Part 4

25 2 0
                                    

Senyuman itu.

Senyuman yang membuat Aska bisa melihat dunianya. Dunia yang sesungguhnya. Sungguh, senyumannya sangat candu. Walaupun dia tidak mengucapkan sepatah katapun, tapi lewat senyumannya itu bisa berbicara.

Disanalah Amel berdiri. Dengan senyuman yang sangat manis sambil bertepuk tangan.

Tuhan. Bisa tidak waktu ini dihentikan? Agar Aska tidak perlu merasa takut akan kehilangan senyum Amel.

"Lagi! Lagi! Lagi!" kemudian suara itu masuk ke dalam telinga Aska beserta tepuk tangan yang sangat meriah.

Aska membukukan badannya, mengucapkan terima kasih. Tidak menyangka bahwa pengunjung cafe ini menyukai pertunjukan yang telah ia lakukan. Kemudian Aska turun dari panggung dan menghampiri Amel yang masih menatap kagum dirinya.

"Biasa aja kali liatinnya." goda Aska, lagi lagi Amel tersenyum dengan tulus sambil bertepuk tangan bak anak kecil yang senang dibelikan hadiah.

"Keren banget! Gue suka." ucap Amel tulus memuji Aska.

"Dan pengunjung cafe juga keliatan suka banget." tambah Amel.

Tatapan mata Amel yang tulus itu membuat sisi lain Aska timbul. Detakan detakan yang berasal dari jantungnya, membuat Aska gelisah.

"Padahal gue engga latihan dulu itu."

"Iya deh, superstar emang beda haha." Aska tersenyum karna melihat Amel juga tersenyum. Rasanya senyuman Amel itu bisa menular.

***

"Lo mau balik kapan?" tanya Amel karna Amel masih melihat Aska yang belum juga pulang. Bukan, bukan maksud Amel mengusir Aska. Hanya saja rasanya aneh. Aska berada di Feel Good Cafe dari jam 3 sore. Dan sekarang sudah menunjukan pukul 8 malam.

"Udah selesai?" tanya Aska balik.

"Udah nih dikit lagi juga mau pulang."

"Lo bawa kendaraan?"

"Engga, nanti gue mau pesen taxi aja." ucap Amel sambil memasukan barang barangnya ke dalam tas.

"Ayo gue anterin." ucap Aska mendadak. Dan tentu saja membuat Amel terkejut.

"Eh ga usah, gue biasa pulang sendiri kok."

"Udah gak apa apa, sekalian jalan ini." akhirnya mau ga mau, Amel menyetujui ajakan Aska. Lagipula ia juga sudah lelah dan ingin cepat cepat pulang. Kalau ia memesan taxi, dia juga harus menunggu dulu.

"Ya udah deh, gue pamit dulu sama yang lain." Aska mengangguk.

"Gue tunggu diparkiran ya."

"Oke." Aska berjalan keluar dari cafe meninggalkan Amel yang ingin berpamitan dulu kepada yang lainnya.

Aska menendang kerikil kerikil yang berada dihadapannya sambil menunggu Amel keluar.

Drt drt.

Dapat Aska lihat itu adalah panggilan telepon dari Ricky.

"Halo?"

"Dimana lo?"

"Lagi diluar."

"Iya gue tau. Tapi dimana?"

"Di Feel Good."

"Feel Good?"

"Iya, Feel Good Cafe."

"Oh cafe yang tragedi lo ditumpahin kopi?"

"Iya. Tumben telepon, kenapa?"

"Gak apa-apa."

"Ya ilah baru sehari gak ketemu gue aja, udah kangen."

CelebrityWhere stories live. Discover now