya, tetapi kala itu ia mau membelikan hadiah untuk Jaemin dengan hasil keringatnya sendiri.
Apapun akan Jaehyun lakukan untuk Jaemin, termasuk banting tulang demi celana, yang hamdallah juga uangnya waktu itu bisa buat beli hoodie ijo yang sekarang jadi kesayangannya Jaemin. Pokoknya dua benda itu adalah hadiah paling daebak yang pernah Jaemin terima dari Mas-nya.
"Nggak apa-apa, itu kan udah lama, wajar rusak." Jaehyun mengangkat dagu Jaemin "Sekarang mau ya ketemu sama Haechan? Diluar nggak hanya Haechan loh, Na. Ada Renjun sama Jeno juga, mau ya?" bujuknya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Linier [Babu Lee]
Fanfiction"Saya ini orang kaya 7 turunan 8 tikungan 9 tanjakan 10 belokan 11 nyemplung jurang, mati deh nyemplung jurang" - Opung yang maunya dipanggil Oppa. "Kita itu nggak tahu siapa mereka, Jun. Bahkan yang ada didekat lo pun, belum tentu lo tahu siapa dia...